Innocent XII oor Indonesies

Innocent XII

naamwoord

Italian pope from 1691 to 1700 who abolished nepotism within the church hierarchy and was universally loved for his charity and piety

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

Antonio Pignatelli

naamwoord

voorbeelde

The practice was finally limited when Pope Innocent XII issued the bull Romanum decet Pontificem, in 1692.
Praktik seperti ini akhirnya diakhiri oleh Paus Innosensius XII yang mengeluarkan bulla kepausan Romanum decet pontificem pada tahun 1692.

1691: Pope Innocent XII declares against nepotism and simony.
1691: Paus Innosentius XII mengeluarkan pernyataan menentang nepotisme dan simoni.

Two Archbishops of Naples have been elected Pope, Paul IV and Innocent XII.
Dua Uskup Agong Napoli terpilih menjadi Paus, Paulus IV dan Innosensius XII.

Ottoboni was the last person to hold the curial office of Cardinal-nephew, which was abolished by Alexander's successor, Pope Innocent XII, in 1692.
Ottoboni adalah orang terakhir yang memegang jabatan Kardinal keponakan, yang kemudian dihapuskan oleh pengganti Aleksander VIII, Paus Innosensius XII, pada 1692.

In 1694, Innocent XII's series of reforms was concluded with an expensive campaign to eliminate the "venality" of offices while reimbursing their current holders.
Pada 1694, serangkaian reformasi Innosensius XII dilakukan dengan kampanye khusus untuk menyingkirkan "venalitas" jabatan serta menggantikan para pemegang jabatan pada masa itu.

"Nepotism" Until Innocent XII, the only other exceptions were popes who did not appoint cardinals: Pius III, Marcellus II, Urban VII, Leo XI) and Adrian VI (who appointed one cardinal).
"Nepotism" ^ Sampai Innosensius XII, satu-satunya pengecualian lainnya merupakan paus yang tidak melantik kardinal: Pius III, Marsellus II, Urbanus VII, Leo XI) dan Adrianus VI (yang melantik satu kardinal). ^ Vidmar, John.

From the middle of the Avignon Papacy (1309–1377) until Pope Innocent XII's anti-nepotism bull (a papal charter), Romanum decet pontificem (1692), a pope without a cardinal-nephew was the exception to the rule.
Dari pertengahan masa Kepausan Avignon (1309–1377) sampai bulla (sebuah piagam kepausan) anti-nepotisme buatan Paus Innosensius XII, Romanum decet pontificem (1692), seorang paus tanpa kardinal keponakan merupakan pengecualian pada aturan tersebut.

From the Avignon Papacy (1309–1377) until Pope Innocent XII's anti-nepotism bull, Romanum decet pontificem (1692), nearly every pope who appointed cardinals appointed at least one relative to the College of Cardinals, including every Renaissance-era pope.
Dari Kepausan Avignon (1309–1377) sampai bulla anti-nepotisme dari Paus Innosensius XII, Romanum decet pontificem (1692), hampir setiap Paus yang menunjuk kardinal yang sedarah dari Dewan Kardinal, termasuk setiap Paus era Renaisans.

Pope Innocent XII (1691–1700) issued a papal bull on June 22, 1692, Romanum decet pontificem, banning the office of Cardinal Nephew, limiting his successors to elevating only one cardinal relative, eliminating various sinecures traditionally reserved for cardinal-nephews, and capping the stipend or endowment the nephew of a Pope could receive to 12,000 scudi.
Paus Innosensius XII (1691–1700) mengeluarkan sebuah bulla kepausan pada 22 Juni 1692, Romanum decet pontificem, mencekal jabatan Kardinal Keponakan, membatasi para penerusnya agar hanya mengangkat satu kardinal kerabat, menyingkirkan berbagai sinecure yang biasanya diberikan kepada kardinal keponakan, dan membekukan stipendium atau dukungan keuangan yang seorang Paus berikan kepada keponakan tersebut dengan jumlah 12,000 scudi.

Therefore, there is no man, no society, no human authority, no science, no “indication” at all whether it be medical, eugenic, social, economic, or moral that may offer or give a valid judicial title for a direct deliberate disposal of an innocent human life... --- Pope Pius XII, Address to Midwives on the Nature of Their Profession Papal Encyclical, October 29, 1951.
Dengan demikian, tidak ada orang, tidak ada masyarakat, tidak ada otoritas manusia, tidak ada ilmu pengetahuan, tidak ada "indikasi" mana pun entah itu secara medis, eugenika, sosial, ekonomi, ataupun moral, yang dapat menawarkan atau memberikan suatu label yudisial yang sahih atas suatu pembuangan secara langsung satu kehidupan manusia yang tak bersalah. --- Paus Pius XII, "Sambutan kepada Para Bidan mengenai Hakikat Profesi Mereka", Ensiklik Kepausan, 29 Oktober 1951.

Six papal conclaves were held in the Palais, leading to the elections of Benedict XII in 1334, Clement VI in 1342, Innocent VI in 1352, Urban V in 1362, Gregory XI in 1370 and Antipope Benedict XIII in 1394.
Enam konklaf kepausan diadakan di Palais, yang membuat terpilihnya Benediktus XII pada 1334, Klemens VI pada 1342, Innosensius VI pada 1352, Urbanus V pada 1362, Gregorius XI pada 1370 dan Anti-Paus Benediktus XIII pada 1394.

After the Roman Pope Innocent VII died in 1406, the newly elected Roman Pope, Gregory XII, started negotiations with Benedict, suggesting that they both resign so a new Pope could be elected to reunite the Catholic Church.
Setelah Sri Paus Roma Paus Innosensius VII wafat pada tahun 1406, Sri Paus yang baru, Paus Gregorius XII, memulai negosiasi dengan Benediktus XIII, menawarkan pilihan agar mereka berdua mengundurkan diri sehingga Sri Paus yang baru bisa terpilih untuk menyatukan kembali Gereja Katolik.