Chester Nimitz oor Indonesies

Chester Nimitz

naamwoord

United States admiral of the Pacific fleet during World War II who used aircraft carriers to destroy the Japanese navy (1885-1966)

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

Admiral Nimitz

naamwoord

Chester Nimitz

naamwoord

Chester William Nimitz

naamwoord

Nimitz

naamwoord

Soortgelyke frases

Chester William Nimitz
Admiral Nimitz · Chester Nimitz · Chester William Nimitz · Nimitz

voorbeelde

On 20 July 1943, the Joint Chiefs directed Admiral Chester Nimitz to prepare plans for an offensive operation in the Gilbert Islands.
Pada tanggal 20 Juli 1943, Pimpinan Gabungan mengarahkan Laksamana Chester Nimitz untuk menyiapkan rencana untuk operasi ofensif di Kepulauan Gilbert.

Some commanders involved, including Admiral Chester Nimitz, Admiral Raymond Spruance, Lt General Julian C. Smith and Lt Colonel David Shoup, disagreed with General Smith.
Beberapa komandan yang terlibat, termasuk Laksamana Chester Nimitz, Laksamana Raymond Spruance, Letjen Julian C. Smith dan Letkol David Shoup tidak setuju dengan Jenderal Smith.

Chester Nimitz and Secretary of the Navy Frank Knox visited Espiritu Santo on 20 January and Guadalcanal on 21 January but were uninjured by the bombing attacks.
Chester Nimitz and Menteri Angkatan Laut Frank Knox mengunjungi Espiritu Santo dan Guadalkanal, berturut-turut pada 20 Januari dan 21 Januari 1943. namun keduanya selamat tidak terluka akibat serangan bom. ^ Frank, hal.

The U.S. Pacific Commander Admiral Chester Nimitz and Chief of Naval Operations Admiral Ernest King both opposed this idea, arguing that it must wait until victory was certain.
Laksamana AS untuk wilayah Pasifik Laksamana Chester William Nimitz dan Kepala Staf Angkatan Laut Amerika Serikat Laksamana Dua Ernest King kedua menentang ide ini, dengan alasan bahwa hal itu harus menunggu sampai kemenangan atas Jepang bisa dipastikan akan terjadi.

Based on this intelligence, on 22 April, U.S. Admiral Chester Nimitz—stationed at Pearl Harbor—directed Allied forces towards the Coral Sea area to interdict the Japanese Mo operation.
Berdasarkan laporan intelijen ini, Laksamana Amerika Serikat Chester Nimitz yang berkedudukan di Pearl Harbor pada tanggal 22 April memerintahkan kekuatan Sekutu untuk menuju Laut Karang dengan tujuan menghancurkan Operasi Mo yang dilakukan Jepang.

McClusky's decision to continue the search and his judgment, in the opinion of Admiral Chester Nimitz, "decided the fate of our carrier task force and our forces at Midway ..."
Sebelumnya, Nautilus menyerang kapal tempur Kirishima, namun gagal Chester Nimitz memuji keputusan untuk meneruskan pencarian yang diambil McClusky, keputusannya "menentukan nasib gugus tugas kapal induk kita dan pasukan kita di Midway..."

Said Chester Nimitz, commander of Allied forces in the Pacific, of the success of Operation Ke, "Until the last moment it appeared that the Japanese were attempting a major reinforcement effort.
Mengenai kesuksesan Operasi Ke, Chester Nimitz, komandan tentara Sekutu di Pasifik berkata, "Hingga saat terakhir Jepang terlihat sedang mencoba melakukan upaya pengiriman bala bantuan secara besar-besaran.

The rest of the geographic area of the Pacific Theater of Operations remained under the Pacific Ocean Areas command, led by Commander-in-Chief Admiral Chester Nimitz of the U.S. Navy.
Sisa area geografis Teater Operasi Pasifik tetap di bawah komando Daerah Samudra Pasifik, dipimpin oleh Laksamana Tinggi Chester Nimitz dari US Navy.

Admiral Chester Nimitz had argued for this invasion earlier in 1943, but the resources were not available to carry it out at the same time as Operation Cartwheel, the envelopment of Rabaul in the Bismarck Islands.
Laksamana Chester Nimitz telah berargumen agar invasi ini dilaksanakan pada awal 1943, tapi sumber dayanya belum tersedia karena sedang digunakan untuk Operasi Cartwheel, pengepungan Rabaul di Kepulauan Bismarck.

Admiral Chester W. Nimitz of the U.S. Navy, Commander in Chief, U.S. Pacific Fleet, headed the command throughout its existence.
Laksamana Chester W. Nimitz dari Angkatan Laut Amerika Serikat, Kepala Komandan Armada Pasifik AS, mengepakai komando tersebut sepanjang keberadaannya.

After consulting with Admiral Chester Nimitz at Pacific Fleet Headquarters in Hawaii, he ordered Task Force 58, which had sent two carrier task groups north to intercept aircraft reinforcements from Japan, to reform and move west of Saipan into the Philippine Sea.
Setelah berkonsultasi dengan Laksamana Chester Nimitz di Markas Besar Armada Pasifik di Hawaii, ia memerintahkan Gugus Tugas 58 untuk berkumpul dan bergerak ke Laut Filipina.

The first stage, the seizure of the Tulagi area, would be conducted by the Pacific Ocean Areas, under Admiral Chester W. Nimitz.
Langkah pertama adalah dengan merebut kawasan Tulagi, dan operasi ini akan dilaksanakan oleh Kawasan Samudra Pasifik di bawah kepemimpinan Laksamana Chester W. Nimitz.

The protracted length of the campaign under stressful conditions forced Admiral Chester W. Nimitz to take the unprecedented step of relieving the principal naval commanders to rest and recuperate.
Kampanye panjang dan berlarut-larut di bawah kondisi stres memaksa Laksamana Chester W. Nimitz untuk mengambil langkah tidak terduga berupa pembebasan tugas komandan-komandan utama angkatan laut untuk memberi kesempatan mereka beristirahat dan memulihkan diri.

1945 – World War II: Admiral Chester W. Nimitz is placed in command of all U.S. Naval forces in preparation for planned assaults against Iwo Jima and Okinawa in Japan.
1945 - Perang Dunia II: Laksamana Chester W. Nimitz diangkat sebagai panglima Angkatan Laut Amerika Serikat di Pasifik dalam persiapan penyerangan atas Iwo Jima dan Okinawa di Jepang.

To do battle with an enemy expected to muster four or five carriers, Admiral Chester W. Nimitz, Commander in Chief, Pacific Ocean Areas, needed every available U.S. flight deck.
Dalam usaha menyiapkan diri melawan kekuatan musuh yang dapat mengerahkan empat hingga lima kapal induk sekaligus, Laksamana Chester W. Nimitz (Panglima Tertinggi, Kawasan Samudra Pasifik) membutuhkan semua kapal induk yang dimiliki Amerika Serikat.

Admiral Chester W. Nimitz, the new commander of U.S. forces in the Central Pacific, and his staff discussed the deciphered messages and agreed that the Japanese were likely initiating a major operation in the Southwest Pacific in early May with Port Moresby as the probable target.
Komandan baru Sekutu di Pasifik yang baru diangkat, Laksamana Chester Nimitz dan para staf membahas tentang pesan Jepang yang bocor dan sepakat pihak Jepang mungkin sedang memulai operasi besar-besaran di Pasifik Barat Daya pada awal Mei dan kemungkinan Port Moresby merupakan target.

United Nations Security Council Resolution 80, adopted on March 14, 1950, having received the reports of the Commission for India and Pakistan, as well as a report from General A. G. L. McNaughton the Council commended India and Pakistan for their compliance with the ceasefire and for the demilitarization of Jammu and Kashmir and agreement on Fleet Admiral Chester W. Nimitz as the future Plebiscite Administrator.
Resolusi 80 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, diadopsi pada 14 Maret 1950, menyatakan bahwa setelah menerima laporan Komisi untuk India dan Pakistan dan laporan dari Jenderal A. G. L. McNaughton, Dewan memuji India dan Pakistan karena mematuhi gencatan senjata dan demiliterisasi Jammu dan Kashmir dan menyetujui pengangkatan Laksamana Armada Chester W. Nimitz sebagai Pengurus Plebisit.