battle of the Philippine Sea oor Indonesies

battle of the Philippine Sea

naamwoord

a naval battle in World War II (1944); a decisive naval victory for the United States fleet over the Japanese who were trying to block supplies from reaching American troops on Leyte

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

Laut Filipina

naamwoord

Pertempuran Laut Filipina

naamwoord

voorbeelde

The Battle of the Philippine Sea began on 19 June 1944.
Pertempuran Laut Filipina dimulai pada 19 Juni 1944.

On 19 June 1944, Taihō was one of nine Japanese aircraft carriers involved in the Battle of the Philippine Sea.
Pada 19 Juni 1944, Taihou merupakan salah satu dari sembilan kapal induk Jepang yang terlibat dalam Pertempuran Laut Filipina.

She was damaged by several bombs during the Battle of the Philippine Sea in mid-1944, but quickly returned to service.
Dia rusak oleh beberapa bom selama Pertempuran Laut Filipina pada pertengahan tahun 1944, tapi dengan cepat kembali ke pertempuran.

She was present during the Battle of the Philippine Sea in June, but did not come in contact with American surface forces.
Kapal ini ikut serta dalam Pertempuran Laut Filipina pada bulan Juni, tetapi tidak melakukan kontak dengan armada laut Amerika.

Haruna participated in the Battle of the Philippine Sea and the Battle of Leyte Gulf in 1944, engaging American vessels in the latter.
Haruna berpartisipasi dalam Pertempuran Laut Filipina dan Pertempuran Teluk Leyte pada tahun 1944, terlibat kapal Amerika di kedua.

May 1944 : Sailed to Tawi-Tawi for Operation A. 19 to 20 June 1944 : Participation to the Battle of the Philippine Sea and damaged.
Mei 1944 : Berlayar menuju Tawi-Tawi untuk Operasi A. 19 sampai 20 Juni 1944 : Ikut dalam Pertempuran Laut Filipina dan terluka.

In mid-June 1944, they began their offensive against the Mariana and Palau islands, and decisively defeated Japanese forces in the Battle of the Philippine Sea.
Pada pertengahan Juni 1944, mereka memulai serangan ke Kepulauan Mariana dan Palau, dan dengan telak mengalahkan pasukan Jepang pada Pertempuran Laut Filipina.

From 19 to 23 June 1944, Yamato escorted forces of Ozawa's Mobile Fleet during the Battle of the Philippine Sea, dubbed by American pilots "The Great Marianas Turkey Shoot".
Dari 19 Juni hingga 23 June 1944, Yamato mengawal Armada Mobil Ozawa selama Pertempuran Laut Filipina yang dijuluki pilot-pilot Amerika Serikat sebagai "Pesta Menembak Ayam Kalkun Mariana Raya".

In June, she participated in the Battle of the Philippine Sea as part of the First Supply Force, and continued in escort missions between Japan and the Philippines through September.
Bulan Juninya, ia berpartisipasi dalam Pertempuran Laut Filipina sebagai bagian dari Armada Suplai Pertama, dan kembali mengawal sekitar Jepang dan Filipina selama September.

During the Battle of the Philippine Sea, she was struck at 11:22 on 19 June by three (possibly four) torpedoes from the submarine USS Cavalla (Commander Herman J. Kossler).
Selama Pertempuran Laut Filipina pada 19 Juni 1944 pukul 11:23, Shōkaku dihantam tiga (kemungkinan empat) torpedo dari kapal selam AS Cavalla (dikomandani Herman J. Kossler).

She sank on 19 June 1944 during the Battle of the Philippine Sea after suffering a single torpedo hit from an American submarine, due to explosions resulting from design flaws and poor damage control.
Dia tenggelam pada 19 Juni 1944 selama Pertempuran Laut Filipina setelah menderita satu tembakan torpedo dari kapal selam Amerika USS Albacore, karena ledakan yang dihasilkan dari kelemahan dalam desain dan pengendalian kerusakan buruk Taihō secara resmi ditugaskan pada tanggal 7 Maret 1944.

One of six carriers to participate in the Pearl Harbor attack, Zuikaku was the last of the six to be sunk in the war (four in the Battle of Midway and Shōkaku in the Battle of the Philippine Sea).
Salah satu dari enam kapal yang berpartisipasi dalam serangan Pearl Harbor, Zuikaku adalah yang terakhir dari enam kapal induk akan tenggelam dalam perang (empat dalam Pertempuran Midway dan Shōkaku dalam Pertempuran Laut Filipina).

After March 1944, the 3rd Fleet was basically merged with the 2nd Fleet, and suffered through the disastrous Battle of the Philippine Sea, losing 3 of its aircraft carriers, including the newly commissioned Taihō and over 350 carrier planes.
Setelah Maret 1944, Armada Ketiga dilebur dengan Armada Kedua dan menderita kerusakan parah selama Pertempuran Laut Filipina, kehilangan 3 kapal induk, termasuk kapal induk Taihō yang baru saja dioperasikan dan lebih dari 350 pesawat terbang.

She was active in World War II in various campaigns including the Japanese invasion of the Philippines, the Battle of the Java Sea, and Battle of Midway.
Ia aktif dalam Perang Dunia II dalam berbagai kampanye termasuk invasi Jepang ke Filipina, Pertempuran Laut Jawa, dan Pertempuran Midway.

The ship participated in the Battle of Philippine Sea.
Kapal ini juga pernah berpartisipasi dalam Pertempuran Laut Filipina.