labialize oor Indonesies

labialize

werkwoord

(transitive) To round, make (a sound, notably a consonant) labial.

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

membundarkan

werkwoord

Soortgelyke frases

labial consonant
Konsonan bibir

labial
labial

voorbeelde

In phonetics, a bilabial consonant is a labial consonant articulated with both lips.
Dalam ilmu fonetika, konsonan bilabial (disebut pula sebagai konsonan dwibibir) adalah konsonan yang diartikulasi menggunakan kedua belah bibir.

It has a labial sound similar to the English “b” when a dot is placed in the middle of this Hebrew character to harden the letter’s pronunciation.
Huruf ini memiliki bunyi labial yang mirip dengan ”b” dalam bahasa Indonesia apabila titik ditaruh di tengah-tengah huruf Ibrani ini untuk memberikan tekanan pada pengucapannya.

With most other manners of articulation, the norm are bilabial consonants (which together with labiodentals, form the class of labial consonants). is quite common, but in all or nearly all languages in which it occurs, it occurs only as an allophone of /m/ before labiodental consonants such as /v/ and /f/.
Dibandingkan dengan cara artikulasi lainnya, konsonan bilabial terjadi lebih sering (yang secara bersamaan membentuk jenis konsonan labial). terjadi cukup sering, namun dalam hampir keseluruhan bahasa dimana terjadi, ia hanya terdapat sebagai alofon dari /m/ sebelum konsonan labiodental seperti /v/ dan /f/.

11 additional modified Latin letters: Č Ḍ Ɛ Ǧ Ɣ Ḥ Ř Ṛ Ṣ Ṭ Ẓ The labialization mark "w" is added to some letters in some Berber dialects, producing: gw, kw, ɣw, nw, qw, and xw.
11 huruf Latin termodifikasi, yaitu: Č Ḍ Ɛ Ǧ Ɣ Ḥ Ř Ṛ Ṣ Ṭ Ẓ Lambang labialisasi (w) diimbuhakn ke beberapa huruf dalam beberapa logat Berber, dan menciptakan huruf: gw, kw, ɣw, nw, qw, dan xw.

The Roman Emperor Claudius proposed introducing a new letter into the Latin alphabet to transcribe the so-called sonus medius (a short vowel before labial consonants), which in inscriptions was sometimes used for Greek upsilon instead.
Claudius, Kaisar Romawi memperkenalkan huruf baru ke dalam alfabet Latin untuk melambangkan apa yang disebut sonus medius (vokal pendek sebelum konsonan bibir), tetapi kadangkala dalam prasasti ditulis sebagai huruf upsilon dari Yunani.

Two pairs of finger-like appendages, the maxillary and labial palpi, are found around the mouth in most beetles, serving to move food into the mouth.
Dua pasang tambahan menyerupai jari, maksila dan palpi labial, ada di sekitar mulut pada sebagian besar kumbang, digunakan untuk memasukkan makanan ke dalam mulut.

For instance, all sounds pronounced with the lips ("labial" sounds) may have some element in common.
Contoh, semua suara yang diucapkan oleh bibir (suara labial) dapat memiliki beberapa kesamaan.

There are six upper labials, of which the third and fourth enter the eye.
Bibir atas terdiri dari 6 sisik, yang ketiga dan keempat menyentuh mata.

It is before /a/ and before /i/ and /e/, perhaps because labialization is constrained by the spread front vowels; it does not occur before back (rounded) vowels.
Ia berbunyi sebelum /a/ dan sebelum /i/ dan /e/, kemungkinan karena labialisasi yang dihasilkan oleh vokal hampar; ia tidak terjadi sebelum vokal belakang (bundar).

(See boukólos rule) Perhaps the usual reflex was *b (as suggested by the connection of bid < *bidjaną and Old Irish guidid), but *w appears in certain cases (possibly through dissimilation when another labial consonant followed?), such as in warm and wife (provided that the proposed explanations are correct).
(Lihat kaidah boukólos) Refleks lain adalah *b (seperti yang ditunjukkan antara kata bahasa Inggris bid < *bidjaną dan Irlandia Kuno guidid), yang juga muncul sebagai *w dalam kasus-kasus tertentu, seperti pada kata warm (hangat) dan wife (istri, apabila penjelasan yang diberikan tepat).

Original short /ŭ/ usually merges with /ə/ except in the vicinity of a labial or velar consonant.
Fungsinya adalah mengubah kana yang diawali dengan konsonan nirsuara (, , dan ) menjadi konsonan bersuara (, , dan ) (lihat: bantuan pengucapan).

Urogenital malformations include: Hypospadias Epispadias Labial fusion Varicocele As a medical specialty, genitourinary pathology is the subspecialty of surgical pathology which deals with the diagnosis and characterization of neoplastic and non-neoplastic diseases of the urinary tract, male genital tract, and testes.
Malformasi urogenital meliputi: Hipospadia Epispadias Fusi labial Varikokel Sebagai spesialisasi medis, patologi urogenital adalah subspesialisasi patologi bedah yang berkaitan dengan diagnosis dan karakterisasi neoplastik dan non-neoplastik penyakit dari saluran kemih, saluran kelamin laki-laki, dan testis.