femme oor Indonesies

femme

/fɛm/ naamwoord

(archaic, rare) A woman, a wife, particularly in heraldry.

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

wanita

naamwoord

Arlene... you wanna weigh in, please on the subject of la femme Robinson over there?
Arlene... maukah kau pertimbangkan Soal wanita yang di sana?

Soortgelyke frases

femme fatale
pemikat · penggoda

voorbeelde

She femme-fataled me.
Dia ( Lyra ) membuatku hancur.

But the most influential telling of all was in La Fontaine's Fables as "The drowned wife" (La femme noyée, III.16).
Namun penceritaan paling berpengaruh dari semuanya adalah dalam Fabel La Fontaine dengan judul "Istri tenggelam" (La femme noyée, III.16).

24 Hours in the Life of a Woman (French: Vingt-Quatre Heures de la vie d'une femme) is a 1968 French drama film directed by Dominique Delouche, based on the novella Twenty-Four Hours in the Life of a Woman by Stefan Zweig.
24 Hours in the Life of a Woman (bahasa Prancis: Vingt-Quatre Heures de la vie d'une femme) adalah film Prancis produksi tahun 1968 berrgenre drama yang disutradarai oleh Dominique Delouche, berdasarkan naskah skenario yang ditulis oleh Stefan Zweig dan Dominique Delouche, diangkat dari novel Twenty-Four Hours in the Life of a Woman karya Stefan Zweig.

The play sparked the protest called the "Quarrel of L'École des femmes".
Pentas tersebut menimbulkan sebuah protes yang disebut "Quarrel of L'École des femmes."

He has achieved international acclaim for his films 8 femmes (2002) and Swimming Pool (2003).
Ia meraih sambutan mancanegara untuk film-filmnya 8 femmes (2002) dan Swimming Pool (2003).

Brian Ritchie of Violent Femmes was also an early user of acoustic bass guitars.
Brian Ritchie dari Violent Femmes juga merupakan pengguna awal dari gitar bass akustik.

Where is your femme-fatale Shanno?
Dimana Shanno kesayanganmu?

“Femme à la mangue” (Woman With Mango), original at top, along with a copy made by Claude and Viera Farina, who are shown below in their studio in Atuona
”Femme à la mangue” (Wanita dengan Mangga), yang asli di atas, dan reproduksinya, karya Claude dan Viera Farina, yang terlihat dalam gambar bawah di studio mereka di Atuona

Couldn't sleep, then I remembered sole bonne femme needs sole.
Tak bisa tidur, lalu aku ingat Sole Bonne Femme butuh Sole.

The same year he premiered L'École des femmes (The School for Wives), subsequently regarded as a masterpiece.
Pada tahun yang sama dia mementaskan L'École des Femmes (The School for Wives), yang langsung dianggap sebagai sebuah adikarya.

A Man and a Woman (French: Un homme et une femme) is a 1966 French film written and directed by Claude Lelouch and starring Anouk Aimée and Jean-Louis Trintignant.
A Man and a Woman (bahasa Prancis: Un homme et une femme) adalah sebuah film Prancis 1966 yang ditulis dan disutradarai oleh Claude Lelouch dan dibintangi oleh Anouk Aimée dan Jean-Louis Trintignant.

The myth of the femme fatale or "poison women" of the 19th century is believed to be partly derived from the devastation of syphilis, with classic examples in literature including John Keats' La Belle Dame sans Merci.
Mitos femme fatale atau "perempuan beracun" dari abad ke-19 diyakini berasal dari penderitaan akibat sifilis, dengan contoh klasik dalam kesusastraan termasuk John Keats' La Belle Dame sans Merci.

On their first anniversary, in July 2011, they released it as part of an EP "HOMME," and again as part of a mini-album "Pour les femmes" in 2014.
Pada tahun 2011, saat ulang tahun pertamanya, mereka merilis singel itu kembali dan menjadi bagian dari album mini "HOMME," dan kembali meliris sebagai bagian dari mini album "Pour les femmes" tahun 2014.

The concept of the music video was influenced by film noir and portrays a femme fatale image.
Konsep video musik dipengaruhi oleh film Noir dan menggambarkan gambar femme fatale.

"""Desiring Bodies or Defiant Cultures: Butch-Femme Lesbians in Jakarta and Lima."""
Wieringa, Saskia E. 1999a “Desiring Bodies or Defiant Cultures: Butch-Femme Lesbians in Jakarta and Lima.”

It popularised the word vamp (short for vampire), which describes a femme fatale who causes the moral degradation of those she seduces, first fascinating and then exhausting her victims.
Film tersebut mempopulerisasikan istilah "vamp" (kependekan untuk vampire), merujuk kepada seorang femme fatale yang menyebabkan kejatuhan moral terhadap orang-orang yang ia dekati, mula-mula membius dan kemudian menghasut para korbannya.

It's a male hand, or a not very femme female.
Ini tangan laki-laki, Atau bukan tangan wanita yang kurus.

Femme Fatale became Spears's first album in which three of its songs reached the top ten of the chart.
Femme Fatale menjadi album pertama Spears yang tiga lagunya dari satu album berada disepuluh besar ditangga lagu tersebut.

The film stars Humphrey Bogart as private investigator Sam Spade and Mary Astor as his femme fatale client.
Film tersebut dibintangi oleh Humphrey Bogart sebagai investigator swasta Sam Spade dan Mary Astor sebagai klien femme fatale-nya.

“Femmes de Tahiti” or “Sur la plage” (Tahitian Women or On the Beach)
”Femmes de Tahiti” atau ”Sur la plage” (Wanita Tahiti atau Di Pantai)

The contest was called "La plus belle femme de France" – "The most beautiful woman of France".
Kontes ini dinamakan "La plus belle femme de France" – "Wanita tercantik dari Prancis".

She has been nominated 3 times for the Genie Award for Best Achievement in Direction for her films A Woman in Transit (La Femme de l'hôtel) (1984), Desire in Motion (Mouvements du désir) (1994), and Set Me Free (Emporte-moi) (1999).
Ia dinominasikan sebanyak 3 kali pada Penghargaan Genie untuk Prestasi Terbaik dalam Penyutradaraan untuk film-filmnya La Femme de l'hôtel (1984), Mouvements du désir (1994), dan Emporte-moi (1999).

The film is a domestic horror thriller telling of a family's destruction by the introduction of a sexually predatory femme fatale into the household.
Film ini adalah film horor thriller yang menceritakan kehancuran keluarga dengan memperkenalkan femme fatale pemangsa seksual ke dalam rumah tangga.

The femme-fatale is a theme repeated in many of Tanizaki's early works, including Kirin (1910), Shonen ("The Children", 1911), Himitsu ("The Secret," 1911), and Akuma ("Devil", 1912).
Tema-tema femme fatale kembali diulanginya dalam banyak karya-karya awal Tanizaki, termasuk di antaranya: Kirin (1910), Shonen ("The Children", 1911), Himitsu ("The Secret," 1911), dan Akuma ("Devil", 1912).

On the artistic side he responded with two lesser-known works: La Critique de "L'École des femmes", in which he imagined the spectators of his previous work attending it.
Dari sisi artistik Molière menanggapinya dengan dua karya yang tidak terlalu dikenal: La Critique de "l'École des Femmes", di mana dia membayangkan para penonton karya-karyanya sebelumnya hadir di situ.