manunggal oor Engels

manunggal

Vertalings in die woordeboek Indonesies - Engels

integrated

adjektief

voorbeelde

Dalam kitab ini dia menjelaskan bahwa Kristus memiliki dua qnome (esensi), yang tidak membaur dan manunggal secara abadi dalam satu parsopa (personalitas).
In it, he explains that Christ has two qnome (essences), which are unmingled and eternally united in one parsopa (personality).

Kristologi normatif Gereja Asiria disusun oleh Babai Agung (551–628) dan jelas-jelas berbeda dari ajaran dualisme yang dituduhkan kepada Nestorius: karya kristologisnya yang utama dinamakan 'Kitab Persatuan', dan di dalamnya Babai mengajarkan bahwa kedua qnome (esensi) tidaklah membaur namun selamanya manunggal dalam satu parsopa (personalitas) Kristus.
The normative Christology of the Assyrian church was written by Babai the Great (551–628) and is clearly distinct from the accusations directed toward Nestorius: his main christological work is called the 'Book of the Union', and in it Babai teaches that the two qnome (essences, or hypostases) are unmingled but everlastingly united in the one parsopa (personality) of Christ.

Ia harus meminta-minta (makanan) tanpa mengesalkan hati orang lain, sebagian dari makanan yang ia peroleh harus dibagi dengan penuh welas asih dengan makhluk hidup lain, sisanya diperciki air dan harus ia santap laksana obat. — Baudhayana Dharmasūtra, II.10.18.1-10 Menurut Patrick Olivelle, hal senada juga terdapat dalam Nirwana Upanisad yang menegaskan bahwa petarak Hindu harus berpendirian bahwa "angkasa adalah keyakinannya, kemutlakan adalah pengetahuannya, kemanunggalan adalah masuk perdananya, welas asih belaka adalah kegemarannya, kebahagiaan adalah kalung bunganya, gua sunyi adalah kawannya", dan seterusnya, sambil melanjutkan usahanya untuk mencapai pengenalan diri sendiri (atau pengenalan jiwa) dan hubungannya dengan konsep metafisika Hindu tentang Brahman.
He should beg (for food) without annoying others, any food he gets he must compassionately share a portion with other living beings, sprinkling the remainder with water he should eat it as if it were a medicine. — Baudhayana Dharmasūtra, II.10.18.1-10 Similarly, the Nirvana Upanishad asserts that the Hindu ascetic should hold, according to Patrick Olivelle, that "the sky is his belief, his knowledge is of the absolute, union is his initiation, compassion alone is his pastime, bliss is his garland, the cave of solitude is his fellowship", and so on, as he proceeds in his effort to gain self-knowledge (or soul-knowledge) and its identity with the Hindu metaphysical concept of Brahman.

Sebagai tanggapan atas apa yang dipandang sebagai kekeliruan-kekeliruan itu, Thomas menulis dua karya tulis, salah satunya berjudul De unitate intellectus, contra Averroistas (Tentang Kemanunggalan Intelek, melawan Kaum Averrois), yang di dalamnya ia berargumen mengenai ketidaksesuaian Averroisme dengan ajaran Kristiani.
In response to these perceived errors, Thomas wrote two works, one of them being De unitate intellectus, contra Averroistas (On the Unity of Intellect, against the Averroists) in which he reprimands Averroism as incompatible with Christian doctrine.

Herman S. Hendro (1968) dalam tulisannya menyebutkan: "Stupa besar teratas jang tertutup adalah lambang dari manusia jang telah mentjapai Kebebasan Mutlak (Nibbana/Nirwana) dan manunggal dengan Sang Adi Buddha.
Herman S. Hendro (1968) in his paper mentioned: "The closed uppermost large stupa is the epitome of a man who has reached the Absolute Freedom (Nibbana/ Nirvana) and united with Adi Buddha.

Gagasan yang sama tampak pula pada ajaran "fanaa" (manunggal dengan Allah) dalam filsafat sufi.
It stands fast as the faithful witness in heaven. ed.

Ia beberapa kali menyebut-nyebut tentang Ardanariswara dan menganggapnya sebagai tujuan akhir seorang pemuja untuk manunggal dengan Siwa sebagai Parwati dalam wujud Ardanariswara.
He alludes to Ardhanarishvara several times and regards it the ultimate goal of a devotee to be united with Shiva as Parvati is in the Ardhanarishvara form.

Para peserta Konsili Kalsedon menerima Trinitarianisme dan konsep kemanunggalan hipostatik, dan membidahkan Arianisme, Modalisme, dan Ebionisme yang sudah dibidahkan dalam Konsili Nikea I pada tahun 325.
Those present at the Council of Chalcedon accepted Trinitarianism and the concept of hypostatic union, and rejected Arianism, Modalism, and Ebionism as heresies (which had also been rejected at the First Council of Nicaea in AD 325).

Utpala, dalam catatan hasil kajiannya atas Brihat Samhita, menyebut wujud manunggal ini sebagai Ardagauriswara ("dewa separuh perempuan cantik"; perempuan cantik – Gauri – adalah julukan bagi Parwati).
Utpala, commenting on the Brihat Samhita, calls this form Ardha-Gaurishvara ("the Lord whose half is the fair one"; the fair one – Gauri – is an attribute of Parvati).

Puspadanta, pujangga zaman Kemaharajaan Gupta, dalam karya tulisnya, Mahimnastawa, menyebut wujud manunggal ini sebagai dehardagatana ("Engkau dan Beliau masing-masing adalah separuh dari satu raga").
The Gupta-era writer Pushpadanta in his Mahimnastava refers to this form as dehardhaghatana ("Thou and She art each the half of one body").

Pada abad ke-3 M, Plotinos menambahkan unsur-unsur mistik, membentuk Neoplatonisme, yang di dalamnya keberadaan tertinggi adalah Yang Maha Esa atau Yang Maha Baik, sumber segala sesuatu; dalam kebajikan dan meditasi, jiwa berkuasa mengangkat dirinya sendiri untuk mencapai kemanunggalan dengan Yang Maha Esa.
In the 3rd century AD, Plotinus added mystical elements, establishing Neoplatonism, in which the summit of existence was the One or the Good, the source of all things; in virtue and meditation the soul had the power to elevate itself to attain union with the One.

Kemanunggalan Allah sedemikian rupa sehingga esensi Allah sama dengan eksistensi atau keberadaan Allah.
The unity of God is such that God's essence is the same as God's existence.

Konstitusi itu juga menyediakan pemilihan langsung bagi seluruh badan pemerintahan dan reorganisasinya ke dalam satu sistem yang manunggal.
The constitution also provided for the direct election of all government bodies and their reorganization into a single, uniform system.

Menurut Roger E. Olson dan Christopher Hall, melalui doa, tafakur, kajian dan praktik, komunitas Kristen menyimpulkan "bahwa Allah mestilah wujud sebagai suatu kemanunggalan maupun ketritunggalan", dan mengundangkan kesimpulan ini dalam konsili oikumene pada penghujung abad ke-4.
According to Roger E. Olson and Christopher Hall, through prayer, meditation, study and practice, the Christian community concluded "that God must exist as both a unity and trinity", codifying this in ecumenical council at the end of the 4th century.

Thomas berpendapat bahwa Allah, selain manunggal secara sempurna, juga dideskripsikan secara sempurna oleh Tiga Pribadi yang Saling Terkait.
Thomas argued that God, while perfectly united, also is perfectly described by Three Interrelated Persons.