rakjat oor Engels

rakjat

Vertalings in die woordeboek Indonesies - Engels

people

naamwoord

voorbeelde

Kartun ini muncul di bagian bawah halaman depan surat kabar Harian Rakjat Sabtu, 2 Oktober 1965.
This cartoon appeared on the bottom of the front page of the Harian Rakjat newspaper on Saturday, October 2, 1965.

Sebagai hasil dari strategi Sneevliet akan "blok dalam", banyak anggota SI dibujuk untuk mendirikan revolusioneris yang lebih dalam Marxis-didominasi Sarekat Rakjat.
As a result of Sneevliet's "bloc within" strategy, many SI members were persuaded to establish the more revolutionary Marxist-dominated Sarekat Rakjat (People's Union).

Aleida tidak diberi tahu apakah Harian Rakjat sudah terbit sebelum atau sesudah tentara datang.
Aleida was not told whether the paper was printed before or after the army arrived.

Yang janggal dari halaman depan Harian Rakjat ini adalah penyiarannya setelah G-30-S di Jakarta sudah dikalahkan.
The oddity of this Harian Rakjat front page was its publication after the movement in Jakarta had already been defeated.

Front Demokrasi Rakyat (ejaan republik: Front Demokrasi Rakjat) disingkat FDR adalah sebuah front persatuan partai-partai dan organisasi sayap kiri yang pernah ada dalam waktu singkat di Indonesia, didirikan pada bulan Februari 1948.
People's Democratic Front (Indonesian: Front Demokrasi Rakjat, FDR) was a short-lived united front of leftists in Indonesia, founded in February 1948.

Gerakan ini memungkinkan dirinya mendirikan majalah baru, Toedjoean Rakjat, pada tahun 1938.
The movement helped him establish a new magazine, Toedjoean Rakjat, in 1938.

Benedict Anderson dan Ruth McVey menduga Angkatan Darat pasti sudah merebut kantor Harian Rakjat pada Jumat malam.
Benedict Anderson and Ruth McVey thought that the army must have seized the Harian Rakjat office on Friday night.

Di sisi lain, kami mewakili rakyat yang menyadari kebijakan dan tanggung jawab Revolusi merasa yakin bahwa langkah yang diambil oleh Gerakan 30 September adalah langkah yang benar untuk menjaga Revolusi dan rakyat Indonesia. —Editorial Harian Rakjat, 2 Oktober 1965 Pada 2 Oktober, surat kabar Harian Rakjat yang berafiliasi pada PKI menerbitkan sebuah editorial yang kelak akan digunakan sebagai bukti bahwa PKI berada di balik upaya kudeta yang dilakukan oleh Untung dan anak buahnya.
On the other hand, we the People who are conscious of the policy and duties of the revolution are convinced of the correctness of the action taken by the September 30th Movement to preserve the revolution and the People. —Harian Rakjat editorial, October 2, 1965 On October 2, the PKI newspaper Harian Rakjat published an editorial that would eventually be used as evidence that the Communists had organized the coup attempt by Untung and his group.

Anderson dan McVey menyatakan bahwa Harian Rakjat "membanggakan editorial-editorial mereka yang ditulis dengan baik dan disusun dengan rapi", namun yang satu ini "tidak memiliki gaya maupun sentuhan khas sedikitpun".
Anderson and McVey noted that the Harian Rakjat "prided itself on well written and cogently argued editorials", but the editorial in question "is no gem of style or clarity".

Karya tersebut kemudian diterbitkan ulang sebagai buku yang berdiri sendiri oleh Poestaka Rakjat di Jakarta.
It was later republished as a stand-alone book by Poestaka Rakjat in Jakarta.

Surat kabar harian Yogyakarta, Kedaulatan Rakjat, menulis bahwa Indonesia telah kehilangan seorang "pahlawan yang jujur dan pemberani."
An obituary in the Yogyakarta-based daily Kedaulatan Rakjat wrote that Indonesia had lost a "brave and true hero".

Majalah tersebut dilampaui dalam hal jumlah edaran oleh surat kabar partai lainnya, Harian Rakjat, yang meningkat dari 2,000 edaran pada 1951 menjadi 15,000 pada 1953.
It was surpassed in circulation by another party paper, Harian Rakjat, which went from 2,000 circulation in 1951 to 15,000 in 1953.