Martha Graham oor Indonesies

Martha Graham

naamwoord

United States dancer and choreographer whose work was noted for its austerity and technical rigor (1893-1991)

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

Graham

naamwoord

Martha Graham

naamwoord

voorbeelde

Picasso had Georges Braque; Martha Graham had Louis Horst; Stravinsky, Sergey Diaghilev.
Picasso punya Georges Braque, Martha Graham punya Louis Horst, Stravinsky punya Sergey Diaghilev.

That same year he produced the set for Frontier, the first of many set designs for Martha Graham.
Set panggung itu merupakan karya pertama dari banyak desain panggung yang dibuatnya untuk Martha Graham.

In 1990, Martha Graham, the legend of modern dance, came to Korea.
Tahun 1990, Martha Graham, legenda tari modern, datang ke Korea.

During this period he continued his involvement with theater, designing sets for Martha Graham's Appalachian Spring and John Cage and Merce Cunningham's production of The Seasons.
Pada masa itu pula, ia meneruskan keterlibatannya dengan dunia teater, mendesain set panggung untuk Appalachian Spring dari Martha Graham dan The Seasons, produksi John Cage dan Merce Cunningham.

Known for his sculpture and public works, Noguchi also designed stage sets for various Martha Graham productions, and several mass-produced lamps and furniture pieces, some of which are still manufactured and sold.
Selain dikenal untuk karya-karya berupa patung di tempat-tempat umum, Noguchi juga mendesain set panggung untuk pementasan balet Martha Graham, serta mebel dan lampu yang diproduksi massal, beberapa di antaranya hingga kini masih diproduksi dan dipasarkan.

A 1930 exhibit of several busts, including those of Martha Graham and Buckminster Fuller, garnered positive reviews, and after less than a year of portrait sculpture, Noguchi had earned enough money to continue his trip to Asia.
Pameran patung dada yang diadakannya pada tahun 1930, termasuk patung Martha Graham dan Buckminster Fuller mendapat tinjauan positif, dan setelah kurang dari setahun membuat patung dada, ia sudah mendapat cukup uang untuk melanjutkan perjalanannya ke Asia.

Swinton stated that she modeled her portrayal of Madame Blanc after Martha Graham and Pina Bausch, whom she felt embodied "the shape Madame Blanc cuts — her silhouette, her barefoot rootedness, the precise choreography of her relationship with cigarette after cigarette."
Swinton menyatakan bahwa dia mencontohkan penggambaran Puan Blanc berdasarkan Martha Graham dan Pina Bausch, yang ia rasakan terwujud dalam "bentuk yang Puan Blanc potong — siluetnya, kaki telanjangnya yang menghunjam tanah, koreografi yang pas dari hubungannya dengan rokok setelah merokok."