Iranian language oor Indonesies

Iranian language

naamwoord

the modern Persian language spoken in Iran

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

Rumpun Bahasa Iran

naamwoord

voorbeelde

The Indo-Iranian language and culture emerged at the Sintashta culture (c.
Bahasa dan Budaya Indo-Iran yang muncul pada budaya Sintashta (k.

This Turkic word is usually considered a borrowing from an Iranian language.
Kata dalam bahasa Turki Kuno ini biasanya diperkirakan kata pinjaman dari bahasa Iran. ^ a b "bey".

Unlike the Turks, the Kurds speak an Iranian language.
Tidak seperti bangsa Turki, orang Kurdi berbicara dalam salah satu bahasa Indo-Eropa.

In the Iranian culture, it symbolises growth, happiness, unity, nature, vitality and the Iranian languages.
Di dalam kebudayaan Iran, warna hijau melambangkan pertumbuhan, kebahagiaan, persatuan, alam, semangat, dan bahasa Persia.

The name Aspar (Avestan aspari) in Iranian languages means "Horse-rider".
Nama Aspar (mulanya Aspwar atau Aspidar) di dalam bahasa Iran yang berarti "tuan-kuda" atau "penunggang-Kuda".

Middle Persian is classified as a Western Iranian language.
Bahasa Persia Pertengahan termasuk ke dalam bahasa Iran Barat.

Other East Iranian languages related to the Scythian are Chorasmian and Sogdian.
Bahasa-bahasa Iran Timur lainnya yang berdekatan dengan bahasa Skithia adalah bahasa Chorasmia dan Sogdiana.

As of 2008, there were an estimated 150–200 million native speakers of the Iranian languages.
Pada tahun 2008, diperkirakan ada 150-200 juta orang penutur ibu bahasa Iran.

ZOROASTRIANISM: Avesta, named after Avestan, dead Iranian language in which it was written
ZOROASTRIANISME: Avesta, diambil dari Avestan, bahasa Iran yang sudah mati yang dipakai untuk menulis buku itu

Sogdian is one of the most important Middle Iranian languages, along with Bactrian, Khotanese Saka, Middle Persian, and Parthian.
Bahasa Sogdiana adalah salah satu bahasa Iran Pertengahan terbesar bersama bahasa Baktria, Saka Khotan, bahasa Persia Pertengahan, dan Parthia.

Ancient Eastern Iranian languages may have been spoken in the region around the time of the rise of Zoroastrianism.
Kuno bahasa Iran Timur seperti Avestan mungkin telah diucapkan di Afghanistan sekitar waktu yang sama sejalan dengan bangkitnya Zoroastrianisme.

The main Iranian contributor to Brahui vocabulary is a northwestern Iranian language, Baluchi, Sindhi and southeastern Iranian language, Pashto.
Bahasa Iran yang paling banyak diserap oleh bahasa Brahui adalah bahasa-bahasa Iran barat laut, yaitu bahasa Balochi, Sindhi, serta bahasa Iran tenggara, yaitu bahasa Pashto.

Ethnologue estimates that there are 86 Iranian languages, the largest among them being Persian, Pashto, and the Kurdish dialect continuum.
Ethnologue memperkirakan ada 86 bahasa yang termasuk ke dalam kelompok ini , bahasa Iran dengan jumlah penutur terbanyak adalah Bahasa Persia, Pashtun, Kurdi, dan Balochi.

Much like the neighboring people of the Kingdom of Khotan, people of Kashgar spoke Saka, one of the Eastern Iranian languages.
Seperti negara tetangganya yaitu Kerajaan Khotan, penduduk Kashgar berbicara bahasa Saka, salah satu bahasa dari rumpun Iran Timur.

The Nuristanis are an ethnic group native to the Nuristan region of eastern Afghanistan, who speak Indo-Iranian languages, including Nuristani.
Suku Nuristani adalah kelompok etnis yang berasal dari Provinsi Nuristan di Afganistan timur. mereka menuturkan sebuah bahasa Indo-Eropa yang disebut bahasa Nuristan.

The Iranian languages spread throughout the steppes with the Scyths and into Iran with the Medes, Parthians and Persians from ca.
Bahasa-bahasa Iran tersebar di seluruh stepa melalui bangsa Skitia, dan ke Iran melalui bangsa-bangsa Media, Partia dan Persia sejak k.

The Parni most likely spoke an eastern Iranian language, in contrast to the northwestern Iranian language spoken at the time in Parthia.
Kaum Parni kemungkinan besar menggunakan Bahasa Iran Timur, kebalikan dari Bahasa Iran Barat yang pada saat itu digunakan di daerah Parthia.

Ossetian, together with Kurdish, Tati and Talyshi, is one of the main Iranian languages with a sizable community of speakers in the Caucasus.
Bahasa Ossetia, bersama dengan bahasa Tati-Persia dan Talyshi adalah salah satu bahasa utama masyarakat Iran (bahasa-bahasa Irani) dengan cukup banyak pemakainya di daearh Kaukasus.

The multitude of Middle Iranian languages and peoples indicate that great linguistic diversity must have existed among the ancient speakers of Iranian languages.
Beragamnya bahasa dan etnis Iran Pertengahan menunjukkan bahwa keberagaman bahasa telah ada di antara penutur-penutur bahasa Iran terdahulu.

Armenian borrowed so many words from Iranian languages, for example, that it was at first considered a branch of the Indo-Iranian languages.
Bahasa Armenia misalkan telah menyerap banyak sekali kata-kata dari bahasa-bahasa Iran, sehingga pada awalnya bahasa Armenia dianggap cabang bahasa Indo-Iran dan bukan cabang tersendiri dari rumpun bahasa Indo-Eropa selama beberapa dasawarsa.

The Iranian languages are grouped in three stages: Old Iranian (until 400 BC), Middle Iranian (400 BC – 900 AD), and New Iranian (since 900 AD).
Bahasa ini dibagi menjadi tiga tahap sejarah yaitu, bahasa Iran Kuno (sampai 400 SM), bahasa Iran pertengahan (400 SM - 900 M), dan Iran Baru (sejak 900 M).

The Sarikoli language (also Sariqoli, Selekur, Sarikul, Sariqul, Sariköli) is a member of the Pamir subgroup of the Southeastern Iranian languages spoken by Tajiks in China.
Bahasa Sarikoli (juga disebut Sariqoli, Selekur, Sarikul, Sariqul, Sariköli) adalah anggota dari sub-rumpun Timur Laut dari rumpun bahasa Iran yang dituturkan oleh Suku Tajik di Tiongkok.

Ossetic, a remnant of the Scytho-Sarmatian dialect group which was once spoken across the Pontic–Caspian Steppe, is one of the few Iranian languages inside Europe.
Ossetia, sisa dari kelompok dialek Skitia-Sarmatia yang sempat dipakai di sepanjang wilayah Stepa, adalah satu-satunya bahasa Iran yang berasal dari Eropa.

The classification of the Iranian languages is in general not however fully resolved, and the Eastern Iranian languages are not shown to form an actual genetic subgroup.
Klasifikasi di rumpun bahasa Iran itu sendiri secara umum tidak begitu jelas dan bahasa-bahasa Iran Timur juga tidak menunjukkan ciri suatu silsilah.

The languages of the Dardic group share some common defining characteristics, including the loss of aspirated sounds and word ordering that is unique for Indo-Iranian languages.
Bahasa-bahasa dari kelompok Dardik memiliki beberapa karakteristik umum tertentu, termasuk hilangnya suara embusan dan urutan kata yang unik untuk rumpun bahasa Indo-Iran.