natural elevation oor Indonesies

natural elevation

naamwoord

a raised or elevated geological formation

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

keagungan

naamwoord

keluhuran

naamwoord

kemuliaan

naamwoord

voorbeelde

By contrast, Bao Goujin, a spokesman for the Academy of Military Sciences, said "his is a natural elevation.
Lain halnya dengan Bao Goujin, seorang jurubicara Akademi Militer, yang berkata bahwa "ia terpilih secara alami.

The Hebrew term giv·ʽahʹ and the Greek term bou·nosʹ refer to a natural elevation of earth’s surface, lower than a mountain.
1. Kata Ibrani giv·ʽahʹ dan kata Yunani bou·nosʹ memaksudkan gundukan yang tinggi di permukaan bumi, lebih rendah daripada gunung.

The snow melt from the mountains feeds the rivers, and natural changes in altitude form sudden drops in elevation and give rise to waterfalls.
Lelehan salju dari pegunungan memuati sungai-sungai, dan perubahan alami di ketinggian membentuk tetesan tiba-tiba di kemiringan dan membentuk air terjun.

The best vantage points are the rooftops of the hotel, the hospital and this part of the elevated ground of the western section of the nature preserve.
Sudut pandang terbaik dari atap hotel, rumah sakit dan ini bagian dari tanah yang ditinggikan di bagian barat cagar alam.

With an elongated elevation aligned on an east-west axis, the building is provided with effective natural ventilation.
Dengan atap panjang yang sejajar dengan poros timur-barat, bangunan ini memilki ventilasi alami yang baik.

Alpine tundra is a type of natural region or biome that does not contain trees because it is at high elevation.
Tundra Alpen adalah jenis wilayah alam atau bioma yang tidak ada pohon karena altitudonya tinggi.

At an elevation of 350 m (1,150 ft) above sea level, its location is one of great natural beauty.
Pada ketinggian 350 m di atas permukaan laut, desa ini terletak di salah satu lingkungan alami yang sangat indah.

In 2012, the International Union for Conservation of Nature (IUCN) announced that lemurs were the "most endangered mammals", due largely to elevated illegal logging and hunting following a political crisis in 2009.
Pada 2012, International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengumumkan bahwa lemur adalah "mamalia paling terancam punah", yang sebagian besar karena meningkatnya penebangan liar dan perburuan disusul krisis politik pada 2009.

Tacitus admits that his status was elevated by Vespasian, Josephus identifies Vespasian as a patron and savior, and Pliny dedicated his Natural Histories to Vespasian's son, Titus.
Tacitus mengakui bahwa statusnya diangkat oleh Vespasianus, Josephus mengidentifikasi Vespasianus sebagai pelindung dan penyelamat, dan Pliny mendedikasikan "Sejarah Alam"nya untuk Vespasianus, Titus.

According to the native philosophers and natural scientists, the reason for this is that the bordering countries are more elevated than India, so their waters run down to India, resulting in such a large number of rivers.
Menurut para filsuf dan para ahli ilmu alam pribumi, hal ini terjadi karena negeri-negeri yang berbatasan lebih tinggi letaknya dari pada India, sehingga air-air mereka tumpah ke India, dan menghasilkan begitu banyak sungai.

(Jeremiah 49:16; Obadiah 8, 9, 19, 21) Nevertheless, even these natural fortifications will be of no help when Jehovah wields his sword of judgment “in the heavens,” abasing Edom’s rulers from their elevated position.
(Yeremia 49:16; Obaja 8, 9, 19, 21) Meskipun demikian, kubu pertahanan alami itu pun tidak akan menolong mereka pada waktu Allah mengayunkan pedang penghukuman-Nya ”di langit”, merendahkan para penguasa Edom dari tempat mereka yang tinggi.

Jesus’ elevation of the double command of love (Matt. 22:34-40) to the level of a norm of interpretation and his rejection of the binding nature of the oral tradition . . . led him into conflict with Pharisaic casuistry.” —The New International Dictionary of New Testament Theology.
Karena Yesus menjunjung perintah ganda untuk mengasihi (Mat. 22:34-40) hingga taraf penafsiran yang berterima dan karena ia menolak tradisi lisan yang mengekang . . . timbul konflik antara dia dan metode penafsiran ala Farisi.”—The New International Dictionary of New Testament Theology.