pejuang hak-hak wanita oor Engels

pejuang hak-hak wanita

Vertalings in die woordeboek Indonesies - Engels

feminist

naamwoord

Ini merupakan fakta kehidupan yang tampaknya sukar diterima oleh para pejuang hak-hak wanita, dan beberapa wanita lain juga.
This is a fact of life that many feminists, and some other women too, seem to have difficulty in accepting.

voorbeelde

Ini merupakan fakta kehidupan yang tampaknya sukar diterima oleh para pejuang hak-hak wanita, dan beberapa wanita lain juga.
This is a fact of life that many feminists, and some other women too, seem to have difficulty in accepting.

Dengan menyatakan kita akan memperjuangkan hak-hak wanita dan memerangi ekstrimis dengan bom dan perang, kita sungguh melumpuhkan masyarakat lokal yang seharusnya mengatasi masalah ini sehingga mereka berkesinambungan.
By saying that we're going to fight for women's rights and fight extremism with bombs and warfare, we completely cripple local societies which need to address these issues so that they're sustainable.

Untuk memprotes ketidakadilan politik terhadap kaum wanita, seorang pejuang hak-hak wanita Inggris, Emily Wilding Davison, menjatuhkan diri di depan kuda Raja pada Pacuan Kuda (Derby) tahun 1913 dan ia terbunuh.
To protest the political injustice to women, a British suffragette, Emily Wilding Davison, threw herself in front of the King’s horse in the 1913 Derby and was killed.

Beberapa karya biografinya antara lain : Terhempas Prahara ke Pasifik, Mencari Makna Hidupku (biografi Ibu Suyatin Kartowijono, seorang pelopor perjuangan hak-hak wanita pada periode 1920an), dan Pelayaran Cadik Nusantara (seorang pemuda yang berlayar ke Brunei dengan perahu nelayan).
Among her other works are biographies: Terhempas Prahara ke Pasifik, Mencari Makna Hidupku (a biography of Ibu Suyatin Kartowijono, a pioneer in the struggle for women’s rights from the 1920s), and Pelayaran Cadik Nusantara (a youth who took a fishing boat alone all the way to Brunei).

Dalam sebuah wawancara bulan Mei 2013 bersama MTV, penulis The Vagina Monologues dan pejuang hak-hak wanita bernama Eve Ensler memuji Rihanna, menyatakan, "Aku penggemar berat Rihanna, aku pikir dia memiliki semacam agensi atas seksualitasnya dan dia terbuka tentang seksualitasnya, dia memiliki rahmat yang sangat besar dan dia sangat berbakat."
In a May 2013 interview with MTV, The Vagina Monologues writer and feminist Eve Ensler praised the singer, saying, "I'm a huge Rihanna fan, I think she has a kind of agency over her sexuality and she's open about her sexuality, she has enormous grace and she's immensely talented."

Kami mengerti kalau hak-hak wanita pejuang...
We understand that as millennial feminists...

Amelia adalah pejuang untuk hak-hak pilot wanita, dan ketika pada tahun 1934 balapan Trofi Bendix melarang wanita, ia dengan terbuka menolak untuk menerbangkan artis Mary Pickford ke Cleveland untuk membuka balapan.
Earhart was a vigorous advocate for female pilots and when the 1934 Bendix Trophy Race banned women, she openly refused to fly screen actress Mary Pickford to Cleveland to open the races.

Saudara dan saudari, kita memperjuangkan hak-hak perempuan, dan kita memperjuangkan untuk mendapatkan lebih banyak tempat bagi wanita dalam masyarakat.
Dear brothers and sisters, we were striving for more rights for women, and we were struggling to have more, more and more space for the women in society.

Ia dan wanita lainnya dari komunitasnya menghimpun Liga Wanita Terliberalisasi untuk berjuang atas hak-hak mereka.
She and the other women of her community organize the Liberated Women League to fight for their rights.

Ia bersama Ellen Johnson Sirleaf dan Tawakkul Karman dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian "untuk perjuangannya tanpa kekerasan untuk keamanan perempuan dan untuk hak-hak wanita untuk berpartisipasi penuh dalam karyanya membangun perdamaian".
She, along with Ellen Johnson Sirleaf and Tawakkul Karman, were awarded the 2011 Nobel Peace Prize "for their non-violent struggle for the safety of women and for women's rights to full participation in peace-building work."

Para wanita yang diakui "untuk non-kekerasan perjuangan mereka untuk keselamatan perempuan dan hak-hak perempuan untuk berpartisipasi penuh dalam pembangunan perdamaian bekerja."
The three women were recognized "for their non-violent struggle for the safety of women and for women's rights to full participation in peace-building work."

Pada 1916, Katherine meminta Joseph mendesak pemerintahan Inggris untuk memberikan hak suara kepada perempuan, dan dia merevitalisasi Dewan Wanita Nasional bersama sekelompok pejuang hak suara perempuan penting lainnya pada 1918.
She was the first to sign a petition to the Prime Minister, Sir Joseph Ward, in 1916, asking him to urge the British government to enfranchise women, and she revitalised the National Council of Women along with a group of other prominent suffragettes in 1918.