Masyarakat tanpa kelas oor Engels

Masyarakat tanpa kelas

Vertalings in die woordeboek Indonesies - Engels

classless society

voorbeelde

Masyarakat tanpa kelas merujuk pada masyarakat yang semua anggotanya tidak termasuk kelas sosial apa pun.
Classless society refers to a society in which no one is born into a social class.

Uni Soviet mencap dirinya sebagai negara sosialis yang mencoba membangun komunisme atau masyarakat tanpa kelas.
The Soviet Union thus cast itself as a socialist country trying to build communism, which was supposed to be a classless society.

Masih terdapat sengketa mengenai sifat dan tujuan kelompoknya, yang mencerminkan keinginan masyarakat tanpa kelas dan menyebar ke seluruh Honam.
There is still a dispute about the nature and purpose of his group, which reflected desire for classless society and spread throughout Honam.

Dalam propaganda yang dijalankan tahun 1920-an, Partai Komunis Indonesia menyampaikan visinya tentang masyarakat tanpa kelas sebagai penjelmaan kembali dari Majapahit yang diromantiskan.
In its propaganda from the 1920s, the Communist Party of Indonesia presented its vision of a classless society as a reincarnation of a romanticised Majapahit.

Lagi; sebuah masyarakat tanpa kelas- kelas sosial dimana manusia hidup untuk menemukan, memiliki akses terhadap barang- barang, pelayanan dan informasi, tidak memperhitungkan keberadaan nasib.
Again; a society without social classes in which the human being lives to discover, having access to goods, services and information, does not allow luck to exist.

Gagasan masyarakat tanpa kelas dan negara yang didasarkan pada kepemilikan barang dan kekayaan bersama sudah ada dalam pemikiran Barat jauh sebelum diterbitkannya Manifesto Komunis.
The idea of a classless and stateless society based on communal ownership of property and wealth also stretches far back in Western thought long before The Communist Manifesto.

Bagi Marx dan Engels, kondisi ini menentukan kesadaran dan mengakhiri peran kelas kapitalis yang pada akhirnya mengarah ke masyarakat tanpa kelas di mana negara akan melenyap.
For Marx and Engels, conditions determine consciousness and ending the role of the capitalist class leads eventually to a classless society in which the state would wither away.

Dua puluh tujuh delegasi memutuskan untuk mendirikan sebuah partai sosialis dan terang-terangan menyebut gagasan masyarakat tanpa kelas dan tanpa Marxisme yang didesain ulang untuk inspirasi partai.
The twenty-seven delegates decided to found a party of socialism and freedom, making an explicit reference to a classless society and without Marxism, redesigned as a source of principal inspiration.

Oleh karena perbedaan-perbedaan tersebut sulit dihindari, pendukung masyarakat tanpa kelas, seperti kaum anarkis dan komunis, mengemukakan beberapa cara untuk mencapai dan mempertahankannya serta memberinya label sebagai akhir dari keseluruhan program atau filosofi mereka.
Since these distinctions are difficult to avoid, advocates of a classless society (such as anarchists and communists) propose various means to achieve and maintain it and attach varying degrees of importance to it as an end in their overall programs/philosophy.

Meskipun budaya arus utama menyatakan bahwa Amerika Serikat adalah negara dengan masyarakat tanpa kelas, para pakar menemukan terdapat perbedaan kelas sosial yang signifikan di negara itu, perbedaan ini tampak dalam segi sosialisasi, penggunaan bahasa, dan nilai-nilai.
While mainstream culture holds that the United States is a classless society, scholars identify significant differences between the country's social classes, affecting socialization, language, and values.

Sejarah Marxis secara umum deterministik, yang didalamnya mengemukakan arah sejarah, menuju keadaan akhir sejarah sebagai masyarakat manusia tanpa kelas.
Marxist history is generally deterministic: it posits a direction of history, towards an end state of history as classless human society.

Kami dipaksa untuk membuat pernyataan-pernyataan seperti "Saya mempunyai kecenderungan Marxis..."; "Masyarakat yang saya cita-citakan adalah masyarakat tanpa kelas..." ; " si Anu adalah pembina saya..."; "Saya telah dipakai oleh si Anu..." untuk menunjukkan bahwa kami dan para tahanan lainnya memang bersalah."
We were coerced to make statements such as "I am Marxist-inclined..."; "My ideal society is a classless society..." ; " so-and-so is my mentor..."; "I was made use of by so-and-so..." to incriminate ourselves and other detainees.

Mengingat bahwa tujuan akhir yang dinyatakan oleh konstruksi sosialis adalah penciptaan masyarakat komunis tanpa negara, tanpa kelas dan tanpa uang, menambahkan Demokrasi Baru sebagai tingkat pengantar membuat seluruh proses Revolusi menjadi teori bertingkat tiga: pertama Demokrasi Baru, lalu sosialisme, kemudian komunisme.
Given that the self-proclaimed ultimate goal of socialist construction is the creation of a stateless, classless and moneyless communist society, adding the New Democratic Revolution as a prerequisite stage arguably makes the whole process of the revolution a three-stage theory: first New Democracy, then socialism and finally communism.

Hammond percaya bahwa di setiap kelas harus ada sebuah kelompok yang mengerjakan semua pekerjaan kasar, sebab tanpa mereka, para pemimpin masyarakat tidak bisa maju.
Hammond believed that in every class one group must accomplish all the menial duties, because without them the leaders in society could not progress.

Mill berpendapat bahwa mungkin ada sejumlah hati nurani atau jiwa publik tanpa pamrih yang dapat dilihat dalam warga masyarakat yang sudah matang untuk mencapai pemerintahan representatif, akan tetapi kita "tidak bisa mengharapkan bahwa hati nurani, digabungkan dengan kecerdasan intelektual sedemikian rupa, menjadi bukti bahwa kepentingan kelas berada di bawah keadilan dan kebaikan publik."
Mill held that certain amount of conscience, and of disinterested public spirit, may fairly be calculated on in the citizens of any community ripe for representative government, but that "it would be ridiculous to expect such a degree of it, combined with such intellectual discernment, as would be proof against any plausible fallacy tending to make that which was for their class interest appear the dictate of justice and of the general good."

Meskipun masih menganggap dirinya sebagai seseorang yang mengamalkan pemikiran-pemikiran asli Marx, ia mulai menyimpang dari beberapa prediksi Marx tentang perkembangan masyarakat; Marx meyakini bahwa "revolusi borjuis-demokrat" dari kelas menengah harus terjadi sebelum dimulainya "revolusi sosialis" yang dikobarkan oleh kaum proletariat, tetapi Lenin berkeyakinan bahwa di Rusia, kaum proletariat akan meruntuhkan rezim Tsar tanpa memerlukan revolusi perantara.
Although still perceiving himself as an orthodox Marxist, he began to divert from some of Marx's predictions regarding societal development; whereas Marx had believed that a "bourgeoisie-democratic revolution" of the middle-classes had to take place before a "socialist revolution" of the proletariat, Lenin believed that in Russia, the proletariat could overthrow the Tsarist regime without the intermediate revolution.