President Franklin Roosevelt oor Indonesies

President Franklin Roosevelt

naamwoord

32nd President of the United States; elected four times; instituted New Deal to counter the Great Depression and led country during World War II (1882-1945)

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

F. D. Roosevelt

naamwoord

Franklin Delano Roosevelt

naamwoord

Franklin Roosevelt

naamwoord

You know, Willy's father, my husband was the secretary of state for President Franklin Roosevelt.
Kau tahu, ayah Willy, suami saya Adalah sekretaris negara untuk Presiden Franklin Roosevelt.

President Franklin Roosevelt · President Roosevelt · Roosevelt

voorbeelde

You know, Willy's father, my husband was the secretary of state for President Franklin Roosevelt.
Kau tahu, ayah Willy, suami saya Adalah sekretaris negara untuk Presiden Franklin Roosevelt.

The Good Neighbor policy was the foreign policy of the administration of United States President Franklin Roosevelt towards Latin America.
Kebijakan Tetangga Baik adalah kebijakan luar negeri pemerintahan Presiden Amerika Serikat Franklin Roosevelt terhadap Amerika Latin.

President Franklin Roosevelt called him "the very perfect, gentle knight of American progressive ideals," and this has been the theme of all of his biographers.
Presiden Franklin Roosevelt menyebutnya "sangat sempurna, kesatria gagah dari gagasan progresif Amerika," dan ini telah menjadi tema dari seluruh biografernya.

The administration of President Franklin Roosevelt had been considering a government takeover of the company in order to ensure continued war production, but the idea never progressed.
Pemerintahan Presiden Franklin Roosevelt sudah berencana untuk mengambil alih perusahaan ini untuk melangsungkan kegiatan produksi, tetapi idenya ini tidak pernah direalisasikan.

U.S. President Franklin Roosevelt, upon learning of the results of the battle, commented, "It would seem that the turning point in this war has at last been reached."
Presiden Amerika Serikat Franklin Roosevelt setelah mengetahui hasil pertempuran berkomentar, "Kelihatannya titik balik dalam perang ini telah tercapai."

The name of this station was changed to "Roosevelt" on September 15, 1945, by presidential decree in homage to the American President Franklin Roosevelt, who died that year.
Nama stasiun ini diubah menjadi "Roosevelt" pada tanggal 15 September 1945 oleh keputusan presiden dalam penghormatan kepada Presiden Amerika Serikat Franklin Roosevelt, yang meninggal tahun itu.

British military efforts were instead concentrated on the Middle Eastern theatre, partly in accordance with the declared "Germany First" policy of the United States government under President Franklin Roosevelt.
Upaya militer Britania sebagai gantinya terkonsentrasi di palagan Timur Tengah, sebagian sesuai dengan kebijakan "Jerman Pertama" yang dikeluarkan oleh pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Franklin Roosevelt.

Track 61, a secret subterranean extension of New York's D Line train under Pershing Square built to transport President Franklin Roosevelt away from the public eye to keep his polio hidden from the American people. "
Jalur 61, Lorong bawah tanah rahasia untuk Kereta New York di bawah Pershing Square. Awalnya dibangun sebagai transportasi Presiden Franklin Roosevelt agar jauh dari publik. Juga untuk menyembunyikan penyakit polionya dari warga AS.

President Franklin D Roosevelt declared that the attack was a " day that will live in infamy ".
Presiden Franklin D. Roosevelt menyatakan serangan itu " hari yang akan hidup dalam kehinaan ".

In 1934, President Franklin D. Roosevelt renounced interventionism and established his Good Neighbor policy for the Western Hemisphere.
Pada tahun 1934, Presiden Franklin D. Roosevelt mengakhiri intervensionisme dan menerapkan kebijakan Tetangga Baik di belahan Barat.

The occupation ended on August 1, 1934, after President Franklin D. Roosevelt reaffirmed an August 1933 disengagement agreement.
Pendudukan tersebut berakhir pada 1 Agustus 1934, setelah Presiden Franklin D. Roosevelt menyatakan perjanjian gencatan senjata pada Agustus 1933.

It was consistent with U.S. President Franklin D. Roosevelt's attitude towards territorial expansion.
Hal ini konsisten dengan sikap Presiden AS Franklin D. Roosevelt tentang perluasan wilayah.

President Franklin D. Roosevelt was concerned about American intelligence deficiencies.
Presiden Franklin D. Roosevelt prihatin mengenai kekurangan intelijen Amerika.

US President Franklin D. Roosevelt joked that perhaps 49,000 would do.
Tanpa menyadari bahwa Stalin serius dalam hal ini, Presiden Amerika Franklin D. Roosevelt bercanda bahwa mungkin 49,000 dapat dilakukan.

It was formulated an hour after the Infamy Speech of US President Franklin D. Roosevelt.
Deklarasi ini dirumuskan satu jam setelah Pidato Kekejian dari Presiden AS Franklin D. Roosevelt.

He lost the 1944 election to President Franklin D. Roosevelt in the closest of Roosevelt's four presidential elections.
Ia dikalahkan pada pemilihan tahun 1944 oleh Presiden Franklin D. Roosevelt dalam empat putaran pemilihan presidensial Roosevelt.

The two delegations were led by the British Prime Minister Winston Churchill and the American President Franklin D. Roosevelt.
Kedua delegasi tersebut dipimpin oleh Perdana Menteri Inggris Winston Churchill dan Presiden Amerika Franklin D. Roosevelt.

The series of conflicts ended with the withdrawal of troops from Haiti in 1934 under President Franklin D. Roosevelt.
Rangkaian konflik ini berakhir dengan penarikan tentara dari Haiti pada tahun 1934 di bawah perintah Presiden Franklin D. Roosevelt.

The Moscow Declaration, officially issued by the foreign ministers of United States President Franklin Roosevelt, Prime Minister Winston Churchill of the United Kingdom, and Premier Joseph Stalin of the Soviet Union, defined how these issues would be dealt with.
Dalam Deklarasi Moskow, yang secara resmi dikeluarkan oleh para menteri luar negeri dari Presiden Amerika Serikat Franklin Roosevelt, Perdana Menteri Winston Churchill dari Inggris Raya, dan Pemimpin Joseph Stalin dari Uni Soviet, untuk mengartikan bagaimana masalah ini akan ditangani.

1933 – Great Depression: Banks in the U.S. begin to re-open after President Franklin D. Roosevelt mandates a "bank holiday".
1933 - Depresi Besar: Bank-bank di Amerika Serikat mulai buka kembali sesuai mandat Presiden AS Franklin D. Roosevelt tentang "bank holiday".

22: President Franklin Delano Roosevelt orders General Douglas MacArthur to evacuate the Philippines as American defence of the nation collapses.
22: Presiden Franklin Delano Roosevelt memerintahkan Jenderal Douglas MacArthur keluar dari Filipina sementara pertahanan Amerika di negara itu jatuh.

1933 – Great Depression: President Franklin D. Roosevelt declares a "bank holiday", closing all U.S. banks and freezing all financial transactions.
1933 - Great Depression: Presiden AS Franklin D. Roosevelt mengumumkan "bank holiday", menutup seluruh bank dan menghentikan seluruh transaksi finansial di seluru Amerika Serikat.

In response to the Great Depression in the 1930s, President Franklin D. Roosevelt's New Deal legislation expanded the bureaucracy in Washington.
Jumlah penduduk Distrik tetap stabil hingga Depresi Besar tahun 1930-an ketika undang-undang Persetujuan Baru oleh Presiden Franklin D. Roosevelt memperluas birokrasi di Washington.

1933 – Great Depression: President Franklin D. Roosevelt submits the Emergency Banking Act to Congress, the first of his New Deal policies.
1933 - Depresi Besar: Presiden AS Franklin D. Roosevelt mengajukan Undang-undang Perbankan Darurat (Emergency Banking Act) kepada Kongres, bagian pertama dari kebijakan New Deal.

1942 – World War II: President Franklin D. Roosevelt orders General Douglas MacArthur out of the Philippines as the Japanese victory becomes inevitable.
1942 - Perang Dunia II: Presiden Franklin D. Roosevelt memerintahkan Jenderal Douglas MacArthur keluar dari Filipina karena kemenangan Jepang.