kedokteran nuklir oor Engels

kedokteran nuklir

Vertalings in die woordeboek Indonesies - Engels

nuclear medicine

naamwoord

medical specialty

voorbeelde

Saat ini kegiatan kedokteran nuklir dikembangkan lebih lanjut di beberapa rumah sakit di Indonesia.
Major IT upgrades are now being considered in many hospitals.

Lihat kedokteran nuklir.
See nuclear medicine.

Selain itu, Pemindaian kedokteran nuklir berbeda dari radiologi karena penekanannya bukan pada pencitraan anatomi tetapi fungsi dan sejenisnya, ini disebut modalitas pencitraan fisiologis.
In addition, nuclear medicine scans differ from radiology as the emphasis is not on imaging anatomy but the function and for such reason, it is called a physiological imaging modality.

Jika diperkaya dengan radioisotop (seperti 137CsCl atau 131CsCl), sesium klorida dipakai dalam bidang kedokteran nuklir, seperti dalam penanganan kanker dan diagnosis infarksi miokardial.
When enriched in radioisotopes, such as 137CsCl or 131CsCl, caesium chloride is used in nuclear medicine applications such as treatment of cancer and diagnosis of myocardial infarction.

Pemindaian Single Photon Emission Computed Tomography atau SPECT dan Positron Emission Tomography atau PET adalah dua modalitas pencitraan yang paling umum dalam kedokteran nuklir. ^ "Nuclear Medicine".
Single photon emission computed tomography (SPECT) and positron emission tomography (PET) scans are the two most common imaging modalities in nuclear medicine.

Indium-111 yang bersifat radioaktif (dalam jumlah sangat kecil menurut kimia) digunakan dalam uji kedokteran nuklir, sebagai pelacak radioaktif untuk mengikuti pergerakan protein berlabel dan sel darah putih di dalam tubuh.
Radioactive indium-111 (in very small amounts on a chemical basis) is used in nuclear medicine tests, as a radiotracer to follow the movement of labeled proteins and white blood cells in the body.

Kedokteran nuklir, dalam arti, adalah "radiologi yang dilakukan dari dalam ke luar" atau "endoradiologi" karena mencatat pancaran radiasi dari dalam tubuh bukannya radiasi yang dihasilkan oleh sumber eksternal seperti sinar-X.
Nuclear medicine, in a sense, is "radiology done inside out" or "endoradiology" because it records radiation emitting from within the body rather than radiation that is generated by external sources like X-rays.

Katakan dimana nuklir, Dokter.
Tell me where the nukes are, Doctor.

Radiasi pengion digunakan di berbagai bidang seperti kedokteran, daya nuklir, penelitian, manufaktur, konstruksi, dan banyak bidang lainnya, tetapi menimbulkan bahaya kesehatan jika tindakan yang tepat terhadap paparan yang tidak diinginkan tidak dilakukan.
Ionizing radiation is used in a wide variety of fields such as medicine, nuclear power, research, manufacturing, construction, and many other areas, but presents a health hazard if proper measures against undesired exposure aren't followed.

”Jika suatu nuklir berkekuatan satu megaton diledakkan di New York City, kemungkinan dapat terbunuh 2,25 juta orang sekaligus, 3,6 juta lagi luka parah, . . . sekelompok dokter dan ahli fisika nuklir menyetujui kemarin. . . .
“If a one-megaton nuclear device were exploded over New York City, it would probably kill 2.25 million people immediately, seriously injure an additional 3.6 million, . . . a group of physicians and nuclear physicists agreed yesterday. . . .

U.S. News & World Report memberi peringkat banyak program pascasarjananya di antara yang terbaik di negara tersebut, termasuk sejarah Afrika, kriminologi, psikologi industri dan organisasi, psikologi pendidikan, pendidikan dasar dan menengah, ilmu kedokteran osteopati, fisika nuklir, konseling rehabilitasi, rantai pasokan/logistik, dan ilmu kedokteran hewan. ^ As of June 30, 2016.
U.S. News & World Report ranks many of its graduate programs among the best in the nation, including African history, criminology, industrial and organizational psychology, educational psychology, elementary and secondary education, osteopathic medicine, human medicine, nuclear physics, rehabilitation counseling, supply chain/logistics, and veterinary medicine.

Dalam segala sesuatu yang lebih luas dari konflik senjata nuklir yang terbatas, pelayanan kedokteran seperti yang kita ketahui akan lenyap . . .
In anything more extensive than a limited exchange of nuclear weapons, medical services as we know them would cease to exist. . . .

Dokter anak macam apa yg tertarik dengan fusi nuklir?
What kind of pediatrician Is interested in nuclear fission?

Strontium-90 memiliki aplikasi dalam bidang kedokteran dan industri dan merupakan isotop perhatian dalam dampak dari senjata nuklir dan kecelakaan nuklir.
Strontium-90 has applications in medicine and industry and is an isotope of concern in fallout from nuclear weapons and nuclear accidents.

Seorang dokter mengatakan, ”Pengobatan modern tidak dapat menawarkan apa-apa kepada para korban konflik nuklir.”
A doctor said: “Modern medicine will have nothing to offer the victims of a nuclear conflict.”

Ini adalah radioisotop induk untuk radioisotop anak yang memancarkan gamma dan berumur pendek teknesium-99m, sebuah isomer nuklir yang digunakan dalam berbagai aplikasi pencitraan dalam bidang kedokteran.
It is a parent radioisotope to the short-lived gamma-emitting daughter radioisotope technetium-99m, a nuclear isomer used in various imaging applications in medicine.

Termasuk juga yang ada di zaman sekarang di mana sudah dikenal ilmu pengetahuan modern, teknologi, kedokteran yang telah maju, pertanian yang menggunakan mesin-mesin dan tenaga nuklir.
This comparison holds true even in our age of modern science, technology, advanced medicine, mechanized farming and nuclear power.

Sebuah majalah kedokteran melaporkan: ”Makin lebih banyak anak, bahkan anak kecil yang baru belajar berjalan, merasa takut akan ancaman bencana nuklir.”
A medical journal reported: “More and more children, even toddlers, are becoming frightened by the threat of nuclear holocaust.”

Menurut informasi yang diterbitkan oleh sekelompok para dokter, sarjana-sarjana dan lain-lainnya dalam Times New York, tanggal 12 Maret 1980, jika seandainya suatu peperangan nuklir meletus besok, dalam satu jam saja peperangan itu dapat memusnahkan hampir semua kehidupan di bumi—ribuan juta orang.
According to information published by a group of physicians, scientists and others in the New York Times of March 2, 1980, if a nuclear war were to break out tomorrow, it could, in just one hour, destroy most life on earth —thousands of millions of people.