Arhat oor Indonesies

Arhat

naamwoord

Buddhist monk who has attained Nirvana

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

Arhat

naamwoord

arhat

/ˈɑːhæt/ naamwoord

(Buddhism) one who has attained enlightenment; a Buddhist saint

voorbeelde

Legend has it that he was an arhat from Sri Lanka who achieved great supernatural powers through his own merit and meditation.
Legenda mengatakan bahwa ia adalah seorang arahat dari Sri Lanka, yang mencapai kekuatan luar biasa melalui kebajikannya dan hasil dari meditasi.

He became an arhat renowned for his teaching and is depicted in the Theravada tradition as one of the most important disciples of the Buddha.
Ia menjadi seorang Arahat yang terkenal akan kebijaksanaannya dan digambarkan dalam tradisi Theravada sebagai salah satu murid penting Sang Buddha.

The ultimate goal of the monastic life is to become an arhat, that is, one who has reached spiritual perfection and liberation from the pain and suffering in the cycles of rebirth.
Tujuan utama kehidupan di biara adalah untuk menjadi seorang arahat, yaitu orang yang telah mencapai kesempurnaan rohani dan kelepasan dari rasa sakit serta penderitaan dalam siklus kelahiran kembali.

This belief was either formed from an older Daoist belief that the site was home to immortals, or from knowledge of Buddhist legend from India, specifically the belief of five hundred arhats living on Mt.
Kepercayaan ini dibentuk dari kepercayaan Daois tua yang menyatakan bahwa tempat tersebut adalah rumah menuju keabadian, atau dari pengetahuan legenda Buddha dari India, khususnya kepercayaan lima ratus arahat yang tinggal di Gunung Buddhavanagiri dekat Rajagrha.

Ingada sonja, one of the Sixteen Arhats.
Ingada sonja, satu dari Enam Belas Arahat.

It was here when one day, at dawn, Yasa came to the Buddha and became an Arhat.
Pada suatu hari saat fajar Yasa datang kepada Sang Buddha dan menjadi seorang Arahat.

The Eighteen Arhats and Eight Patriarchs were designed by Wu Jung-Tzu and can be found at the Bodhi Wisdom Concourse.
Delapan Belas Arhat dan Delapan Patriark yang dirancang oleh Wu Jung-tzu dan dapat ditemukan di Teras Kebijaksanaan Bodhi.

In Japan sixteen Arhats are particularly popular in Zen Buddhism, where they are treated as examples of behaviour.
Enam belas Arhat cukup populer dalam Buddhisme Zen, mereka dianggap sebagai teladan tingkah laku.

As Buddhist tradition developed, and especially in the East Asian Buddhist countries, the number of arhats or luohans tended to increase, and at least the most important were regarded as, or as almost, bodhisattvas or fully enlightened beings, with a wide range of supernatural powers.
Sebagaimana tradisi Buddha berkembang, terutama di negara-negara Buddha di Asia Timur, jumlah arhat atau luohans cenderung meningkat, dan paling tidak yang paling penting dianggap sebagai, atau hampir menjadi Bodhisattva atau makhluk yang sepenuhnya tercerahkan dan mendapatkan berbagai macam kekuatan supernatural.

Accordingly, Mahamati, the Tathagatas who are Arhats and Fully-Enlightened Ones disclose the doctrine of the Tathagata-garbha which is thus not to be known as identical with the philosopher's notion of an ego-substance.
190). ......Sesungguhnya Mahamati, para Tathagata, yang sepenuhnya diterangi menyampaikan ajaran Tathagatagarba yang sebetulnyatak dikenal sebagai persamaan dengan buah pikiran sifat egoisnya para ahli filsfat.

That an Arhat may be lacking in knowledge, have doubts or be excelled by others.
Dapat dipakai untuk menjadi pengingat (reminder), atau berkomunikasi dengan orang lain.

Carved from volcanic rock by a Buddhist monk between 1864 and 1868, there are in total twenty-two figures: the Sixteen Arhats along with Shakyamuni, Manjusri, Fugen and his consort, Avalokitesvara, and the Sarira.
Monumen tersebut dibuat dari batu vulkanik yang dipahat oleh seorang biksu Buddha pada tahun 1864–1868, menjadi duapuluh dua sosok: 16 Arhat dan Shakyamuni, Manjusri, Fugen dan istrinya Avalokitesvara, dan Sarira.

He sent his chief minister Vassakara to Lord Buddha to ask him the purpose of Vaishali being invincible, to which Lord Buddha gave seven reasons which included Vajjis being punctual to the meetings, their disciplined behavior, their respect for elders, respect for women, they do not marry their daughters forcefully, they give spiritual protection to the Arhats, and the main reason was the Chaityas (altar) inside the town.
Dia mengirim menteri utamanya Vassakara kepada Sang Buddha untuk menanyakan kepadanya tujuan Vaishali menjadi tak terkalahkan, yang mana Sang Buddha memberi tujuh alasan yang termasuk Vajji adalah tepat waktu ke pertemuan, perilaku disiplin mereka, rasa hormat mereka kepada orang tua, menghormati wanita, mereka tidak menikahi anak perempuan mereka dengan paksa, mereka memberikan perlindungan spiritual kepada Arahat, dan alasan utamanya adalah Chaityas (altar) di dalam kota.

He was recognised by the Thirteenth Dalai Lama as a reincarnation of Bakula Arhat, one of the Sixteen Arhats who in legend were direct disciples of Gautama Buddha.
Dia diakui oleh Dalai Lama Ketigabelas sebagai reinkarnasi dari Bakula Arhat, salah satu Enam belas Arahat (murid langsung Buddha Gautama).

The Sixteen Arhats, saint men who were predecessors or disciples of the Buddha, are also part of this category.
Tujuh Belas Arahat, para santo buddhis yang juga merupakan pendahulu atau pengikut Buddha, juga merupakan bagian dari kategori ini.

A camphor wooden carving depicting Sakyamuni Buddha teaching the Dharma at Vulture Peak to Five Hundred Arhats is visible in the lobby of the Main Hall.
Sebuah pahatan kayu barus yang menggambarkan Sakyamuni Buddha mengajarkan Dharma di Gijjhakuta kepada Lima Ratus Arhat dapat dilihat di lobi dari Aula Utama.

In this broader sense it is equivalent to the arhat.
Dalam artian luas ini, hal ini serupa dengan Arahant.

He felt that only the Tathagata, Arhat, Samyaksambuddha could save Susthita from falling into the great sufferings of evil destinies.
Dia merasa hanya Sang Tathagata, Arahat, Samyak-sambuddha yang dapat menyelamatkan Susthita dari kejatuhan ke dalam penderitaan hebat di jalan sengsara.

Religious Daoism mythologized zhenren to rank above xian "transcendent; immortal" in the celestial hierarchy, while Chinese Buddhism used it to translate arhat "enlightened one".
Taoisme menempatkan zhenren pada level di bawah Xian ("transenden; abadi") dalam hierarki Surga, sementara Bhuddisme China menggunakan istilah tersebut untuk menerjemahkan arhat ("yang tercerahkan").

In the Vajrayana tradition, a well known Upasaka is Upasaka Dharmatala who serves as the attendant of the 16 arhats.
Dalam tradisi Wajrayana, seorang upāsaka yang terkenal adalah Upāsaka Dharmatala, yang menjadi penunggu ke-16 arhat.

On his return via Tokharestan and Kashgar, an arhat predicted that he had a bright future and would introduce many people to Buddhism.
Dalam perjalanan kembalinya melalui Tokharestan dan Kashgar, seorang arahat meramalkan bahwa dia memiliki masa depan yang cerah dan akan mengenalkan banyak orang kepada Buddhisme.

Originally, the arhats were composed of only 10 disciples of Gautama Buddha, although the earliest Indian sutras indicate that only 4 of them, Pindola, Kundadhana, Panthaka and Nakula, were instructed to await the coming of Maitreya.
Aslinya, para Arhat hanya terdiri atas 10 murid Buddha Gautama, meskipun sūtra awal-awal dari India hanya menunjukkan 4 dari antaranya, yaitu Pindola, Kundadhana, Panthaka, dan Nakula, yang diberi instruksi untuk menunggu kedatangan Maitreya.