Book of Amos oor Indonesies

Book of Amos

naamwoord

an Old Testament book telling Amos's prophecies

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

Kitab Amos

naamwoord

voorbeelde

What hope and comfort can be drawn from the book of Amos?
Harapan dan penghiburan apa dapat kita peroleh dari buku Amos?

7 The book of Amos paints a picture of a nation in decay, its outward appearance notwithstanding.
7 Buku Amos menggambarkan tentang sebuah bangsa yang bobrok, meskipun secara lahiriah tampak makmur.

What does the book of Amos, as well as other prophecies, say about the plundering of false religion?
Apa yang dikatakan buku Amos, maupun nubuat-nubuat lain, tentang penjarahan atas agama palsu?

• How does the book of Amos show that the execution of God’s judgment is selective?
• Bagaimana buku Amos memperlihatkan bahwa Allah melaksanakan penghakiman-Nya dengan selektif?

Striking examples of Jehovah’s pattern of dealing with wicked ones are found in the Bible book of Amos.
Beberapa contoh yang mencolok tentang pola tindakan Yehuwa terhadap orang fasik terdapat di buku Amos dalam Alkitab.

But the book of Amos also indicates that Jehovah’s judgment is selective.
Tetapi, buku Amos juga menunjukkan bahwa penghakiman dari Yehuwa itu selektif.

In Book of Amos Amos 1:12 it is named along with Bozrah, the capital of Edom.
Dalam Kitab Amos Amos 1:12:JPR tempat ini disebut bersama dengan Bosra, ibukota Edom.

6 That the book of Amos belongs in the Bible canon there can be no doubt.
6 Tidak diragukan bahwa buku Amos merupakan bagian kanon Alkitab.

As foretold in the book of Amos, Jehovah did not completely annihilate his people of ancient times.
Sebagaimana dinubuatkan dalam buku Amos, Yehuwa tidak memusnahkan umat-Nya secara menyeluruh pada zaman dahulu.

This is beautifully highlighted in the final chapter of the book of Amos.
Hal ini dengan indah ditonjolkan dalam pasal terakhir buku Amos.

Completed about 804 B.C.E. after the prophet’s return to Judah, the book of Amos is written in language that is simple but picturesque.
Buku Amos yang rampung sekitar tahun 804 SM, setelah sang nabi kembali ke Yehuda, ditulis dalam bahasa yang sederhana namun hidup.

The book of Amos, written sometime between 829 B.C.E. and 804 B.C.E., provides insight into God’s ability to foresee coming disasters, and it offers some timely warnings.
Buku Amos, yang ditulis antara tahun 829 S.M. dan 804 S.M., memberikan pengertian mengenai kesanggupan Allah untuk meramalkan malapetaka yang akan datang, dan buku ini memberikan peringatan yang tepat waktu.

22:40; Acts 15:16-18) You will note that the words quoted by James are somewhat different from those we find in the book of Amos today.
22:40; Kis. 15:16-18) Saudara akan melihat bahwa kata-kata yang dikutip Yakobus agak berbeda dengan apa yang kita baca sekarang di buku Amos.

As proof that this had been foretold, James then quoted a prophecy in the book of Amos in which Jehovah’s name appears.—Acts 15:2, 12-18; Amos 9:11, 12.
Sebagai bukti bahwa hal ini telah dinubuatkan, Yakobus kemudian mengutip kata-kata dari buku Amos, buku yang memuat nama Yehuwa.—Kisah 15:2, 12-18; Amos 9:11, 12.

As proof that this had been foretold, James then quoted a prophecy in the book of Amos in which Jehovah’s name appears. —Ac 15:2, 12-14; Am 9:11, 12.
Sebagai bukti bahwa hal ini telah dinubuatkan, Yakobus kemudian mengutip nubuat di buku Amos yang memuat nama Yehuwa.—Kis 15:2, 12-14; Am 9:11, 12.

Dr. A. Bentzen in the 1950s advanced his thesis that the first and second chapters of the book of Amos in the Old Testament “is modelled on cultic patterns, resembling the ritual behind the Egyptian Execration Texts.”
Dr. A. Bentzen di tahun 1950-an mengajukan tesis bahwa pasal pertama dan kedua kitab Amos dalam Perjanjian Lama "dimodelkan pada pola ibadat, menyerupai ritual di balik Naskah Eksekrasi Mesir."

That the book of Amos belongs in the Bible canon is established by Stephen’s paraphrase of three verses at Acts 7:42, 43 and James’ quotation from the book at Acts 15:15-18. [si p. 149 par.
Bahwa buku Amos termasuk dalam kanon Alkitab dibuktikan dengan disadurnya tiga ayat dari buku itu oleh Stefanus dalam Kisah 7:42, 43 dan Yakobus mengutip dari buku Amos dalam Kisah 15:15-18. [siIN h. 184 par.

Due to the lush vegetation on the sloped hillside, and many caves on the steeper side, Carmel became the haunt of criminals; Carmel was seen as a place offering an escape from God, as implied by the Book of Amos.
Karena banyaknya tumbuhan di lereng gunung yang landai dan gua-gua di bagian gunung yang curam, Karmel menjadi tempat persembunyian para kriminal; Karmel dipandang sebagai tempat pelarian dari Yahweh, sebagaimana tersirat dalam Kitab Amos.

(Amos 8:1, 2) [w07 10/1 “Jehovah’s Word Is Alive —Highlights From the Books of Joel and Amos”]
(Am. 8:1, 2) [w07 1/10 ”Firman Yehuwa Itu Hidup—Pokok-Pokok Penting Buku Yoel dan Amos”]

Og's destruction is told in Psalms 135:11 and 136:20 as one of many great victories for the nation of Israel, and the Book of Amos 2:9 may refer to Og as "the Amorite" whose height was like the height of the cedars and whose strength was like that of the oaks.
Penghancuran Og adalah kata dalam Mazmur 135:11 136:20 dan sebagai salah satu dari kemenangan besar banyak untuk bangsa Israel, dan Kitab Amos 02:09 mungkin mengacu pada Og sebagai "orang Amori" yang tingginya seperti ketinggian aras dan yang kekuatannya adalah seperti pohon ek.

Highlights From the Books of Joel and Amos
Pokok-Pokok Penting Buku Yoel dan Amos

The books of Hosea and Amos were written by prophets whose messages centered on this northern kingdom.
Buku Hosea dan Amos ditulis oleh nabi-nabi yang beritanya berpusat pada kerajaan sebelah utara ini.

To that end, what timely lessons we can learn from the Bible books of Joel and Amos! —Hebrews 4:12.
Untuk melaksanakannya, pelajaran yang bisa kita dapatkan dari buku Yoel dan Amos dalam Alkitab sungguh tepat waktu! —Ibrani 4:12.

This does not necessarily imply that Elisha had sought asylum there from any potential backlash, although the description in the Book of Amos, of the location being a refuge, is dated by textual scholars to be earlier than the accounts of Elisha in the Book of Kings, and according to Strabo it had continued to be a place of refuge until at least the first century.
Ini bukan berarti Elisa mengasingkan diri ke sana dari kemungkinan serangan balik, meskipun pemerian dalam Kitab Amos, mengenai lokasi itu sebagai tempat pengasingan, oleh para sarjana diberi tarikh lebih awal dari kisah Elisa dalam Kitab 2 Raja-raja, dan menurut Strabo terus menjadi tempat pengasingan sampai paling tidak abad pertama Masehi.

(See AMOS, BOOK OF.)
(Lihat AMOS, BUKU.)