Tientsin oor Indonesies

Tientsin

eienaam, naamwoord

Alternative form of [i]Tianjin[/i]

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

Tientsin

naamwoord

Tianjin

naamwoord

tientsin

geographic terms (below country level)

voorbeelde

June 14 The Tientsin Incident occurs, in which the Japanese blockade the British concession in the North China Treaty Port of Tientsin.
14 Juni 1939 Insiden Tientsin, Jepang memblokade Britania dan Prancis di Pelabuhan Perjanjian Cina Utara di Tianjin.

His brother Yixin, the Prince Gong, ratified the Treaty of Tientsin in the Convention of Peking on October 18, 1860.
Saudaranya Yixin, Pangeran Gong, meratifikasi Perjanjian Tientsin dalam Konvensi Peking pada tanggal 18 Oktober 1860.

On 7 September 1901, Italy was granted a concession of 46 hectares in Tientsin from the Chinese government.
Pada 7 September 1901, Italia mendapatkan sebuah koneksi di Tientsin dari pemerintah Tiongkok.

Seizing the opportunity offered by the fall of the Ferry ministry, the Chinese agreed to implement the provisions of the May 1884 Tientsin Accord, which recognised France's protectorate over Vietnam.
Memanfaatkan kesempatan yang diberikan karena jatuhnya pemerintahan Ferry, Tiongkok setuju untuk menerapkan ketentuan-ketentuan dari Kesepakatan Tientsin Mei 1884, yang mengakui protektorat Prancis atas Vietnam.

Over the next two days, intense fighting took place in Tianjin, where the Chinese forces put up a stiff resistance, but subsequently the Chinese retreated south along the lines of the Tientsin-Pukow Railway and the Peiping-Hankow Railway.
Selama dua hari berikutnya, pertempuran sengit berlangsung di Tianjin, pasukan Tiongkok memberikan perlawanan keras, tetapi kemudian mereka mundur ke selatan di sepanjang jalur rel Tientsin-Pukow dan Peiping-Hankow.

After this success he served at the capture of the Peiho forts and accompanied the Anglo-French expedition to Tientsin.
Setelah keberhasilan ini ia bertugas di penangkapan benteng Peiho dan menemani ekspedisi Anglo-Prancis ke Tientsin.

In 1885, he negotiated the Convention of Tientsin with Li Hongzhang, normalizing Japan's diplomatic relations with Qing-dynasty China.
Pada tahun 1885, ia menegosiasikan Konvensi Tientsin dengan Li Hongzhang, normalisasi hubungan diplomatik Jepang dengan Dinasti Qing Cina.

In 1861, following China's defeat in the Second Opium War, the Treaty of Tientsin was signed, which opened formal commercial relations between various European states, including Prussia, with China.
Pada tahun 1861, mengikuti kekalahkan Tiongkok dalam Perang Opium Kedua, Traktat Tientsin ditandatangani, yang mana membuka hubungan komersial resmi antara berbagai negara Eropa, termasuk Prusia, dengan Tiongkok.

In the Tientsin Incident during November 1931, Puyi and Zheng Xiaoxu traveled to Manchuria to complete plans for the puppet state of Manchukuo.
Pada November 1931, Puyi dan Zheng Xiaoxu berangkat ke Manchuria untuk menuntaskan rencana negara boneka Manchukuo.

The Treaty of Tientsin, signed on 9 June 1885, officially ended the Sino-French War.
Traktat Tientsin, ditandatangani pada 9 Juni 1885, secara resmi mengakhiri Perang Tiongkok-Prancis.

Liu evaded capture and reached the Japanese concession in Tientsin.
Liu menghindari penangkapan dan mencapai konsesi Jepang di Tientsin.

The Japanese inquired why Qing had not notified the Japanese government in accordance to the Convention of Tientsin, and soon caused the First Sino-Japanese War.
Jepang marah karena pemerintah Qing tidak memberitahu Jepang sesuai kesepakatan dalam Konvensi Tientsin, yang memicu Perang Tiongkok-Jepang.

With the start of the Second Sino-Japanese War, Homma was appointed commander of the IJA 27th Division in China from 1938 to 1940 and directed the blockade of the foreign concessions in Tientsin, where he led the negotiations with the British.
Saat dimulainya Perang Tiongkok-Jepang Kedua, ia diangkat sebagai komandan Divisi ke-27 di China dari tahun 1938 hingga 1940, tugasnya mengblokade konsesi asing di Tientsin, ia berperan memimpin negosiasi dengan Inggris.

On 13 August 1862, China and Portugal signed the Treaty of Friendship and Trade in Tientsin (Tianjin).
Pada 13 Agustus 1862, Tiongkok dan Portugal menandatangani Traktat Persahabatan dan Perdagangan di Tientsin (Tianjin).

In 1885, his diplomatic skills were again called upon to assist Itō Hirobumi in concluding the Convention of Tientsin with Qing China.
Pada tahun 1885, keahlian diplomasi yang dimilikinya kembali berguna ketika Enomoto membantu Itō Hirobumi dalam perundingan Konvensi Tientsin dengan Dinasti Qing.

They departed for Tientsin on March 27 when Viceroy Li Hung Chang offered the steamship Pautah for their use.
Mereka datang ke Tientsin pada 27 Maret 27 saat Viceroy Li Hung Chang menawarkan kapal uap Pautah untuk mereka gunakan.

The Tientsin Accord or Li–Fournier Convention, concluded on 11 May 1884, was intended to settle an undeclared war between France and China over the sovereignty of Tonkin (northern Vietnam).
Kesepakatan Tientsin atau Konvensi Li–Fournier, yang ditandatangani pada 11 Mei 1884, dimaksudkan untuk menyelesaikan perang yang tidak diumumkan antara Prancis dan Tiongkok terhadap kekuasaan atas Tonkin (Vietnam utara).

Radio broadcasts were made in Chinese from Shanghai, Peking, and Tientsin during the 1930’s; as a result, letters requesting literature came from many parts of China
Siaran-siaran radio diadakan dalam bahasa Cina dari Shanghai, Peking, Tientsin, selama tahun 1930-an; hasilnya, surat-surat yang meminta lektur datang dari banyak bagian di Cina

The Treaty of Tientsin in 1858 gave the Christians free run in the country and the right to purchase land to build.
Perjanjian Tientsin pada 1858 memberikan kebebasan bagi umat Kristen di negara tersebut dan hak untuk menjual lahan dibentuk.

The unequal treaty, in ten articles, restated in greater detail the main provisions of the Tientsin Accord, signed between France and China on 11 May 1884.
Traktat yang tidak setara, dalam sepuluh pasal, menegaskan kembali secara lebih rinci ketentuan utama dalam Kesepakatan Tientsin, ditandatangani antara Prancis dan Tiongkok pada 11 Mei 1884.

This expedition concluded in 1860 with the Treaty of Tientsin, which gave Catholic missionaries the freedom to move throughout China and to purchase land (this right was extended to Protestants as well).
Ekspedisi tersebutr berakhir dengan ditandatanganinya perjanjian Tianjin pada tahun 1860 yang memberikan kebebasan kepada para misionaris Katolik untuk mengelilingi Tiongkok serta membeli tanah (hak tersebut juga diberikan kepada Protestan).

By this, the Treaty of Tientsin was ratified and all the land north of the Amur and east of the Ussuri was ceded to the Russian Empire.
Konvensi tersebut secara efektif meratifikasi Perjanjian Tientsin, sehingga semua wilayah di sebelah utara Sungai Amur dan di sebelah timur Sungai Ussuri diserahkan kepada Rusia.

After the Treaty of Tientsin, all of Vietnam was governed by the French.
Setelah Perjanjian Tientsin, seluruh Vietnam secara resmi jatuh ke tangan Prancis.