soft drugs oor Indonesies

soft drugs

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

Obat keras

voorbeelde

Establishments that have been permitted to sell soft drugs under certain circumstances are called coffee shops.
Tempat-tempat yang telah diizinkan untuk menjual obat-obatan ringan dalam keadaan tertentu disebut coffeeshop.

The “Ideal Soft Drug”?
’Obat Bius Ringan yang Ideal’?

One of the more controversial international issues surrounding the Netherlands is its liberal policy towards soft drugs.
Salah satu isu internasional yang kontroversial menyangkut Belanda adalah kebijakan obat-obatan.

I began with soft drugs and ended up on the harder ones, such as LSD.
Saya mulai dengan obat-obat bius yang ringan dan akhirnya dengan yang keras, seperti LSD.

14 But what of the soft drug marijuana?
14 Tetapi bagaimana dengan marihuana?

Soft drugs include hash, marijuana, sleeping pills and sedatives, while hard drugs include heroin, cocaine, amphetamine, LSD and ecstasy.
Contoh obat-obatan ringan seperti hasis, ganja, pil tidur dan obat penenang, sedangkan contoh obat keras seperti heroin, kokain, amfetamin, LSD dan ekstasi.

“Sometimes I thought about what all these drugs might do to others, but I convinced myself that cannabis was a soft drug that didn’t kill anyone.
”Adakalanya saya memikirkan pengaruh semua narkotik ini terhadap orang lain, tetapi saya meyakinkan diri sendiri bahwa ganja hanyalah narkotik ringan yang tidak akan merenggut nyawa siapa pun.

As the press had a field day, the president could no longer afford, to appear soft on drugs.
Disaat pers sedang libur, presiden tak bisa lagi bermurah hati terhadap narkoba

This along with chocolate’s low toxicity led the newspaper to conclude: “By stimulating physical and intellectual activity, supplying energy and generating a feeling of euphoria and well-being with virtually no side effects and a low level of addiction, chocolate qualifies as an almost ideal soft drug.”
Senyawa ini, ditambah dengan efek racunnya yang rendah menuntun surat kabar tersebut untuk menyimpulkan, ”Dengan merangsang kegiatan fisik dan intelektual, menyediakan energi dan membangkitkan perasaan euforia serta sejahtera, dan nyaris tanpa efek sampingan serta tingkat kecanduan yang rendah, cokelat dapat dianggap sebagai obat bius ringan yang hampir ideal.”