Innocent XI oor Indonesies

Innocent XI

naamwoord

Italian pope from 1676 to 1689 whose papacy was marked by the struggle with Louis XIV of France over papal authority over French Catholics; known for saintliness and canonized in 1956 (1611-1689)

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

Benedetto Odescalchi

naamwoord

voorbeelde

He beatified Pope Innocent XI.
Ia melakukan beatifikasi Paus Innosensius XI.

The papal conclave of 1689 was convened after the death of Pope Innocent XI.
Konklaf Kepausan 1689 diadakan setelah kematian Paus Innosensius XI.

Quietism was condemned as heresy by Pope Innocent XI in 1687 in the papal bull Coelestis Pastor.
Ajaran Quietisme dikutuk sebagai ajaran sesat oleh Paus Innosensius XI pada tahun 1687 melalui ensiklik Coelestis Pastor.

Pope Innocent XI then “viewed the French Church as almost schismatic.”
Paus Innocent XI pada waktu itu ”memandang Gereja Prancis sebagai penyebab perpecahan”.

In 1679, Pope Innocent XI also weighed in by condemning "marital sex exercised for pleasure alone".
Pada tahun 1679, Paus Innosensius XI menegaskannya dengan mengutuk "hubungan seks dalam perkawinan yang dilakukan untuk kesenangan saja".

This ban was reiterated by Pope Innocent XI about 100 years later.
Larangan ini ditegaskan kembali oleh Paus Innocent XI kira-kira 100 tahun kemudian.

It led to the election of Benedetto Odescalchi as Pope Innocent XI.
Konklaf tersebut berakhir dengan terpilihnya Benedetto Odescalchi sebagai Paus Innosensius XI.

This was a beginning of what would become the Holy League, championed by Pope Innocent XI to preserve Christendom.
Persekutuan ini menjadi cikal bakal dari Liga Suci, yang diprakarsai oleh Paus Inosensius XI untuk mempertahankan eksistensi dunia Kristen.

Alexander VIII also undid another reform of Innocent XI by restoring the revenues of the former Chancery to the Vice-Chancellor, who was, at the time, his cardinal-nephew, Pietro Ottoboni.
Aleksander VIII juga tidak melaksanakan reformasi lainnya dari Innosensius XI dengan mengembalikan Kantor Kanselir kepada Wakil Kanselir, yang pada waktu itu merupakan kardinal keponakannya, Pietro Ottoboni.

However, Innocent XI backed down after thrice failing to achieve the support of the majority of his cardinals for a bull banning nepotism, which had been tediously composed between 1677 and 1686.
Namun, Innosensius XI dilengserkan setelah tiga kali gagal untuk menggalang dukungan mayoritas dari para kardinalnya untuk sebuah bulla yang melarang nepotisme, yang dikomposisikan antara tahun 1677 dan 1686.

Upon the liberation of Buda from the Ottoman Turks, Pope Innocent XI expanded King Saint Stephen's cult to the entire Roman Catholic Church in 1686, and declared 2 September his feast day.
Setelah pembebasan Buda dari Turki Utsmaniyah, Paus Innosensius XI memperluas kultus Raja Santo István kepada seluruh Gereja Katolik Roma pada tahun 1686, dan mengumumkan pada tanggal 2 September adalah hari perayaannya.

Pope Innocent XI (1676–1689) despised the practice and only accepted his election as Pope after the College of Cardinals consented to his plans for reform, which included a ban on nepotism.
Paus Innosensius XI (1676–1689) menentang praktik tersebut dan hanya menerima pemilihannya sebagai Paus setelah Dewan Kardinal menyetujui rencananya untuk melakukan reformasi, yang meliputi sebuah pelarangan terhadap nepotisme.

Innocent XI refused entreaties from within the papal court to bring his only nephew, Livio Odescalchi, the prince of Sirmio, to Rome, although he did elevate Carlo Stefano Anastasio Ciceri, a distant relative, cardinal on September 2, 1686.
Innosensius XI menolak bersepakat dengan dewan kepausan untuk mengirim keponakan tunggalnya, Livio Odescalchi, pangeran Sirmio, ke Roma, meskipun ia mengangkat Carlo Stefano Anastasio Ciceri, seorang kerabat jauh, menjadi seorang kardinal pada 2 September 1686.

When, in the 17th century, Francis Torreblanca approved abortions aimed merely at saving a woman's good name, the Holy Office (what is now called the Congregation for the Doctrine of the Faith), at that time headed by Pope Innocent XI, condemned the proposition that "it is lawful to procure abortion before ensoulment of the fetus lest a girl, detected as pregnant, be killed or defamed."
Pada abad ke-17, ketika Francisco Torreblanca menyetujui aborsi yang ditujukan sekadar untuk menyelamatkan nama baik seorang wanita, Biro Suci (yang sekarang disebut Kongregasi Ajaran Iman), yang pada waktu itu dipimpin oleh Paus Innosensius XI, mengutuk proposisi tersebut yang menyatakan bahwa "adalah sah melakukan aborsi sebelum pemerolehan jiwa pada janin agar jangan seorang perempuan, yang didapati hamil, dibunuh atau tercemar reputasi baiknya".

Six papal conclaves were held in the Palais, leading to the elections of Benedict XII in 1334, Clement VI in 1342, Innocent VI in 1352, Urban V in 1362, Gregory XI in 1370 and Antipope Benedict XIII in 1394.
Enam konklaf kepausan diadakan di Palais, yang membuat terpilihnya Benediktus XII pada 1334, Klemens VI pada 1342, Innosensius VI pada 1352, Urbanus V pada 1362, Gregorius XI pada 1370 dan Anti-Paus Benediktus XIII pada 1394.

"Nepotism" Until Innocent XII, the only other exceptions were popes who did not appoint cardinals: Pius III, Marcellus II, Urban VII, Leo XI) and Adrian VI (who appointed one cardinal).
"Nepotism" ^ Sampai Innosensius XII, satu-satunya pengecualian lainnya merupakan paus yang tidak melantik kardinal: Pius III, Marsellus II, Urbanus VII, Leo XI) dan Adrianus VI (yang melantik satu kardinal). ^ Vidmar, John.