Klasifikasi ilmiah oor Engels

Klasifikasi ilmiah

Vertalings in die woordeboek Indonesies - Engels

biological classification

Persamaan kadal dan buaya

method of scientific taxonomy

voorbeelde

Kekhususan anatomi tersebut telah menempatkan burung dalam klasifikasi ilmiah mereka dalam filum vertebrata.
These anatomical specializations have earned birds their own class in the vertebrate phylum.

Beberapa orang berpikir bahwa ngengat hanyalah sepupu yang buruk rupa dari kupu-kupu yang cantik, tetapi keduanya ditempatkan dalam klasifikasi ilmiah yang sama—Lepidoptera, yang artinya ”sayap bersisik”.
Some think of the moth as merely a lackluster cousin of the beautiful butterfly, yet both are given the same scientific classification—Lepidoptera, meaning “scaly wings.”

Klasifikasi ilmiah, atau taksonomi, digunakan untuk menggolongkan semua makhluk hidup menjadi tujuh tingkat: kingdom atau kerajaan, filum, kelas, ordo atau bangsa, famili atau suku, genus atau marga, dan spesies.
Scientific classification, or taxonomy, is used to organize all living things into seven levels: kingdom, phylum, class, order, family, genus, and species.

Seluruh rangkaian istilah termasuk taksonomi, biologi sistematik, sistematika, biosistematik, klasifikasi ilmiah, klasifikasi biologis, dan filogenetika terkadang memiliki makna yang tumpang tindih - terkadang sama, kadang sedikit berbeda, tapi selalu berhubungan dan berpotongan.
A whole set of terms including taxonomy, systematic biology, systematics, biosystematics, scientific classification, biological classification, and phylogenetics have at times had overlapping meanings – sometimes the same, sometimes slightly different, but always related and intersecting.

Akan tetapi, bahkan sekarang, klasifikasi ilmiah tersebut secara umum tidak diikuti dengan ketat, sehingga kecil kemungkinan bahwa orang Ibrani zaman dahulu membedakan rumput-rumputan sejati dari herba-herba yang mirip rumput.
However, even today, in common usage, this scientific classification is not strictly adhered to, and it is therefore unlikely that the ancient Hebrews differentiated between the true grasses and grasslike herbs.

Selain itu, Linnaeus mengembangkan, selama pengembangan besar pengetahuan sejarah alam pada abad ke-18, hal yang sekarang disebut sebagai taksonomi Linnaeus, yaitu sistem klasifikasi ilmiah yang kini digunakan secara luas dalam biologi.
During the 18th century expansion of natural history knowledge, Linnaeus also developed what became known as the Linnaean taxonomy; the system of scientific classification now widely used in the biological sciences.

Tetapi, walaupun istilah Ibrani yang digunakan di sini untuk mengunyah secara harfiah berarti ”membawa naik”, klasifikasi ilmiah modern bukanlah dasar untuk menjelaskan proses ’memamah biak’ sebagaimana dipahami orang Israel pada zaman Musa.
Nevertheless, although the Hebrew term here used for chewing literally means “bringing up,” the modern scientific classification was not the basis for what the Israelites in Moses’ day understood ‘cud chewing’ to be.

Klasifikasi ilmiah untuk kelas ini sangat rumit, dengan satu spesies tertentu yang memiliki kedua nama anamorph dan teleomorph yang digunakan dalam referensi untuk mereka. contoh bentuk anamorph = Penicillium; bentuk teleomorph = Talaromyces atau Eupenicillium.
The scientific classification for this particular class is particularly tricky, with one particular species having both the anamorph, and teleomorph names used in reference to them. e.g. anamorph form = Penicillium; teleomorph form = Talaromyces or Eupenicillium.

(Im 11:4, 6; Ul 14:7) Akan tetapi, hendaknya tidak diabaikan bahwa klasifikasi ilmiah yang modern tentang apa yang ditetapkan sebagai pemamah biak tidak menyediakan dasar untuk mengkritik apa yang Alkitab katakan, mengingat penggolongan demikian tidak ada pada zaman Musa.
(Le 11:4, 6; De 14:7) It should not be overlooked, however, that the modern, scientific classification of what constitutes chewing of the cud provides no basis for judging what the Bible says, as such classification did not exist in the time of Moses.

Akan tetapi, menarik untuk diperhatikan bahwa menurut daftar burung berdasarkan klasifikasi ilmiah modern yang disebutkan dalam The New Encyclopædia Britannica (1985, Jil. 15, hlm. 14-106), hanya ada total 221 ”famili” burung, termasuk beberapa yang kini telah punah atau yang dikenal dalam bentuk fosilnya saja.
However, it is of interest to note that the listing of birds according to present-day scientific classification presented in The New Encyclopædia Britannica (1985, Vol. 15, pp. 14-106) gives a total of only 221 bird “families,” including some that are now extinct or known only in fossil form.

Tulisan ini digunakan sebagai referensi standar mengenai orang Papua hingga abad kedua puluh, meskipun untuk klasifikasi ras ilmiah seharusnya didasarkan pada riset lapangan.
The volume functioned as a standard reference on the people until the twentieth century, though based on a treatment as a racial classification, was noted for its focus on research from the field.

Namun klasifikasi ilmiah mengenai variasi fenotipe sering disertai gagasan rasis mengenai kemampuan yang dianggap melekat pada berbagai kelompok, yang selalu memberi ciri-ciri yang paling bagus kepada orang Eropa atau orang Kulit putih, dan memperingkatkan "ras" lain dalam suatu kontinuum ciri-ciri yang secara berangsur menjadi kurang bagus.
But the scientific classification of phenotypic variation was frequently coupled with racist ideas about innate predispositions of different groups, always attributing the most desirable features to the White, European race and arranging the other races along a continuum of progressively undesirable attributes.

Tata Nama UNESCO (resminya Tata nama UNESCO untuk bidang ilmu pengetahuan dan teknologi) adalah sebuah sistem yang dikembangkan oleh UNESCO untuk klasifikasi penelitian ilmiah dan disertasi doktoral.
UNESCO Nomenclature (more properly UNESCO nomenclature for fields of science and technology) is a system developed by UNESCO for classification of research papers and doctoral dissertations.

Meskipun beberapa deskripsi sejarah taksonomi bisa dirunut dari peradaban kuno, usaha ilmiah untuk mengklasifikasikan organisme tidak terjadi sampai abad ke-18.
While some descriptions of taxonomic history attempt to date taxonomy to ancient civilizations, a truly scientific attempt to classify organisms did not occur until the 18th century.

Tetapi, telah terjadi perpecahan di dalam komunitas ilmiah mengenai cara semua suku-suku tersebut diklasifikasikan karena sejak tahun 1900 telah ada lebih dari 20 klasifikasi berbeda telah diusulkan.
However, there has been dissension within the scientific community as to how all these families should be classified, as evidenced by the over 20 different classifications that have been proposed since 1900.

Karya fiksi yang secara eksplisit melibatkan unsur-unsur supernatural, magis, atau secara ilmiah tidak mungkin sering diklasifikasikan dalam genre fantasi, termasuk novel karya Lewis Carroll Alice In Wonderland, seri Harry Potter karya J. K. Rowling, dan The Lord of the Rings karya J. R. R. Tolkien.
Fictional works that explicitly involve supernatural, magical, or scientifically impossible elements are often classified under the genre of fantasy, including Lewis Carroll's Alice In Wonderland, J. K. Rowling's Harry Potter series, and J. R. R. Tolkien's The Lord of the Rings.

Abhidharma (Sanskerta) atau Abhidhamma (Pali) adalah bagian dari kitab suci agama Buddha (yang muncul sekitar abad ke-3 SM atau setelahnya) yang mengandung pengkajian kembali yang ilmiah dan terperinci dari materi-materi yang muncul di sutta agama Buddha, menurut klasifikasi skematis.
Abhidharma (Sanskrit) or Abhidhamma (Pali) are ancient (3rd century BCE and later) Buddhist texts which contain detailed scholastic reworkings of doctrinal material appearing in the Buddhist sutras, according to schematic classifications.

Astrophotography langsung memiliki peran awal dalam survei langit dan klasifikasi bintang tetapi seiring waktu itu telah memberikan cara untuk peralatan yang lebih canggih dan teknik yang dirancang untuk bidang tertentu penelitian ilmiah, dengan film (dan kemudian astronomi kamera CCD) menjadi hanya salah satu dari banyak bentuk sensor.
Astrophotography had an early role in sky surveys and star classification but over time it has given way to more sophisticated equipment and techniques designed for specific fields of scientific research, with image sensors becoming just one of many forms of sensor.