Carthaginian oor Indonesies

Carthaginian

adjektief, naamwoord

A native or inhabitant of Carthage

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

Kartago

naamwoord

The most notorious characteristic of Carthaginian religion was child sacrifice.
Karakteristik agama Kartago yang paling terkenal buruk adalah pengorbanan anak.

voorbeelde

The Carthaginian army under Himilco (a member of the Magonid family and kinsman of Hannibal Mago), which had spent the winter and spring in the captured city of Akragas, marched to confront the Greeks at Gela.
Tentara Kartago di bawah Himilco (anggota keluarga Magonid dan kerabat Hannibal Mago), yang telah menghabiskan musim dingin dan musim semi di kota Akragas, berbaris untuk menghadapi Yunani di Gela.

Claudius tried to send ambassadors to both the Carthaginians and the Syracusans, but he was ignored.
Claudius mencoba untuk mengirim utusan kepada Kartago dan Syracusans, tapi ia diabaikan.

After defeating the Carthaginians at the Battle of Syracuse in 397 BC, Dionysius had been expanding his territory and political influence by conquering Sicel lands and planting Greek colonies in northeastern Sicily.
Setelah mengalahkan Kartago pada Pertempuran Syracuse pada tahun 396 SM, Dionisius telah memperluas wilayahnya dan pengaruh politik melalui penaklukan Sicel dan memperbesar koloni Yunani di Sisilia timur laut.

Hamilcar, grandson of Hanno the Great, led the Carthaginians, while the Syracusans were led by Agathocles.
Hamilcar, cucu dari Hanno Agung, memimpin pasukan Kartago, sementara orang Yunani dipimpin oleh Agathocles dari Syracuse.

However, as notes Lancel, quoted earlier, “the reality of Carthaginian human sacrifice cannot be categorically denied.”
Akan tetapi, seperti dinyatakan oleh Lancel, yang dikutip di awal, ”kenyataan tentang pengorbanan manusia di Kartago sungguh tidak dapat disangkal”.

In 398 BC, he attacked and sacked the Phoenician city of Motya despite the Carthaginian relief effort led by Himilco.
Pada 398 SM, ia menyerang dan keluar kota Fenisia, Motya meskipun upaya bantuan Kartago dipimpin oleh Himilco.

During the siege, Hannibal and a large number of Carthaginian soldiers perished from the plague, and the survivors were in dire straits after the Greeks managed to cut their supply lines.
Selama pengepungan, Hannibal dan sejumlah besar prajurit Kartago telah tewas terkena wabah, dan korban yang selamat mendapat kesulitan setelah Yunani berhasil memotong jalur suplai mereka.

He planned to use a complex three-pronged attack plan against the Carthaginians, which failed due to lack of proper coordination.
Ia berencana untuk menggunakan rencana tiga serangan kompleks terhadap pasukan Kartago, yang gagal karena kurangnya koordinasi.

Hannibal, acting under the instructions of the Carthaginian senate, had previously sacked and destroyed the city of Selinus after the Battle of Selinus in 409.
Hannibal, bertindak di bawah instruksi senat Kartago, sebelumnya dipecat dan menghancurkan kota Selinus setelah Pertempuran Selinus pada tahun 409 SM.

203 BC) was a Carthaginian noblewoman who lived during the Second Punic War, and the daughter of Hasdrubal Gisco Gisgonis (son of Gisco).
Sophonisba (juga Sophonisbe, Sophoniba; di dalam bahasa Punisia, 𐤑𐤐𐤍𐤁𐤏𐤋 Ṣap̄anbaʿal) (203 SM) merupakan seorang bangsawati Kartago yang hidup selama Perang Punisia Kedua, dan putri Hasdrubal Gisco Gisgonis (putra Gisco).

Carthaginians spoke Punic, a variety of Phoenician, which was a Semitic language originating in the Carthaginians' original homeland of Phoenicia (present-day Lebanon).
Masyarakat Kartago berbicara Bahasa Punisia, salah satu variasi Bahasa Fenisia yang merupakan Semit bahasa yang berasal dari tanah air asli masyarakat Kartago dari Fenisia (Libanon modern).

Its area has known many empires and dynasties, including ancient Berber Numidians, Carthaginians, Romans, Vandals, Byzantines, Arab Umayyads, Berber Fatimids, Berber Almoravids, Berber Almohads and later Turkish Ottomans.
Wilayah ini dikenali memiliki banyak imperium dan wangsa, termasuk Numidia Berber, Kartaginia, Romawi, Vandal, Bizantium, Umayyah Arab, Fatimiyah Berber, Muwahidun Berber, dan terakhir Turki Usmani.

For example, Avienus relates of Carthaginian explorer Himilco's voyage "...there monsters of the deep, and beasts swim amid the slow and sluggishly crawling ships." (lines 117-29 of Ora Maritima).
Sebagai contoh, Avienus menceritakan bahwa dalam perjalanan penjelajah Kartago bernama Himilco, "...ada monster dari kedalaman lautan, dan para makhluk buas berenang perlahan di bawah kapal yang bergerak perlahan." (baris 117-29 dari Ora Maritima).

In 215 BC, he entered into a treaty with Hannibal, the Carthaginian general then in the middle of an invasion of Roman Italy.
Pada tahun 215 BC, ia mengadakan perjanjian dengan Hannibal, jenderal Karthago yang saat itu sedang menyerang Italia Romawi.

He led a force to Messina and, as the Mamertines had convinced the Carthaginians to withdraw, he met with only a symbolic resistance.
Dia memimpin pasukan ke Messina dan Mamertines telah meyakinkan Kartago untuk menarik diri, dia hanya bertemu dengan perlawanan simbolis.

Its name first appears in history at the time of the Carthaginian expedition under Himilco, 396 BC, when that general concluded a treaty with the Himeraeans and the inhabitants of Cephaloedium.
Nama kota ini pertama kali muncul dalam sejarah pada masa ekspedisi Kartago di bawah Himilco pada tahun 396 SM, ketika ia membuat sebuah perjanjian dengan penduduk Himera dan penduduk Cephaloedium.

A bridge was built by consul Gaius Claudius Nero in 206 BC after he had defeated the Carthaginian army in the Battle of the Metaurus.
Sebuah jembatan dibangun oleh konsul Gaius Klaudius Nero pada 206 SM setelah ia mengalahkan tentara Carthage dalam Pertempuran Metaurus.

It is commonly thought that these skirmishes in the east prevented Macedon from aiding the Carthaginian general Hannibal in the war with Rome.
Umumnya berpendapat bahwa pertempuran-pertempuran kecil di timur ini mencegah Makedonia untuk membantu jenderal Kartaginia Hannibal dalam perang dengan Roma.

Although the Battle of the Lipari Islands in 260 BC led to a Carthaginian victory, the Romans later sacked Lipari and their domination led to a period of poverty.
Meskipun Pertempuran Kepulauan Lipari pada tahun 260 SM menyebabkan kemenangan Carthaginian, Romawi kemudian menjarah Lipari dan penguasaan mereka menyebabkan periode kemiskinan.

Child sacrifice was the terrible price those Carthaginians paid for the worship of Baal.
Korban anak adalah pengorbanan yang mengerikan yang harus dibayar oleh orang Karthago untuk ibadat kepada Baal.

A specter of the Carthaginian animal who besieged this city with terror and death many years past.
Horor binatang Carthagia yang mengepung kota ini. Dengan teror dan kematian bertahun-tahun lalu.

Both Mago and Dionysius agreed to a peace treaty, which allowed the Carthaginians to formally occupy the area west of the River Halycus, while Dionysius was given lordship over the Sicel lands.
Mago dan Dionysius menyetujui perjanjian damai, yang memungkinkan secara resmi pasukan Kartago untuk menempati daerah barat Sungai Halycus, sementara Dionysius diberi kekuasaan atas tanah Sicel.

Many peoples —including the Phoenicians, the Greeks, and the Carthaginians— migrated to this southwest corner of Europe.
Banyak bangsa, termasuk orang Fenisia, Yunani, dan Kartago, pindah ke Spanyol, yang terletak di sudut barat daya Eropa.

The Battle of the Upper Baetis was a double battle, comprising the battles of Castulo and Ilorca, fought in 211 BC during the Second Punic War between a Carthaginian force led by Hasdrubal Barca (Hannibal's brother) and a Roman force led by Publius Cornelius Scipio and his brother Gnaeus.
Pertempuran Baetis Hulu terdiri dari dua pertempuran, yaitu pertempuran Castulo dan Ilorca yang terjadi pada tahun 211 SM selama Perang Punisia Kedua antara pasukan Kartago yang dipimpin oleh Hasdrubal Barca (saudara kandung Hannibal) melawan pasukan Republik Romawi yang berada di bawah kepemimpinan Publius Cornelius Scipio dan saudaranya, Gnaeus.

The close relations between Carthaginians and Etruscans, lasting several centuries, led Aristotle to comment that the two nations seemed to form but one state.
Hubungan erat antara orang-orang Kartago dan Etruria, yang berlangsung selama beberapa abad, membuat Aristoteles berkomentar bahwa kedua bangsa itu tampaknya menjadi satu negara.