Ayatollah Khomeini oor Indonesies

Ayatollah Khomeini

naamwoord

Iranian religious leader of the Shiites; when Shah Pahlavi's regime fell Khomeini established a new constitution giving himself supreme powers (1900-1989)

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

Ayatollah Khomeini

naamwoord

The exiled cleric, Ayatollah Khomeini, returned to rule Iran.
Ulama terasing Ayatollah Khomeini kembali untuk memerintah Iran.

Ayatollah Ruholla Khomeini

naamwoord

Khomeini

naamwoord

The exiled cleric, Ayatollah Khomeini, returned to rule Iran.
Ulama terasing Ayatollah Khomeini kembali untuk memerintah Iran.

Ruholla Khomeini

naamwoord

Soortgelyke frases

Ayatollah Ruholla Khomeini
Ayatollah Khomeini · Ayatollah Ruholla Khomeini · Khomeini · Ruholla Khomeini

voorbeelde

He depicts Islam notably through the Iranian revolution and the regime of the Ayatollah Khomeini.
Dia menggambarkan Islam terutama melalui revolusi Iran dan rezim Ayatollah Khomeini.

The exiled cleric, Ayatollah Khomeini, returned to rule Iran.
Ulama terasing Ayatollah Khomeini kembali untuk memerintah Iran.

It was Ayatollah Khomeini, however, who escalated the conflict into a global clash of values.
Namun, Ayatullah Khomeini adalah pihak yang mengeskalasi konflik menjadi benturan nilai berskala global.

On 2 October 1978, the Shah declared and granted an amnesty to dissidents living abroad, including Ayatollah Khomeini.
Pada 2 Oktober 1978, Shah mengumumkan pemberian amnesti untuk para oposannya di luar negeri, termasuk Ayatollah Khomenei.

In Iran, the traditional black veil covering Iranian women from head to ankles, invaded the country under Ayatollah Khomeini.
Di Iran, kerudung hitam tradisional kaum wanita Iran dari kepala hingga mata kaki melanda negeri itu di bawah kekuasan Ayatollah Khomeini.

In Iran, the secularizing but brutal Pahlavi dynasty provoked the Iranian Revolution of 1979, led by the Ayatollah Khomeini.
Di Iran, dinasti Pahlavi yang tengah bergerak menjadi mensekulerkan diri namun brutal memicu lahirnya Revolusi Iran pada 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Khomeini.

Bakhtiar dissolved SAVAK, freed all political prisoners, and allowed Ayatollah Khomeini to return to Iran after years in exile.
Bakhtiar membuubarkan dinas polisi rahasia SAVAK, membebaskan seluruh tahanan politik, dan mengizinkan Ayatollah Khomeini pulang ke Iran setelah bertahun-tahun diusir ke luar negeri.

This, in the Iranian calendar, is the day, inaugurated by the late Ayatollah Khomeini, when anti-Israel and anti-American activity come to the fore even more than usual.
(Hari Raya Yerusalem). Perayaan ini, dalam kalender Iran, adalah hari yang diresmikan almarhum Ayatollah Khomeini, saat aktivitas anti-Israel dan anti-Amerika muncul ke permukaan bahkan jauh lebih luas daripada biasanya.

In between, Mohammad Reza Pahlavi left the country for exile in January 1979 after strikes and demonstrations paralyzed the country, and on February 1, 1979 Ayatollah Khomeini returned to Tehran.
Sebelumnya, Mohammad Reza Pahlavi meninggalkan Iran dan menjalani pengasingan pada Januari 1979 setelah pemogokan dan demonstrasi melumpuhkan negara, dan pada 1 Februari 1979 Ayatullah Khomeini kembali ke Teheran yang disambut oleh beberapa juta Bangsa Iran.

Iran's then Supreme Leader Ayatollah Khomeini put a cash bounty on the head of British novelist Salman Rushdie 27 years ago, because he deemed Rushdie's novel, The Satanic Verses, offensive.
Pemimpin Iran tertinggi kala itu, Ayatollah Khomeini menyediakan hadiah uang kontan untuk kepala novelis Inggeris Salman Rushdie, 27 tahun silam. Ia menilai novel Rushdie, The Satanic Verses (Ayat-ayat Setan) melukai perasaan.

Portraits of secular and religious leaders are omnipresent on banknotes and coins, in streets and offices (e.g. presidents like Nasser and Mubarak, Arafat, al-Assad or Hezbollah's Nasrallah and Ayatollah Khomeini).
Potret pemimpin sekuler dan agama terdapat di mana-mana pada uang kertas dan koin, di jalan-jalan dan kantor (misalnya presiden seperti Nasir dan Mubarak, Arafat, al-Assad atau Nasrallah dari Hizbullah dan Ayatollah Khomeini).

When not at work, he spent his time lifting weights in local gyms and attending the sermons of a traveling preacher by the name of Hojjat Kamyab – a protege of Ayatollah Khomeini.
Ketika ia sedang tidak bekerja, ia menghabiskan waktunya mengangkat beban di gimnasium dan mengikuti khutbah yang disampaikan oleh Hojjat Kamyab – anak didik dari Ayatollah Khomeini.

Fred Halliday analyzes the traits of the export of revolution by case studies of French Revolution, Soviet Russia/Soviet Union, People's Republic of China, Cuba of Fidel Castro, and Iran of Ayatollah Khomeini.
Fred Halliday menganalisis sifat-sifat ekspor revolusi melalui studi kasus Revolusi Prancis, Rusia Soviet/Uni Soviet, Republik Rakyat Tiongkok, Kuba era Fidel Castro, dan Iran era Ayatollah Khomeini.

The takeover was enormously popular in Iran, where thousands gathered in support of the hostage takers, and it is thought to have strengthened the prestige of the Ayatollah Khomeini and consolidated the hold of anti-Americanism.
Peristiwa penyanderaan itu sangat populer di Iran, ribuan orang berkumpul mendukung para penyandera, dan diduga peristiwa itu telah memperkokoh ketenaran Ayatollah Khomeini dan menghimpun barisan anti-Amerikanisme.

1979 – Iranian Ayatollah Ruhollah Khomeini returns to Tehran after nearly 15 years of exile.
1979 - Ayatollah Ruhollah Khomeini kembali ke Tehran, Iran setelah hampir 15 tahun hidup di pengasingan.

The logo was designed by Hamid Nadimi, and was officially approved by Ayatollah Ruhollah Khomeini on 9 May 1980.
Lambang ini dirancang oleh Hamid Nadimi, dan secara resmi disetujui oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini, pendiri Republik Islam Iran pada tanggal 9 Mei 1980.

Its time span can be said to have begun in January 1978 with the first major demonstrations, and concluded with the approval of the new theocratic Constitution—whereby Ayatollah Khomeini became Supreme Leader of the country—in December 1979.
Rentang waktu revolusi boleh dikata bermula sejak Januari 1978 dengan demonstrasi-demonstrasi besar yang pertama, dan berakhir pada Desember 1979 dengan disetujuinya konstitusi baru yang teokratis—di mana Ayatollah Khomeini menjadi pemimpin besar negara itu.

Supreme Leader Ayatollah Ruhollah Khomeini called for the foundation of a youth militia in November 1979, during the Iranian Revolution.
Pemimpin Agung Ayatollah Ruhollah Khomeini menyerukan dibentuknya milisi pemuda milisi di bulan November 1979, selama Revolusi Iran.

The stories of the bounty placed on Salman Rushdie's head by the Ayatollah Khomeini, the threats and attacks against the artists who drew the Danish cartoons of Muhammad, or the murderous assault on the editorial team at Charlie Hebdo on January 7, 2015 are well known.
Kisah-kisah tentang hadiah ditetapkan atas "kepala" Salman Rushdie oleh Ayatollah Khomeini, berbagai ancaman dan serangan terhadap seniman yang menggambar kartun Nabi Muhamad di Denmark atau serangan berdarah atas tim editorial di Charlie Hebdo, 7 Januari 2015 lalu sudah sangat terkenal.

He was appointed to the position of Prime Minister by the Shah, as a concession to his opponents, especially the followers of the Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Ia diangkat menjadi Perdana Menteri oleh Shah, sebagai konsesi terhadap lawan-lawannya, khususnya para pengikut Ayatollah Ruhollah Khomeini.

1989 – Ali Khamenei is elected as the new Supreme Leader of the Islamic Republic of Iran by the Assembly of Experts after the death and funeral of Ayatollah Ruhollah Khomeini.
1989 - Ali Khamenei terpilih sebagai pemimpin tertinggi baru Republik Islam Iran setelah kematian dan pemakaman Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Indeed, the late Iranian writer and philosopher Ayatollah Hussein-Ali Montazeri fell out with Supreme Leader Ayatollah Ruhollah Khomeini, after being designated his successor, over policies that he believed infringed on people’s fundamental rights and freedoms.
Memang benar, penulis dan filsuf asal Iran, almarhum Ayatollah Hussein-Ali Montazeri, berdebat dengan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ruhollah Khomeini setelah ditunjuk sebagai penggantinya, tentang kebijakan yang menurutnya melanggar hak-hak dan kebebasan fundamental masyarakat.

This notion carried on all the way through the 1979 Islamic Revolution when Ayatollah Sadughi proclaimed that "We Muslims are like the branches of a tree, if our roots are cut off, we shall shrivel up and die", also the last prime minister before the revolution Shapour Bakhtiar held an anti-Ayatollah Khomeini meeting in Los Angeles, California on the day of the Zoroastrian Mehregan festival (1980), in tribute to "true nationalism" (see Iranian nationalism).
Gagasan ini dilakukan pada semua jalan melalui revolusi Islam Iran 1979 ketika Ayatollah Sadughi menyatakan bahwa "kami Muslim seperti cabang-cabang pohon, jika akar kita terputus, kita akan mengerut dan mati", juga perdana menteri terakhir sebelum revolusi Shapour Bakhtiar mengadakan pertemuan anti-Khomeini di Los Angeles pada hari festival Zoroastrian Mehregan (1980), dalam penghormatan kepada "nasionalisme sejati" Pembentukan Republik Islam setelah revolusi Iran tahun 1979 menimbulkan banyak kemunduran bagi minoritas agama Iran.

Islamic leaders, particularly the exiled cleric Ayatollah Ruhollah Khomeini, were able to focus this discontent with an ideology tied to Islamic principles that called for the overthrow of the Shah and the return to Islamic traditions, called the Islamic revolution.
Para pemimpin Islam Syiah, khususnya Ayatollah Ruhollah Khomeini, melampiaskan ketidakpuasan ini dengan menyerukan penggulingan Mohammad Reza Pahlavi dan kembali kepada tradisi Islam, yang disebut Revolusi Islam Iran.

The Iranian Revolution, also known as the Islamic Revolution, was the revolution that transformed Iran from an absolute monarchy under Shah Mohammad Reza Pahlavi, to an Islamic republic under Ayatollah Ruhollah Khomeini, one of the leaders of the revolution and founder of the Islamic Republic.
Revolusi Iran, juga dikenal sebagai Revolusi Islam, adalah revolusi yang mengubah Iran dari sebuah monarki absolut di bawah kepemimpinan Syah Mohammad Reza Pahlawi, menjadi sebuah republik Islam di bawah kepemimpinan Ayatollah Ruhollah Khomeini, salah satu dari pemimpin-pemimpin revolusi dan pendiri Republik Islam Iran.