Perang Saudara Inggris oor Engels

Perang Saudara Inggris

Vertalings in die woordeboek Indonesies - Engels

English Civil War

naamwoord

voorbeelde

Selama Perang Saudara Inggris, Manchester menjadi markas favorit bagi kepentingan Parlemen.
During the English Civil War Manchester strongly favoured the Parliamentary interest.

"EDGEHILL" diambil dari Pertempuran Edgehill, pertempuran pertama dalam Perang Saudara Inggris.
"EDGEHILL" is from the Battle of Edgehill, the first battle of the English Civil War.

Pertempuran Worcester terjadi pada 3 September 1651 di Worcester, Inggris, dan pertempuran terakhir dari Perang Saudara Inggris.
The Battle of Worcester took place on 3 September 1651 at Worcester, England, and was the final battle of the English Civil War.

Perang Saudara Inggris berlangsung mulai tahun 1642 sampai tahun 1649.
The English Civil War broke out in 1642 and lasted till 1649.

Pertentangan untuk kekuasaan dengan raja menimbulkan Perang Saudara Inggris.
The King's disputes with the English Parliament grew into the English Civil War.

Pada 1642, konflik antara Raja dan Parlemen Inggris mencapai puncaknya dan Perang Saudara Inggris pun terjadi.
In 1642, the conflict between the King and English Parliament reached its climax and the English Civil War began.

Roundhead adalah pendukung Parlemen Inggris pada Perang Saudara Inggris (1641–1652).
Roundheads were supporters of the Parliament of England during the English Civil War (1641–1652).

Gagasan pembentukan partai politik dengan faksi-faksi terwujud di Inggris sekitar kurun waktu Perang Saudara Inggris (1642–1651).
The idea of the political party with factions took form in Britain around the time of the English Civil War (1642–1651).

Selama Perang Saudara Inggris, Oliver Cromwell tinggal di the Queens Head atas berbagai alasan.
During the English Civil War, Oliver Cromwell stayed at the Queens Head on a number of occasions.

1646 - Pertempuran Torrington, Devon: Pertempuran besar terakhir dalam Perang Saudara Inggris yang pertama.
1646 – Battle of Torrington, Devon: The last major battle of the first English Civil War.

Perang Tiga Puluh Tahun, Perang Saudara Inggris, dan Perang Agama Prancis merupakan contoh-contoh yang paling menonjol.
The Thirty Years' War, the English Civil War, and the French Wars of Religion are prominent examples.

Perbedaan di antara Charles I dan Parlemen sangat besar dan menyebabkan Perang Saudara Inggris, yang dimenangkan oleh angkatan bersenjata Parlemen.
The differences between Charles I and Parliament were great, and resulted in the English Civil War, in which the armed forces of Parliament were victorious.

Dia adalah orang kepercayaan Ratu Henriette yang diasingkan yang sering menulis kepadanya tentang pengalamannya selama Perang Saudara inggris dan restorasi anaknya.
She was a confidant to the exiled Queen Henrietta who often wrote to her about her experiences during the English Civil War and her son's restoration.

Pertentangan antara Raja dan Parlemen (sebagian besar dengan House of Commons) akhirnya menjadi penyebab Perang Saudara Inggris sepanjang dekade 1640-an.
Conflicts between the King and the Parliament (for the most part, the House of Commons) ultimately led to the English Civil War during the 1640s.

Perang Saudara Inggris telah menjadi konflik paling terkanl dan meliputi eksekusi raja kerajaan tersebut, Charles I, oleh parlemen Inggris pada 1649.
The English Civil War proper has become the best-known of these conflicts; it included the abolition of the monarchy and the execution of the kingdom's monarch, Charles I, by the English Parliament in 1649.

Perang Saudara Inggris (1642-1651) adalah serangkaian konflik bersenjata dan intrik politik antara kaum Parlementaria ("Roundheads") dan Royalis ("Cavaliers") terkait tata cara pemerintahan.
The English Civil War (1642–1651) was a series of armed conflicts and political machinations between Parliamentarians ("Roundheads") and Royalists ("Cavaliers") over, principally, the manner of England's governance.

Pada awal tahun 1649, Konfederasi Irlandia bersekutu dengan kaum Royalis di Inggris, yang sebelumnya telah dikalahkan oleh kaum parlementer selama Perang Saudara Inggris.
In early 1649, the Confederates allied with the English Royalists, who had been defeated by the Parliamentarians in the English Civil War.

Dalam masa kekacauan akibat Perang Saudara Inggris, Monmouth Castle telah berpindah tangan sebanyak tiga kali sampai akhirnya jatuh ke tangan kaum Parlementarian pada tahun 1645.
In the tumult of the English Civil War, Monmouth Castle changed hands three times, finally falling to the Parliamentarians in 1645.

1648 - Parlemen Inggris meluluskan "Vote of No Addresses", memutuskan negosiasi dengan Raja Charles I dan selanjutnya menjadi latar belakang fase kedua dari Perang Saudara Inggris.
1648 – England's Long Parliament passes the "Vote of No Addresses", breaking off negotiations with King Charles I and thereby setting the scene for the second phase of the English Civil War.

Dalam sejarah, kota ini merupakan lokasi Pertempuran Worcester pada 1651, pertempuran terakhir Perang Saudara Inggris, saat Tentara Model Baru pimpinan Oliver Cromwell mengalahkan pasukan kerajaan pimpinan Charles II.
The Battle of Worcester in 1651 was the final battle of the English Civil War, where Oliver Cromwell's New Model Army defeated King Charles II's Royalists.

Monmouth Castle berpindah tangan tiga kali selama Perang Saudara Inggris, dan Oliver Cromwell melintasi kota ini dalam perjalanannya untuk merebut Chepstow Castle dan mengepung Pembroke Castle tahun 1648.
The castle changed hands three times during the English Civil War, and Oliver Cromwell passed through on his way to retaking Chepstow Castle and laying siege to Pembroke Castle in 1648.

Era Charles ini adalah kelanjutan era James, yaitu masa kekuasaan ayah Charles, James I (1603–1625); era ini diikuti oleh Perang Saudara Inggris (1642–1651) dan Interregnum Inggris (1651–1660).
The Caroline era followed the Jacobean era, the reign of Charles's father James I & VI (1603–1625); it was followed by the Wars of the three Kingdoms (1642–1651) and the English Interregnum (1651–1660).

Istilah "Perang Saudara Inggris" paling sering disebut dalam bentuk tunggal, bukan jamak (English Civil War bukan Wars), meskipun para sejarawan sering membagi konflik ini menjadi dua atau tiga perang yang terpisah.
The term "English Civil War" appears most often in the singular form, although historians often divide the conflict into two or three separate wars.

Akibat posisi politik, agama dan sosial yang saling bertentangan, Perang Saudara Inggris terjadi antara para pendukung Parlemen dan pendukung Raja Charles I, yang masing-masingnya dikenal dengan sebutan Roundhead dan Cavalier.
Based on conflicting political, religious and social positions, the English Civil War was fought between the supporters of Parliament and those of King Charles I, known colloquially as Roundheads and Cavaliers respectively.

Selama Perang Saudara Inggris kota adalah sebuah pos parlemen di daerah kukuh royalis, dan sebagai hasilnya Bolton diserbu oleh 3.000 tentara royalis yang dipimpin oleh Prince Rupert sungai Rhine di 1644.
In the English Civil War, the town was a Parliamentarian outpost in a staunchly Royalist region, and as a result was stormed by 3,000 Royalist troops led by Prince Rupert of the Rhine in 1644.