Tycho Brahe oor Indonesies

Tycho Brahe

naamwoord

Danish astronomer whose observations of the planets provided the basis for Kepler's laws of planetary motion (1546-1601)

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

Brahe

naamwoord

Now he decided to accept Tycho Brahe's open invitation.
Sekarang dia memutuskan untuk menerima Tycho Brahe terbuka undangan.

Tycho Brahe

naamwoord

Now he decided to accept Tycho Brahe's open invitation.
Sekarang dia memutuskan untuk menerima Tycho Brahe terbuka undangan.

Tyco Brahe

naamwoord

voorbeelde

That man was Tycho Brahe who, coincidentally, had recently written Kepler to come and join him.
Orang itu adalah Tycho Brahe Yang, kebetulan, baru-baru ini ditulis Kepler untuk datang dan bergabung dengannya.

Now he decided to accept Tycho Brahe's open invitation.
Sekarang dia memutuskan untuk menerima Tycho Brahe terbuka undangan.

Šindel's astronomical tables and maps were allegedly still used by Tycho Brahe.
Tabel dan peta astronomi Šindel kabarnya masih dipakai oleh Tycho Brahe.

In 1597, famous Danish astronomer Tycho Brahe left his native country after disagreements with the Danish nobility and King Christian IV.
Pada tahun 1597, astronom Denmark Tycho Brahe meninggalkan negeri asalnya setelah berselisih dengan para bangsawan di sana dan Raja Christian IV.

Early European astronomers such as Tycho Brahe identified new stars in the night sky (later termed novae), suggesting that the heavens were not immutable.
Astronom-astronom awal seperti Tycho Brahe berhasil mengenali ‘bintang-bintang baru’ di langit (kemudian dinamakan novae) menunjukkan bahwa langit tidaklah kekal.

In developing the law of universal gravitation, Isaac Newton built upon Copernicus' work as well as observations by Tycho Brahe and Johannes Kepler's laws of planetary motion.
Dalam mengembangkan hukum gravitasi universal, Sir Isaac Newton berdasar pada karya Copernicus serta pengamatan oleh Tycho Brahe dan hukum gerak planet Johannes Kepler.

After years of calculation, he believed he'd found the values for a Martian circular orbit which matched ten of Tycho Brahe's observations within two minutes of arc.
Setelah bertahun-tahun perhitungan, ia percaya ia telah menemukan nilai-nilai Untuk orbit lingkaran Mars yang cocok Sepuluh pengamatan Tycho Brahe's dalam waktu dua menit busur.

During the seventeenth century, Tycho Brahe measured the diurnal parallax of Mars that Johannes Kepler used to make a preliminary calculation of the relative distance to the planet.
Selama abad ke-17, Tycho Brahe mengukur paralaks diurnal Mars, yang selanjutnya digunakan Johannes Kepler untuk menghitung jarak relatif ke planet tersebut.

Kepler was married to his work and every tedious mile was bringing him closer to the great Tycho Brahe, whose observations he devoutly hoped, would confirm his theory.
Kepler menikah dengan karyanya Dan setiap mil membosankan itu membawa dia lebih dekat Ke Tycho Brahe besar, pengamatan yang Ia saleh berharap, akan mengkonfirmasi teorinya.

Johannes Kepler analysed Tycho Brahe's famously accurate observations and afterwards constructed his three laws in 1609 and 1619, based on a heliocentric view where the planets move in elliptical paths.
Johannes Kepler,setelah menganalisis pengamatan akurat Tycho Brahe, menyusun ketiga hukum gerakan planetarinya (Hukum Gerakan Planet Kepler (Kepler's laws of planetary motion) pada tahun 1609 dan 1619, berdasarkan pandangan heliosentrik di mana gerakan planet-planet dalam jalur eliptik.

So when a comet made famous by Danish astronomer Tycho Brahe was visible in the night sky, Katharina Kepler got her six-year-old son, Johannes, out of bed to see it.
Maka, pada suatu malam, sewaktu sebuah komet yang dipopulerkan oleh astronom Denmark Tycho Brahe terlihat di langit, Katharina Kepler membangunkan putranya, Johannes, yang berusia enam tahun untuk menyaksikan komet itu.

Nilakantha Somayaji's astronomical treatise the Tantrasangraha similar in nature to the Tychonic system proposed by Tycho Brahe had been the most accurate astronomical model until the time of Johannes Kepler in the 17th century.
Risalah astronomi Nilakantha Somayaji yaitu Tantrasangraha mirip dengan sistem Tychonic yang diajukan oleh Tycho Brahe telah menjadi model astronomi paling akurat sampai pada masa Johannes Kepler pada abad ke-17.

The couple were married formally at the Bishop's Palace in Oslo on 23 November and returned to Scotland on 1 May 1590, after stays at Elsinore and Copenhagen and a meeting with Tycho Brahe.
Pasangan itu menikah secara resmi di Oslo Bispeborg pada tanggal 23 November dan kembali ke Skotlandia pada tanggal 1 Mei 1590, setelah tinggal di Helsingør dan Kopenhagen dan pertemuan dengan Tycho Brahe.

This was a factor in the choice of the crater's name when Giovanni Riccioli was creating his system of lunar nomenclature, as Kepler used the observations of Tycho Brahe while devising his three laws of planetary motion.
Hal ini adalah salah satu faktor pemilihan nama kawah pada saat Giovanni Riccioli menyusun sistem penamaan fitur-fitur di Bulan, karena Kepler menggunakan hasil pengamatan Tycho Brahe ketika menurunkan tiga hukumnya mengenai gerak planet.

The Tychonic system (or Tychonian system) is a model of the Solar System published by Tycho Brahe in the late 16th century, which combines what he saw as the mathematical benefits of the Copernican system with the philosophical and "physical" benefits of the Ptolemaic system.
Sistem Tychonik (bahasa Inggris: Tychonic system atau Tychonian system) adalah suatu model tata surya yang dipublikasikan oleh Tycho Brahe pada akhir abad ke-16 yang mengkombinasikan hasil pengamatannya dengan perhitungan matematika yang mendukung sistem Kopernikan dengan kelebihan filsafat dan fisika dari sistem Ptolemaik.

As a result, Ptolemaics abandoned the idea that the epicycle of Venus was completely inside the Sun, and later 17th century competition between astronomical cosmologies focused on variations of Tycho Brahe's Tychonic system (in which the Earth was still at the center of the universe, and around it revolved the Sun, but all other planets revolved around the Sun in one massive set of epicycles), or variations on the Copernican system.
Akibatnya, pada sistem Ptolemaik pandangan bahwa epicycle Venus sepenuhnya di dalam matahari ditinggalkan, dan kemudian pada abad ke-17 kompetisi antara kosmologi astronomi berfokus pada variasi sistem Tychonik yang dikemukakan oleh Tycho Brahe, di mana Bumi masih menjadi pusat alam semesta, dikitari oleh matahari, tetapi semua planet lain berputar mengelilingi matahari sebagi suatu himpunan epicycle masif), atau variasi-variasi Sistem Kopernikan.