liu shaoqi oor Indonesies

liu shaoqi

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

liu shaoqi

voorbeelde

It was attended by many dignitaries from foreign Communist parties, including Liu Shaoqi from China.
Selain itu, kongres ini dihadiri oleh banyak perwakilan partai komunis dari seluruh belahan dunia, termasuk Liu Shaoqi dari Republik Rakyat Tiongkok.

Gao's departure was not the last; Dong was forced to remove Liu Shaoqi in 1967.
Kepergian Gao bukanlah yang terakhir; Dong juga menghilangkan Liu Shaoqi pada 1967.

Red Rock Village Museum Liu, Shaoqi (1991).
Museum Desa Karang Merah ^ Liu, Shaoqi (1991).

During that time, Liu Shaoqi, accused of taking a "capitalist road", was purged from government.
Pada masa itu, Liu Shaoqi, yang dituduh mengambil "jalan kapitalis", dikeluarkan dari pemerintahan.

In the top leadership, it led to a mass purge of senior officials, most notably Liu Shaoqi and Deng Xiaoping.
Pada kepemimpinan teratas, hal tersebut berujung pada pembersihan massal terhadap para pejabat senior, termasuk Liu Shaoqi dan Deng Xiaoping.

There, at the age of 24, she met Liu Shaoqi, who was nearly twice her age and had previously been married on five occasions.
Ada, pada usia 24, dia bertemu Liu Shaoqi, yang hampir dua kali usianya dan telah menikah lima kali sebelumnya.

During the Cultural Revolution he was attacked as an ally of Peng and Liu Shaoqi; he was rehabilitated by Deng Xiaoping after Mao's death.
Pada Revolusi Kebudayaan ia melakukan penyerangan sebagai aliansi Peng dan Liu Shaoqi; ia direhabilitasikan oleh Deng Xiaoping setelah kematian Mao. ^ Snow, Edgar.

The initial storm of the Cultural Revolution came to an end when President Liu Shaoqi was forced from all his posts on October 13, 1968.
Badai awal Revolusi Kebudayaan berakhir ketika Liu Shaoqi dipaksa dari semua posting-nya pada tanggal 13 Oktober 1968.

On the eve of the Cultural Revolution Yang was identified as a supporter of Liu Shaoqi and Deng Xiaoping, and was purged as a counter-revolutionary.
Pada malam menjelang Revolusi Kebudayaan Yang diidentifikasi sebagai pendukung Liu Shaoqi dan Deng Xiaoping, dan dibersihkan sebagai kontra-revolusioner.

Among the chief victims: one-time President Liu Shaoqi’s widow Wang Guangmei, herself imprisoned during the Cultural Revolution for 12 years, attended the trial as an observer.
Di antara korban utama: satu kali Kepala Negara Liu Shaoqi, yang janda Wang Guangmei, dirinya dipenjarakan selama Revolusi Kebudayaan selama 12 tahun, menghadiri sidang sebagai pengamat.

Chairman Mao exterminated Liu Shaoqi, but not Deng, and the result of this omission is that unending evils have been unleashed on the Chinese people and nation.
Ketua Mao dibasmi Liu Shaoqi, tetapi tidak Deng, dan hasil dari kelalaian ini adalah bahwa kejahatan tak berujung telah mengeluarkan pada orang-orang dan bangsa Tiongkok.

She incited radical youths organized as Red Guards against other senior political leaders and government officials, including Liu Shaoqi, the President at the time, and Deng Xiaoping, the Vice Premier.
Jiang Qing menghasut pemuda radikal diselenggarakan sebagai Pengawal Merah terhadap para pemimpin senior lainnya politik dan pejabat pemerintah, termasuk Liu Shaoqi, Presiden pada waktu itu, dan Deng Xiaoping, Wakil Premier.

In 1952 he was ordered to Beijing to become head of the State Planning Commission of China (SPC), where he later attempted a leadership challenge against Liu Shaoqi and Zhou Enlai.
Pada 1952, ia diperintahkan ke Beijing untuk menjadi kepala Komisi Perencanaan Negara Tiongkok, dimana ia kemudian berebut kepemimpinan melawan Liu Shaoqi dan Zhou Enlai.

In the original painting, the front row, which is ordered by rank, consisted of (from left) General Zhu De, Liu Shaoqi, Madame Song Qingling (the widow of Sun Zhongshan), Li Jishen, Zhang Lan (with beard), and at far right, General Gao Gang.
Dalam lukisan asli, barisan depan, yang diurutkan menurut pangkat, terdiri dari (dari kiri) Jenderal Zhu De, Liu Shaoqi, Madame Song Qingling (janda Sun Zhongshan), Li Jishen, Zhang Lan (dengan jenggot), dan paling kanan, Jenderal Gao Gang.

Bourgeois nationalism as a concept was discussed in China by Liu Shaoqi as follows: The exploitation of wage labour, competition, the squeezing out, suppressing and swallowing of rivals among the capitalists themselves, the resorting to war and even world war, the utilisation of all means to secure a monopoly position in its own country and throughout the world - such is the inherent character of the profit-seeking bourgeoisie.
Liu Shaoqi membahas nasionalisme borjuis sebagai konsep: Eksploitasi tenaga upahan, persaingan, pemerasan, penindasan dan pembungkaman pesaing di kalangan kapitalisme, mengambil langkah perang dan bahkan perang dunia, memanfaatkan segala cara untuk mengamankan monopoli di negaranya sendiri dan seluruh dunia - itu semua ciri-ciri inheren kaum borjuis yang bisanya mencari untung.