Vedanta oor Indonesies

Vedanta

eienaam, naamwoord

A Hindu system of philosophy concerned with the self-realisation by which one comes to understand the ultimate nature of reality, or Brahman.

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

Vedanta

naamwoord

Wedanta

naamwoord

voorbeelde

This inclusivism was further developed in the 19th and 20th centuries by Hindu reform movements and Neo-Vedanta, and has become characteristic of modern Hinduism.
Inklusivisme ini dikembangkan lebih jauh lagi pada abad ke-19 dan ke-20 oleh gerakan reformasi Hindu dan Neo-Vedanta, serta telah menjadi karakteristik agama Hindu modern.

Nyaya survived into the 17th century as Navya Nyaya "Neo-Nyaya", while Samkhya gradually lost its status as an independent school, its tenets absorbed into Yoga and Vedanta.
Nyaya bertahan sampai abad ke-17 dan berganti nama menjadi Nawya-nyaya ("Nyaya Baru"), sedangkan Samkhya lenyap perlahan-lahan, namun ajarannya diserap oleh Yoga dan Wedanta.

The Upanishads (literally, “sittings near a teacher”), also known as the Vedanta and written about 600-300 B.C.E., are treatises that set out the reason for all thought and action, according to Hindu philosophy.
Upanisad (secara harfiah, ”duduk dekat guru”), yang juga dikenal sebagai Wedanta dan ditulis sekitar tahun 600-300 SM, merupakan uraian yang mengemukakan alasan di balik semua pemikiran dan tindakan, menurut filsafat Hindu.

Buddhist Scriptures in Multiple Languages More Mahayana Sutras The Hindu Vedas, Upanishads, Puranas, and Vedanta Sacred-texts.com A Modern sutra Digital Sanskrit Buddhist Canon Ida B. Wells Memorial Sutra Library (Pali Suttas) Chinese and English Buddhist Sutras
(Inggris)Mahayana Buddhist Sutras in English (Inggris)More Mahayana Sutras (Inggris)The Hindu Vedas, Upanishads, Puranas, and Vedanta Sacred-texts.com (Inggris)A Modern Sutra (Inggris)Digital Sanskrit Buddhist Canon (Inggris)Pali Suttas at Access to Insight (Inggris)Ida B. Wells Memorial Sutra Lirary (Pali Suttas) (Inggris)Suttas read aloud

In modern times, due to the influence of western Orientalism and Perennialism on Indian Neo-Vedanta and Hindu nationalism, Advaita Vedanta has acquired a broad acceptance in Indian culture and beyond as the paradigmatic example of Hindu spirituality.
Pada masa kini, karena pengaruh Orientalisme Barat dan Perenialisme terhadap Neo-Wedanta India dan nasionalisme Hindu, Adwaita Wedanta mendapatkan sambutan yang luas dalam kebudayaan India dan di luar India sebagai contoh paradigmatis dari spiritualitas Hindu.

Advaita Vedanta emphasizes Jnana Yoga as the means of achieving moksha.
Adwaita Wedanta menekankan Jnana Yoga sebagai cara utama untuk mencapai moksa.

Advaita Vedanta is best described by a verse which states "Brahman is alone True, and this world of plurality is an error; the individual self is not different from Brahman."
Adwaita Wedanta dapat dijelaskan oleh ayat yang menyatakan bahwa "Hanya Brahman yang sejati, dan dunia yang majemuk ini semu; diri seseorang tidak berbeda dengan Brahman."

Hindu Universalism, also called Neo-Vedanta and neo-Hinduism, is a modern interpretation of Hinduism which developed in response to western colonialism and orientalism.
Neo-Vedanta, juga disebut Hindu modernisme, neo-Hinduisme, Global Hinduisme dan Hindu Universalisme, adalah istilah yang digunakan oleh sarjana-sarjana modern, utamanya barat, untuk mengkarakteristikan interpretasi Hinduisme yang berkembang pada abad ke-19 dalam menanggapi kolonialisme dan orientalisme barat.

In the Advaita Vedanta of the 8th century Indian philosopher Śaṅkara, the mind, body and world are all held to be the same unchanging eternal conscious entity called Brahman.
Menurut filsuf Adi Shankara dari mazhab Adwaita Wedanta (abad ke-8), budi, tubuh, dan dunia dianggap sebagai bagian dari suatu entitas kesadaran kekal yang disebut Brahman.

The Vedanta philosophy is based on the Upanishads, which occur at the end of the Hindu scriptures, the Vedas.
Filsafat Vedanta didasarkan pada Upanishad, yang terdapat pada bagian akhir dari kitab Hindu, Weda.

Ramanuja criticized Advaita Vedanta by arguing that consciousness is always intentional and that it is also always a property of something.
Ramanuja mengkritik Adwaita Wedanta dan menyatakan bahwa kesadaran itu selalu intensional dan merupakan properti dari sesuatu.

Upanishads form the theoretical basis of classical Hinduism and are known as Vedanta (conclusion of the Vedas).
Upanishad membentuk suatu dasar teoretis bagi Hinduisme Klasik dan dikenal sebagai Wedanta (kesimpulan dari Weda).

Most of the Sannyasa Upanishads present a Yoga and nondualism (Advaita) Vedanta philosophy.
Sebagian besar kitab Upanisad Sangnyasa berisi Yoga dan filsafat nondualisme (Adwaita) Wedanta.

Citing the Vedanta, he claims: “The greatest error is to say that you are weak, that you are a sinner.”
Sewaktu menyorot Vedanta, ia menyatakan, ”Kesalahan terbesar adalah apabila Anda mengatakan bahwa Anda lemah, bahwa Anda adalah pedosa.”

It contains teachings on Advaita Vedanta.
Berikut ini adalah daftar beberapa guru yang menurunkan ajaran Advaita Vedanta.

Also known as Vedanta, the end of the Vedas
Juga dikenal sebagai Wedanta, atau penutup dari kitab Weda