Eck oor Indonesies

Eck

eienaam, naamwoord

A surname. — famously held by:

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

Eck

naamwoord

Eck was a contemporary of Martin Luther, and the two were friends for a time.
Eck hidup sezaman dengan Martin Luther, dan keduanya bersahabat selama beberapa waktu.

Johann Eck

naamwoord

Johann Maier

naamwoord

Johann Maier Eck

naamwoord

Soortgelyke frases

Johann Maier Eck
Eck · Johann Eck · Johann Maier · Johann Maier Eck

Johann Eck
Eck · Johann Eck · Johann Maier · Johann Maier Eck

voorbeelde

Luther's response was angry and he expressed the opinion that Eck did not understand the matter on which he wrote.
Tanggapan Luther berisi kemarahan dan ia mengungkapkan pendapatnya bahwa Eck tidak memahami materi yang ia tuliskan.

In 1994, Diana Eck and the Pluralism Project published "World Religions in Boston, A Guide to Communities and Resources" which introduces the many religious traditions and communities in Boston, Massachusetts - from Native Americans, Christians, Jews, Muslims, Buddhists, Hindus, Sikhs, Jains, to Zoroastrians.
Pada 1994, Diana Eck bersama Proyek Pluralisme menerbitkan buku "World Religions in Boston, A Guide to Communities and Resources" yang isinya memperkenalkan tradisi-tradisi dan komunitas agama di Boston, Massachusetts - dari masyarakat Pribumi Amerika, Kristen, Yahudi, Muslim, Buddhis, Hindu, Sikh, Jain, dan Zoroastrian.

The duke of Bavaria commissioned Eck to translate the Bible into German, and the translation was published in 1537.
Duke of Bavaria menugasi Eck untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman, dan terjemahan itu diterbitkan pada tahun 1537.

The ECK initially set a deadline of 19 November 2007 for submitting the candidate lists in order to prevent candidates from defecting after failing to gain nominations from their parties, but later retracted and allowed defections to minor parties.
Komisi Pemilihan Umum awalnya menetapkan batas waktu pengajuan daftar calon tanggal 19 November 2007 untuk mencegah para calon membelot setelah gagal memperoleh dukungan dari partai mereka, tapi kemudian mencabut batas waktu tersebut dan membolehkan calon menyeberang ke partai-partai kecil.

Eck received her B.A. in Religious Studies from Smith College in 1967, and her M.A. in Indian History from The School of Oriental and African Studies, University of London in 1968.
Eck mendapatkan gelar S1-nya (B.A.) dari Smith College pada 1967 dalam studi Agama, dan gelar S2-nya (M.A.) dari "Sekolah Studi Oriental dan Afrika" (School of Oriental and African Studies), dari Universitas London pada 1968.

The dispute between Luther and Eck would become public in the 1519 Leipzig Debate.
Perseteruan antara Luther dan Eck kelak diketahui publik dalam Debat Leipzig tahun 1519.

Born without the lower half of his torso, Eck is best known today for his role in Tod Browning's 1932 cult classic film Freaks and his appearances as a bird creature in several Tarzan films.
Lahir tanpa setengah bagian bawah dari batang tubuhnya, Eck dikenal atas perannya dalam film klasik kultus 1932 Tod Browning Freaks dan penampilannya sebagai unggas dalam beberapa film Tarzan.

Johann Eck was born Johann Maier at Eck (later Egg, near Memmingen, Swabia) and derived his additional surname from his birthplace, which he himself, after 1505, always modified into Eckius or Eccius, i.e. "of Eck".
Johann Eck terlahir dengan nama Johann Maier di Eck (yang kemudian menjadi Egg, dekat Memmingen, 43 mil selatan Augsburg) di Swabia, dan memperoleh nama belakang tambahannya dari tempat kelahirannya, yang kemudian, setelah tahun 1505, selalu ia modifikasi sendiri menjadi Eckius atau Eccius, yang berarti "dari Eck".

Eck, a defender of Catholic doctrine and a highly respected Dominican friar, had challenged Karlstadt, a Christian theologian, to a public debate concerning the doctrines of free will and grace.
Eck, seorang pembela doktrin Katolik dan frater Dominikan paling respek, menantang Karlstadt, seorang teolog Kristen, untuk debat terbuka terkait doktrin kebebasan kehendak dan rahmat.

Eck wrote a refutation, intended for the Bishop of Eichstätt, entitled the Obelisks.
Eck menuliskan sebuah sanggahan, diperuntukkan bagi Uskup Eichstätt, dengan judul Obelisk.

Eck, considered the master debater in Germany, was concerned about clerical abuses, but his life's work had been dedicated to the defence of Catholic teachings and combating heresy.
Eck, yang dianggap pendebat unggul di Jerman, menentang penyalahgunaan jabatan rohaniwan, namun karya hidupnya didedikasikan untuk membela ajaran Katolik dan melawan bidaah.

However, Luther went on to become a leading figure of the Reformation, whereas Eck was a defender of the Catholic Church.
Namun, belakangan Luther menjadi tokoh terkemuka Reformasi, sedangkan Eck adalah pembela Gereja Katolik.

Eck was a contemporary of Martin Luther, and the two were friends for a time.
Eck hidup sezaman dengan Martin Luther, dan keduanya bersahabat selama beberapa waktu.

Eck’s translation of Exodus 6:3 reads: “I am the Lord, who appeared to Abraam, Isaac, and Jacob in the Almighty God: and my name Adonai, I have not revealed to them.”
Terjemahan Eck untuk Keluaran 6:3 berbunyi, ”Akulah Tuan, yang menampakkan diri kepada Abram, Ishak, dan Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa: dan namaku Adonai, aku belum menyingkapkannya kepada mereka.”

Oecolampadius was considered to be a brilliant Protestant theologian, who conversed with Johannes Eck, Philipp Melanchthon and was Professor of theology at the University of Basel.
Oecolampadius dipandang sebagai seorang teolog Protestan yang brilian, yang melibatkan diri dalam perbincangan dengan Johann Eck dan Philipp Melanchthon, dan adalah profesor teologi di Universitas Basel.

Catholic propagandists were not initially as successful as the Protestants were, but included several noteworthy figures: Johannes Cochlaeus, Hieronymus Emser, Georg Witzel, and John Eck who wrote in defense of Catholicism and against Luther and Protestantism.
Para propagandis Katolik mulanya tidak mengalami keberhasilan seperti yang dialami kalangan Protestan, namun tercatat keberadaan sejumlah figur penting: Johann Cochlaeus, Hieronymus Emser, Georg Witzel, dan Johann Eck yang menulis pembelaan iman Katolik serta menentang Luther dan Protestanisme.

Captain Van Eck and team reporting for duty, sir.
Kapten Feyder dan tim, melapor untuk bertugas, Pak.

Presidential candidates presented their nomination papers on 14 and 15 November to the Electoral Commission of Kenya (ECK) and nine candidates were cleared to be on the ballot in December.
Para calon presiden mengajukan permohonan pencalonan mereka pada 14 dan 15 November ke Komisi Pemilihan Umum Kenya dan sembilan calon lolos untuk dipilih pada bulan Desember.

The theologian Johann Eck, however, was determined to expose Luther's doctrine in a public forum.
Namun, seorang teolog bernama Johann Eck bertekad untuk mengekspos doktrin Luther dalam suatu forum publik.

For this, Eck branded Luther a new Jan Hus, referring to the Czech reformer and heretic burned at the stake in 1415.
Akibatnya, Eck memberi Luther stigma seorang Jan Hus baru, mengacu pada penganut bidah dan reformis Ceko yang dihukum bakar pada 1415.

Eckstein is a surname of German origin, meaning "cornerstone" (eck means 'corner', and stein means 'stone').
Eckstein ialah nama panggilan asal Jerman yang memiliki arti "batu penjuru" (eck berarti 'tepi' dan stein berarti 'batu').

In 1996, Prof. Eck was appointed to a U.S. State Department Advisory Committee on Religious Freedom Abroad, a twenty-member commission charged with advising the Secretary of State on enhancing and protecting religious freedom in the overall context of human rights.
Pada 1996 Eck diangkat menjadi anggota Komite Penasihat Departemen Luar Negeri AS untuk Kebebasan Beragama di Luar Negeri, sebuah komisi dengan 20 orang anggota yang ditugasi memberikan nasihat kepada Departemen Luar Negeri AS tentang konteks masalah-masalah hak-hak asasi manusia.

Johann Eck, speaking on behalf of the Empire as assistant of the Archbishop of Trier, presented Luther with copies of his writings laid out on a table and asked him if the books were his, and whether he stood by their contents.
Johann Eck, yang berbicara atas nama Kekaisaran sebagai asisten Uskup Agung Trier, memperlihatkan kepada Luther salinan-salinan dari tulisan-tulisannya yang diletakkan di atas meja dan menanyakan apakah buku-buku tersebut miliknya, dan apakah ia berpegang teguh pada isinya.

To his second, or Dresden, period belong the Golden Age and Dispute between Luther and Dr. Eck (1866), in the Dresden Gallery; Charles V at San Yuste; Last Days of Frederick the Great; Cupid in Winter, and others.
Pada periode keduanya, atau saat di Dresden, meliputi Abad Keemasan dan Persengketaan Antara Luther dan Dr. Eck (1866), di Galeri Dresden; Charles V di San Yuste; Hari-Hari Terakhir Frederick Agung; Cupid di Musim Dingin, dan lain-lain.

Eck informed Luther that he was acting like a heretic: "'Martin,' said he, 'there is no one of the heresies which have torn the bosom of the church, which has not derived its origin from the various interpretation of the Scripture.
Eck memberi tahu Luther bahwa ia berlaku seperti seorang penganut bidah: "'Martin,' katanya, 'tidak ada satu pun orang sesat yang telah mengoyak pangkuan Gereja, yang tidak beroleh sumbernya dari berbagai penafsiran Kitab Suci.