elegiac oor Indonesies

elegiac

/ˌɛləˈdʒaɪˌæk/, /ˌɛləˈdʒaɪək/ adjektief, naamwoord

Of, or relating to an elegy.

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

sedih

adjektief

voorbeelde

These political marriages were summed up in the following Latin elegiac couplet: Bella gerant aliī, tū fēlix Austria nūbe/ Nam quae Mars aliīs, dat tibi regna Venus, "Let others wage war, but thou, O happy Austria, marry; for those kingdoms which Mars gives to others, Venus gives to thee."
Pernikahan politik itu disimpulkan di dalam Latin yang berikut ini elegiac couplet: Bella gerant aliī, tū fēlix Austria nūbe/ Nam quae Mars aliīs, dat tibi regna Venus, "Biarkan yang lainnya berperang, namun engkau, Austria yang berbahagia, menikah; untuk kerajaan-kerajaan yang diberikan Mars kepada yang lainnya, Venus memberikannya kepadamu."

The mass closure of stations during the 1960s can evoke a nostalgic response in British culture, as expressed in the elegiac song "Slow Train" written by Flanders and Swann, which lists a number of railway stations across Britain and laments their demise.
Penutupan massal stasiun selama 1960-an dapat membangkitkan respons nostalgia dalam budaya Inggris, seperti yang diungkapkan dalam lagu elegi "Slow Train" yang diciptakan oleh Flanders and Swann, yang mencantumkan sejumlah stasiun kereta api di seluruh Inggris dan menyesali nonaktifnya stasiun-stasiun itu.

His poetry, notably his elegiac poem Demeter, was highly respected by later ancient poets.
Puisinya, terutama dalam sajak puisi Demeter, sangat dihormati oleh para penyair kuno.

About thirty fragments of Philitas' poetry are known, along with four definite titles: Demeter, Philitas' most famous work, consisted of elegiac couplets, or couplets in the elegiac meter.
Sekitar tiga puluh fragmen puisi Philitas yang telah diketahui, dengan empat judul pasti: Demeter, karyanya yang paling terkenal, yang terdiri dari kuplet bersifat sajak sedih, atau bait dalam sajak meter.

He wrote a total of 1,561 epigrams, of which 1,235 are in elegiac couplets.
Secara keseluruhan, ia menulis 1.561 epigram, dan 1.235 dari antaranya merupakan kuplet elegi.

The Suda claims that Pittacus wrote a prose work about laws and also an elegiac poem of 600 lines.
Suda menyatakan bahwa Pittakus menulis sebuah karya prosa tentang undang-undang dan juga sebuah puisi elegiak 600 baris.

Sextus Propertius was a Latin elegiac poet of the Augustan age.
Sextus Propertius adalah seorang penyair Latin dari zaman Augutan.

His poetry was mentioned or briefly quoted by Callimachus and by other ancient authors, and his poetic reputation endured for at least three centuries, as Augustan poets identified his name with great elegiac writing.
Puisinya disebutkan atau dikutip sementara oleh Callimachus dan oleh penulis kuno lainnya, dan reputasi puitisnya bertahan selama setidaknya tiga abad, sebagai penyair Augustan diidentifikasi nama-nya dengan menulis bersifat sajak sedih.

Peter is known to have written three poems because he lists them all at the end of De balneis Puteolanis in the following elegiac couplets: The second poem of the three listed here, the mira Federici gesta ("remarkable deeds of Frederick") is lost.
Petrus diketahui telah menulis tiga puisi karena ia mencantumkan semuanya pada akhir De balneis Puteolanis dalam bait sajak yang berikut: Puisi kedua dari tiga yang tercantum di sini, mira Federici gesta ("tindakan luar biasa Friedrich") hilang. ^ In current medieval Latin; more correctly Petrus Eburensis.

The 1st century AD rhetorician Quintilian ranked Philitas second only to Callimachus among the elegiac poets.
Abad-1 M pidato Quintilian menempatkan Philitas pada tempat kedua setelah Callimachus antar penyair ratapan.