Maitreya Buddha oor Engels

Maitreya Buddha

Vertalings in die woordeboek Indonesies - Engels

Maitreya

naamwoord

Soortgelyke frases

Buddha Maitreya
Maitreya

voorbeelde

Jinpyo dikatakan telah bertemu Maitreya Buddha di Yeongsansa setelah bertahun-tahun bermeditasi.
Jinpyo is said to have encountered the Maitreya Buddha at Yeongsansa after years of meditation.

Kemudian, umat Theravāda meyakini bahwa Maitreya, Buddha masa depan, menunggu mereka di surga dan makin menghargai mereka secara bertahap.
Later Theravādins believed that Maitreya, the future Buddha, was waiting for them in heaven and they honoured him gradually more.

Shinran kemudian mengajarkan bahwa keyakinan penuh semacam itu akan membuat orang setara dengan Maitreya, Buddha masa depan, karena pencerahan penuh mereka akan dorongan tanpa keraguan.
Shinran further taught that such full faith would make people equal to Maitreya, the coming Buddha, because their full enlightenment would be irreversibly assured.

Untuk melegitimasi kekuasaannya, ia menyebarkan dokumen yang disebut Sutra Awan Besar, yang memprediksikan bahwa reinkarnasi Maitreya Buddha adalah seorang penguasa perempuan yang akan menghilangkan penyakit, rasa khawatir, dan bencana dari dunia.
To legitimize her rule, she circulated a document known as the Great Cloud Sutra, which predicted that a reincarnation of the Maitreya Buddha would be a female monarch who would dispel illness, worry, and disaster from the world.

Gunung ini dianggap sebagai bodhimaṇḍa (atau daochang)—tempat di mana seseorang mencapai pencerahan—dari Buddha Maitreya.
It is considered the bodhimaṇḍa (or daochang)--a spot in which one reached enlightenment--of the Maitreya Buddha.

Fanjingshan adalah sebuah gunung suci dalam Buddhisme Tiongkok, dianggap merupakan bodhimaṇḍa dari Buddha Maitreya.
Fanjingshan is a sacred mountain in Chinese Buddhism, considered to be the bodhimaṇḍa of the Maitreya Buddha.

Mereka ditugaskan untuk melindungi Buddhisme dan tetap berada di bumi untuk menunggu kedatangan Maitreya, sesosok Buddha masa mendatang yang diramalkan mencapai pencerahan beberapa ribu tahun setelah Buddha Gautama parinibbana.
They are charged to protect the Buddhist faith and to wait on earth for the coming of Maitreya, an enlightened Buddha prophesied to arrive on earth many millennia after Gautama Buddha's death (parinirvana).

Menurut tradisi Buddhis, sebuah kelompok yang terdiri atas 16, 18 atau 500 luohan menantikan kedatangan Maitreya, Sang Buddha Masa Depan, dan kelompok ini sering direpresentasikan dalam kesenian agama Buddha di Asia Timur.
According to Buddhist tradition, groups of 16, 18 or 500 luohans awaited the arrival of Maitreya, the Future Buddha, and groups were often used in East Asian Buddhist art.

Dengan berlalunya waktu, Gung Ye mulai memanggil dirinya sendiri Buddha Maitreya dan berlindung ke pemerintahan yang sewenang-wenang, menyebabkannya digulingkan oleh Wanggeon pada tahun 918.
As time passed, however, Gung Ye started to call himself the Maitreya Buddha and resort to despotism, causing him to be overthrown by Wang Geon in 918.

Ini adalah sebuah acuan akan janjinya, yang tercatat di dalam beberapa sutra, bertanggungjawab untuk mengajar semua makhluk di enam alam, pada masa antara wafatnya Buddha Gautama dan kebangkitan Buddha Maitreya.
This name is a reference to his pledge, as recorded in the sutras, to take responsibility for the instruction of all beings in the six worlds in the era between the parinirvana of the Buddha and the rise of Maitreya.

China, Burma dan Thailand, menghormatinya sebagai bagian dari gerakan-gerakan milenarian, dan mereka meyakini bahwa Buddha Maitreya akan hadir pada masa-masa penderitaan dan krisis, untuk menghimpun era kebahagiaan yang baru.
China, Burma and Thailand, came to honour him as part of millenarian movements, and they believed that Maitreya Buddha would arise during times of suffering and crisis, to usher in a new era of happiness.

Saya orang yang tidak berguna dan tidak ada Buddha, tidak ada Maitreya, dan semua hal sepertinya tidak ada harapan.
I'm a useless person and there's no Buddha, no Maitreya, and everything is all hopeless.

Tradisi-tradisi Asia Timur secara khusus mengasosiasikan akhir dunia dengan kedatangan Buddha masa depan, yakni Maitreya.
East Asian traditions especially associated the end of the world with the coming of the future Buddha, that is Maitreya.

Secara umum, orang-orang Buddha percaya bahwa terdapat suksesi beberapa Buddha pada jaman lampau dan beberapa yang lainnya akan muncul pada masa depan; Dīpankara menjadi salah satu dari sejumlah Buddha pendahulu, sementara Gautama adalah yang paling terkini, dan Maitreya akan menjadi Buddha berikutnya pada masa yang akan datang.
Generally, Buddhists believe that there has been a succession of many Buddhas in the distant past and that many more will appear in the future; Dīpankara, then, would be one of numerous previous Buddhas, while Gautama was the most recent, and Maitreya will be the next Buddha in the future.

Namun, abad kesembilan belas tak menjadi abad pertama dimana kepercayaan milenarian menimbulkan perubahan politik: pada sebagian besar sejarah Tiongkok, keyakinan dan pemujaan terhadap Buddha Maitreya seringkali menginspirasi pemberontakan untuk mengubah masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik, untuk menunggu Maitreya.
But the nineteenth century had not been the first century in which millenarian beliefs sparked political changes: during most of China's history, faith in and worship of Maitreya Buddha often inspired rebellions to change society for the better, to await Maitreya.

Maitreya lalu membawanya ke suatu surga, sebagaimana jalan cerita mitos agama Buddha pada umumnya.
Maitreya then took him to a certain heaven, which is the typical way a Buddhist myth unfolds.

Kerajaan Silla juga mengembangkan tradisi seni Buddha tersendiri, yang dicirikan dengan Bangasayusang, Maitreya yang setengah duduk termenung, yang arca kembarannya, Miroku Bosatsu, dikirim ke Jepang sebagai hadiah penyebaran agama Buddha dan kini disimpan di kuil Koryu-ji Jepang.
The Silla Kingdom also developed a distinctive Buddhist art tradition epitomized by the Bangasayusang, a half-seated contemplative maitreya whose Korean-made twin, the Miroku Bosatsu, was sent to Japan as a proselytizing gift and now resides in the Koryu-ji Temple in Japan.

Maitreya (Pali: Metteyya), misalnya, disebutkan dengan sangat singkat dalam Kanon Pali sebagai Buddha yang akan muncul pada masa depan.
Maitreya (Pali: Metteyya), for example, is mentioned very briefly in the Pali Canon as a Buddha who will come in the distant future.

Ia secara umum digambarkan bersama dengan dua Bodhisatwa, Manjushri dan Vajrapani (umum di Jawa) atau Avalokiteshvara dan Vajrapani (umum di Sri Lanka); atau dengan Buddha-Buddha yang datang setelahnya, Gautama dan Maitreya.
He is generally depicted with two bodhisattvas, Manjusri and Vajrapani (common in Java) or Avalokiteśvara and Vajrapani (common in Sri Lanka); or with the Buddhas who come after him, Gautama and Maitreya.

Ia memutuskan apa yang diperlukan untuk mempersatukan rakyat dibawah kekuasaannya adalah kepercayaan agama, dan menggunakan pekerjaan terdahulunya sebagai biarawan Buddha, ia menganggap dirinya sendiri sebagai Budha Maitreya, yang turun ke dunia untuk memimpin dan menyelamatkan rakyat dari segala penderitaan, dan menjadi seorang tiran yang otoriter.
He decided what was needed to unite people under his power was religious faith, and using his previous occupation as a Buddhist monk, he referred to himself as Maitreya Buddha, who came to the world to guide and save the suffering people from all hardship.

Saya tahu bahwa Buddha selanjutnya akan datang beberapa ribu tahun dari sekarang, tetapi sekarang ini berada di suatu surga, yakni Maitreya.
I know the next Buddha will come a few thousand years from now, but exists currently in a certain heaven " -- that's Maitreya

Sebagai contoh, Édouard Schuré, tokoh berpengaruh dalam filsafat abadi dan gerakan okultisme, menganggap Kresna sebagai Inisiasi Agung; sementara itu para ahli teosofi menghormati Kresna sebagai inkarnasi Maitreya (salah satu dari para Ahli Kebijaksanaan Kuno), guru spiritual umat manusia yang terpenting setelah Buddha.
For instance, Édouard Schuré, an influential figure in perennial philosophy and occult movements, considered Krishna a Great Initiate, while Theosophists regard Krishna as an incarnation of Maitreya (one of the Masters of the Ancient Wisdom), the most important spiritual teacher for humanity along with Buddha.

Aslinya, para Arhat hanya terdiri atas 10 murid Buddha Gautama, meskipun sūtra awal-awal dari India hanya menunjukkan 4 dari antaranya, yaitu Pindola, Kundadhana, Panthaka, dan Nakula, yang diberi instruksi untuk menunggu kedatangan Maitreya.
Originally, the arhats were composed of only 10 disciples of Gautama Buddha, although the earliest Indian sutras indicate that only 4 of them, Pindola, Kundadhana, Panthaka and Nakula, were instructed to await the coming of Maitreya.