First Epistle of Peter oor Indonesies

First Epistle of Peter

naamwoord

the first New Testament book traditionally attributed to Saint Peter the Apostle

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

I Petrus

naamwoord

Surat 1 Petrus

naamwoord

voorbeelde

The First Epistle of Peter has a similar statement: 1 Peter 1:22: ... for ye yourselves are taught of God to love one another.
Yang Surat Petrus yang Pertama memiliki pernyataan yang serupa: 1 Petrus 1:22: ... hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

The surviving leaf contains a small parts of the First Epistle of Peter 5:5-13, on one parchment leaf (14 cm by 10 cm).
Lembaran yang terlestarikan memuat sebagian kecil Surat Petrus yang Pertama 5:5-13, pada satu lembar perkamen (14 cm x 10 cm).

Unlike the First Epistle of Peter, which helped the Saints deal with external persecution, Peter’s Second Epistle addressed the internal apostasy that threatened the future of the Church.
Tidak seperti Surat Pertama Petrus, yang membantu para Orang Suci berurusan dengan penganiayaan eksternal, Surat Kedua Petrus membahas kemurtadan internal yang mengancam masa depan Gereja.

A theme found throughout the First Epistle of Peter is that through the Atonement of Jesus Christ, the Savior’s disciples can faithfully endure and respond to suffering and persecution.
Sebuah tema yang terdapat di seluruh surat pertama Petrus adalah bahwa melalui Pendamaian Yesus Kristus, para murid Juruselamat dapat dengan setia menanggung dan menanggapi penderitaan dan penganiayaan.

Introduction to the First Epistle General of Peter
Pendahuluan untuk Surat Pertama Petrus

6 I opened the Bible and read the athird and fourth chapters of the first epistle of Peter, and as I read I was greatly bimpressed, more than I had ever been before, with the following passages:
6 Aku membuka Alkitab dan membaca pasal ketiga dan keempat surat pertama Petrus, dan ketika aku membaca aku teramat terkesan, lebih daripada yang pernah aku rasakan sebelumnya, dengan petikan berikut:

He mentions the four gospels, Acts, the Pauline epistles with the exception of Hebrews and Philemon, as well as the first epistle of Peter, and the first and second epistles of John, and the book of Revelation.
Ia menyebutkan keempat Injil, Kisah, surat-surat Paulus (selain Ibrani dan Filemon), surat pertama Petrus, surat pertama dan kedua Yohanes, serta kitab Wahyu.

Unlike The Second Epistle of Peter, the authorship of which was debated in antiquity (see also Antilegomena), there was little debate about Peter’s authorship of The First Epistle of Peter until the advent of biblical criticism in the 18th century.
Tidak seperti Surat Kedua Petrus, kepengarangan yang diperdebatkan di zaman kuno (lihat juga Antilegomena), ada sedikit perdebatan tentang Peter penulis dari Surat Pertama Petrus sampai munculnya kritik alkitab pada abad ke-18.

Barker notes that a page number added to the head of the verso had been misread by Grenfell, the original editor, as 229, but is in fact 829 (or possibly 819); demonstrating that the scribe had already filled over 800 pages of text before reaching the First Epistle of Peter.
Barker mencatat bahwa satu nomor halaman ditambahkan ke bagian atas verso telah salah dibaca oleh Grenfell, editor asli, sebagai 229, tetapi pada kenyataannya 829 (atau mungkin 819); menunjukkan bahwa juru tulis sudah menulis lebih dari 800 halaman teks sebelum mencapai Surat Pertama Petrus.

The author of the First Epistle of Peter identifies himself in the opening verse as "Peter, an apostle of Jesus", and the view that the epistle was written by St. Peter is attested to by a number of Church Fathers: Irenaeus (140–203), Tertullian (150–222), Clement of Alexandria (155–215) and Origen of Alexandria (185–253).
Penulis Surat Pertama Petrus mengidentifikasi dirinya dalam ayat pembukaan sebagai "Petrus, rasul Yesus", dan keyakinan bahwa surat itu ditulis oleh St. Petrus dibuktikan oleh beberapa Bapa Gereja: Irenaeus (140-203), Tertulianus (150-222), Klemens dari Aleksandria (155-215) dan Origen dari Alexandria (185-253).

As to the apparent absence of any mention of Peter’s first epistle, this source continues: “The most probable hypothesis is that of the loss of a few words, perhaps a line, in which I Peter and the Apocalypse of John were named as received.”
Mengenai kenyataan tidak disebutkannya surat Petrus yang pertama, sumber ini melanjutkan: ”Hipotesis yang mungkin paling tepat ialah bahwa beberapa kata, mungkin satu baris, telah hilang, yaitu yang menyebutkan bahwa [buku] I Petrus dan Wahyu dari Yohanes telah diterima.”

The authorship of the Petrine epistles (First and Second Peter) is an important question in biblical criticism, parallel to that of the authorship of the Pauline epistles, since scholars have long sought to determine who were the exact authors of the New Testament letters.
Para penulis dari surat-surat Petrus (Pertama dan Kedua Petrus) adalah sebuah pertanyaan penting dalam kritik alkitab, sejajar dengan penulis dari surat-surat Paulus, karena para sarjana telah lama berusaha untuk menentukan siapa yang tepat penulis surat-surat Perjanjian Baru.

Apart from the Epistles of the Apostle Peter, the first example of this is the Letter of Pope Clement I (90-99?) to the Corinthians, in whose community there was grave dissension.
Selain surat-surat dari Rasul Petrus, contoh pertama dari surat gerejawi adalah surat Paus Klemens I (90-99?) kepada jemaat di Korintus.

It has a 24-book Old Testament and 24-book New Testament which provides syllable and line counts but omits Jude and James, and perhaps Hebrews, and seems to question the epistles of John and Peter beyond the first.
Daftar Cheltenham berisikan 24 kitab Perjanjian Lama dan 24 kitab Perjanjian Baru yang memuat perhitungan baris dan suku kata tetapi tidak mencantumkan Yudas dan Yakobus, dan mungkin Ibrani, serta tampaknya mempersoalkan surat-surat Yohanes dan Petrus selain yang pertama.

Peter wrote his first epistle from “Babylon,” which was probably Rome, soon after Nero’s persecutions of the Christians in A.D. 64.
Petrus menulis suratnya yang pertama dari “Babilon,” yang mungkin adalah Roma, segera setelah penganiayaan oleh Nero terhadap orang-orang Kristen pada tahun 64 M.

Explain that Peter wrote his First Epistle to strengthen and encourage the Saints as they experienced a crucible of affliction.
Jelaskan bahwa Petrus menuliskan suratnya yang pertama untuk memperkuat dan mendorong para Orang Suci sewaktu mereka mengalami ujian berat kesengsaraan.

First then must be put the holy quaternion of the Gospels; following them the Acts of the Apostles... the epistles of Paul... the epistle of John... the epistle of Peter...
Maka pertama-tama haruslah menempatkan angka empat yang suci dari Injil; setelahnya Kisah Para Rasul... surat-surat Paulus... surat Yohanes... surat Petrus...