perjanjian shimonoseki oor Engels

perjanjian shimonoseki

Vertalings in die woordeboek Indonesies - Engels

treaty of shimonoseki

voorbeelde

Qing mengaku kalah di Perjanjian Shimonoseki (17 April 1895), yang secara resmi menjamin kemerdekaan Korea dari Tiongkok.
The Qing acknowledged defeat in the Treaty of Shimonoseki (17 April 1895), which officially guaranteed Korea's independence from China.

Sebagai akibatnya, Dinasti Qing diharuskan menandatangani perjanjian Shimonoseki yang salah satu butirnya adalah menyerahkan kedaulatan Taiwan dan Pescadores kepada Jepang tanpa syarat.
The Treaty of Shimonoseki recognized Korean independence and ceded Taiwan and the Pescadores to Japan.

Gerbang itu dibangun setelah terjadinyanya Perang Tiongkok-Jepang Pertama yang menginspirasi semangat bangsa Korea untuk lepas dari status negara pembayar upeti kepada Tiongkok yang dinyatakan dalam Perjanjian Shimonoseki.
The gate was built following the First Sino-Japanese War to inspire a spirit of independence away from Korea's previous status as a Chinese tributary state, which was declared by the Treaty of Shimonoseki.

Selama Itō yang masa jabatan kedua sebagai perdana menteri (8 Agustus 1892 – 31 Agustus 1896), ia mendukung Pertama Perang Sino-Jepang dan menegosiasikan Perjanjian Shimonoseki Maret 1895 dengan menteri yang sakit luar negeri Mutsu Munemitsu.
During Itō's second term as prime minister (August 8, 1892 – August 31, 1896), he supported the First Sino-Japanese War and negotiated the Treaty of Shimonoseki in March 1895 with his ailing foreign minister Mutsu Munemitsu.

Setelah ditandatanganinya Perjanjian Shimonoseki pada 17 April 1895, Satow menjadi saksi mata pertumbuhan pesat angkatan darat dan angkatan laut Jepang sebagai reaksi telah dipermalukan oleh Rusia, Jerman, dan Prancis dalam Intervensi Tiga Negara 23 April 1895.
On 17 April 1895 the Treaty of Shimonoseki (text here) had been signed, and Satow was able to observe at first hand the steady build-up of the Japanese army and navy to avenge the humiliation by Russia, Germany and France in the Triple Intervention of 23 April 1895.

Taiwan, yang lebih umum dikenal di negara-negara Barat sebagai Formosa, menjadi sebuag koloni Kekaisaran Jepang ketika Dinasti Qing kalah dalam Perang Tiongkok-Jepang pertama pada tahun 1894 dan menyerahkan pulau tersebut dengan menandatangani Perjanjian Shimonoseki pada tahun 1895.
Taiwan, then more commonly known to the Western world as "Formosa", became a colony of the Empire of Japan when the Qing Empire lost the First Sino-Japanese War in 1894 and ceded the island with the signing of the 1895 Treaty of Shimonoseki.

Dalam Perang Tiongkok-Jepang pada tahun 1894-1995, Jepang mengalahkan Dinasti Qing, dan berhasil melepaskan diri dari sistem anak sungai Qing Tiongkok di Korea dengan mengakhiri Perjanjian Shimonoseki yang mengharuskan Qing untuk mengakui Dinasti Yi Korea sebagai negara merdeka.
In the Sino-Japanese War of 1894–95, Japan defeated the Qing dynasty, and succeeded in released from the tributary system of the Qing China in Korea by concluding the Treaty of Shimonoseki that compelled Qing to acknowledge Yi Dynasty Korea as an independent country.

Meskipun pertempuran-pertempuran di Tiongkok utara berhenti selama perundingan damai yang akhirnya menghasilkan Perjanjian Shimonoseki (April 1895), Taiwan dan Pescadores secara khusus dikeluarkan dari lingkup gencatan senjata, memungkinkan Jepang untuk melancarkan operasi militer terhadap mereka tanpa membahayakan perundingan-perundingan damai.
Although hostilities in northern China were halted during the peace negotiations that eventually resulted in the Treaty of Shimonoseki (April 1895), Taiwan and the Pescadores were specifically excluded from the scope of the armistice, allowing the Japanese to mount a military operation against them without imperiling the peace negotiations.