First Council of Constantinople oor Indonesies

First Council of Constantinople

naamwoord

the second ecumenical council in 381 which added wording about the Holy Spirit to the Nicene Creed

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

Konsili Konstantinopel

naamwoord

Konsili Konstantinopel I

naamwoord

voorbeelde

Thus at the first Council of Constantinople, AD 448, 23 archimandrites or abbots sign, with 30 bishops.
Konsili Konstantinopel I, pada 448 Masehi, dihadiri 23 arkimandrit atau abbas, dan 30 uskup.

Marcian was summoned to the First Council of Constantinople of Constantinople in 381, but refused to retract his adherence of the Macedonian Christian sect.
Marcianus, dipanggil ke Konsili Konstantinopel I Konstantinopel pada tahun 381, tetapi menolak untuk menarik kembali keikutsertaannya pada sekte Kristen Makedonia.

The edict was followed in 381 by the First Council of Constantinople, which affirmed the Nicene Symbolum and gave final form to the Nicene-Constantinopolitan Creed.
Maklumat ini ditindaklanjuti pada tahun 381 oleh Konsili Konstantinopel I, yang menegaskan Symbolum Nicaenum (Kredo Nicea) dan memberikan bentuk akhirnya menjadi Kredo Nicea-Konstantinopel.

It quoted the Nicene Creed as adopted by the First Council of Nicaea in 325, not as added to and modified by the First Council of Constantinople in 381.
Sidang mengutip versi Syahadat Nikea yang diterima oleh Konsili Nikea I pada tahun 325, bukan versi yang sudah ditambah-tambahi dan dimodifikasi oleh Konsili Konstantinopel I pada tahun 381.

In 381, the First Council of Constantinople declared that "The Bishop of Constantinople shall have the primacy of honour after the Bishop of Rome, because it is New Rome" (canon iii).
Pasa tahun 381, Konsili Konstantinopel Pertama menyatakan bahwa "Uskup Konstantinopel harus memiliki primasi kehormatan sesudah Uskup Roma, karena Konstantinopel adalah Roma Baru" (kanon iii).

“The Nicene Creed is actually not the product of the First Council of Nicea (325) . . . but of the First Council of Constantinople (381),” says The New Westminster Dictionary of Church History.
”Kredo Nicea sebenarnya dihasilkan bukan pada Konsili Nicea Pertama (325) . . . melainkan pada Konsili Konstantinopel Pertama (381),” kata The New Westminster Dictionary of Church History.

The First Council of Constantinople (381) also says, "This is the Faith of our baptism that teaches us to believe in the Name of the Father, of the Son and of the Holy Spirit.
Konsili Konstantinopel I (381) juga menyampaikan, "Inilah Iman baptisan kita yang mengajarkan kita untuk percaya dalam Nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

These disagreements divided the Church into two opposing theological factions for over 55 years, from the time before the First Council of Nicaea in 325 until after the First Council of Constantinople in 381.
Perbedaan pendapat tersebut memisahkan Gereja menjadi dua faksi teologis selama lebih dari 55 tahun, dari masa sebelum Konsili Nicea I tahun 325 sampai setelah Konsili Konstantinopel I tahun 381.

According to churches that consider the decisions of ecumenical councils final, Trinitarianism was definitively declared to be Christian doctrine at the 4th-century ecumenical councils, that of the First Council of Nicaea (325), which declared the full divinity of the Son, and the First Council of Constantinople (381), which declared the divinity of the Holy Spirit.
Menurut gereja-gereja yang memandang keputusan konsili-konsili ekumenis adalah final, Trinitarianisme telah dinyatakan secara definitif sebagai doktrin Kristen atau Kristiani pada konsili-konsili ekumenis abad ke-14, yakni Konsili Nicea I (325), yang menyatakan keilahian sepenuhnya Putra, dan Konsili Konstantinopel I (381), yang menyatakan keilahian Roh Kudus.

553: Second Ecumenical Council of Constantinople condemned the errors of Origen of Alexandria, the Three Chapters, and confirmed the first four general councils.
553: Konsili Konstantinopel II mengutuk kekeliruan-kekeliruan Origenes, Tiga Bab, dan meneguhkan keempat konsili umum pertama.

The First Council of Ephesus, held in 431 in Theodosius's reign, involved two rival bishops: Nestorius, who was Archbishop of Constantinople, and Cyril, the Patriarch of Alexandria.
Konsili Efesus Pertama, yang diadakan pada tahun 431 dalam pemerintahan Theodosius, melibatkan dua uskup yang bersaing : Nestorius, yang adalah Uskup Agung Konstantinopel, dan Sirilus, Patriark Aleksandria.

The Oriental Orthodox churches (also called "Old Oriental" churches) are those eastern churches that recognize the first three ecumenical councils—Nicaea, Constantinople, and Ephesus—but reject the dogmatic definitions of the Council of Chalcedon and instead espouse a Miaphysite christology.
Gereja Ortodoks Oriental yang juga disebut Gereja Timur Lama merupakan persekutuan Gereja-Gereja yang menerima keputusan tiga Konsili Oikumene yang pertama (Konsili Nikea I, Konsili Konstantinopel I, dan Konsili Efesus) namun menolak dogma kristologi yang dirumuskan oleh Konsili Kalsedon, dan lebih memilih berpegang pada dogma kristologi Miafisit.

As developed by the first three general councils held by the church (Nicaea in 325 C.E., Constantinople in 381 C.E., Ephesus in 431 C.E.), the creed spoke of the “Holy Ghost . . . who proceedeth from the Father.”
Kredo yang dibentuk oleh tiga konsili umum yang pertama yang diadakan oleh gereja (Nicea pada tahun 325 S.M., Konstantinopel pada tahun 381 S.M., Efesus pada tahun 431 S.M.), menyebut tentang ”Roh Kudus . . . yang muncul dari Sang Bapa”.