Epistle to Philemon oor Indonesies

Epistle to Philemon

naamwoord

a New Testament book containing an epistle from Saint Paul to Philemon asking Philemon to forgive the slave for escaping

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

Surat Filemon

naamwoord

Soortgelyke frases

Epistle of Paul the Apostle to Philemon
Surat Filemon

voorbeelde

Paul wrote the Epistle to Philemon (see Philemon 1:1).
Paulus yang menulis surat kepada Filemon (lihat Filemon 1:1).

The Epistle to Philemon contains personal counsel from Paul regarding a situation with Philemon’s slave Onesimus.
Surat kepada Filemon berisikan nasihat pribadi dari Paulus mengenai situasi dengan budak Filemon, Onesimus.

The ornamented colophon of the Epistle to Philemon has been cut out.
Kolofon berhiasan dari Surat Filemon dipotong dan dibuang.

The epistle to Philemon is a private letter about Onesimus, a slave who had robbed his master, Philemon, and run away to Rome.
Surat kepada Filemon adalah sepucuk surat pribadi tentang Onesimus, budak yang telah merampok majikannya, Filemon, dan melarikan diri ke Roma.

Invite students to look for a truth as they study Paul’s Epistle to Philemon that can guide them in their interactions with fellow Church members.
Ajaklah siswa untuk mencari kebenaran sewaktu mereka menelaah Surat Paulus kepada Filemon yang dapat membimbing mereka dalam interaksi mereka dengan sesama anggota Gereja.

To prepare students to identify an additional truth illustrated in Paul’s epistle to Philemon, ask them to think about a time when someone offended or wronged them.
Untuk mempersiapkan siswa mengidentifikasi sebuah kebenaran tambahan yang diilustrasikan dalam surat Paulus kepada Filemon, mintalah mereka untuk memikirkan tentang suatu saat ketika seseorang menyinggung perasaan atau berbuat salah kepada mereka.

The Epistle to Philemon was prepared by Paul during the Apostle’s first imprisonment in Rome, around A.D. 60–62 (see Philemon 1:1, 9; Guide to the Scriptures, “Pauline Epistles,” scriptures.lds.org).
Surat kepada Filemon dipersiapkan oleh Paulus selama pemenjaraan Rasul tersebut yang pertama di Roma, sekitar 60–62 M (lihat Filemon 1:1, 9; Penuntun bagi Tulisan Suci, “Surat-Surat Paulus,” scriptures.lds.org).

Introduction to the Epistle of Paul to Philemon
Pendahuluan untuk Surat Paulus kepada Filemon

For example, Paul mentions that he is a prisoner in his Epistle to Philemon 1:7; based on this statement, J. A. T. Robinson argued that this captivity was Paul's imprisonment in Caesarea, while W. M. Ramsay identified this as Paul’s captivity in Rome, while others have placed the captivity in Ephesus.
Misalnya, Paulus menyebutkan bahwa ia berada dalam penjara dalam Surat Filemon 1:7; berdasarkan pernyataan ini, J. A. T. Robinson berpendapat bahwa surat itu ditulis ketika Paulus dipenjarakan di Kaisarea, sementara W. M. Ramsay berpendapat bahwa Paulus saat itu dipenjarakan di Roma, sedangkan yang lain menempatkannya di Efesus.

“I have always been uplifted by reading the short epistle of Paul to Philemon; it teaches us a principle and a spirit concerning gospel brotherhood.
“Saya selalu telah dibesarkan hatinya dengan membaca surat singkat Paulus kepada Filemon; itu mengajari kita suatu asas dan semangat mengenai persaudaraan Injil .

Fourteen epistles are credited to Paul including Philemon and Hebrews.
Keempat belas surat yang dikaitkan dengan Paulus mencakup Surat Filemon dan Ibrani.

“This epistle is a private letter about Onesimus, a slave who had robbed his master, Philemon, and run away to Rome” (Bible Dictionary, “Pauline Epistles”).
“Surat [ini] adalah sepucuk surat pribadi tentang Onesimus, budak yang telah merampok majikannya, Filemon, dan melarikan diri ke Roma” (Penuntun bagi Tulisan Suci, “Surat-Surat Paulus”).

Paul probably wrote the Epistle to the Colossians around the same time he wrote Philippians, Ephesians, and Philemon.
Paulus mungkin menulis Surat kepada Jemaat di Kolose sekitar waktu yang sama dia menuliskan Kitab Filipi, Efesus, dan Filemon.

However, most assume that it was written around A.D. 60–62, near the same time as Paul’s letters to the Philippians, the Colossians, the Ephesians, and Philemon (see Guide to the Scriptures, “Pauline Epistles,” scriptures.lds.org).
Meskipun demikian, kebanyakan beranggapan bahwa itu ditulis sekitar 60–62 M, di waktu yang sama dengan surat Paulus kepada jemaat di Filipi, Kolose, Efesus, dan Filemon (lihat Penuntun bagi Tulisan Suci, “Surat-Surat Paulus,” scriptures.lds.org).

He also wrote epistles, or letters, to the Ephesians, Philippians, and Colossians and to Timothy and Philemon while imprisoned in Rome.
Dia juga menulis epistel-epistel, atau surat-surat, kepada orang-orang Efesus, Filipi, dan Kolose serta kepada Timotius dan Filemon saat ditahan di Roma.

The Pauline epistles are arranged “by length, in descending order from the longest (Romans) to the shortest (Philemon).
Surat-surat Paulus diatur “berdasarkan panjangnya, dalam urutan yang menurun dari yang terpanjang (Roma) ke yang tersingkat (Filemon).

Irenaeus cites from most of the New Testament canon, as well as the noncanonical works 1 Clement and The Shepherd of Hermas; however, he makes no references to Philemon, 2 Peter, 3 John or Jude– four of the shortest epistles.
Ireneus mengutip dari hampir seluruh Kitab-kitab Perjanjian Baru, juga kitab-kitab non-kanon, misalnya "Surat 1 Klemens" dan "Gembala Hermas"; tetapi tidak ditemukan kutipan dari Surat Filemon, Surat 2 Petrus, Surat 3 Yohanes atau Surat Yudas– empat surat-surat terpendek.