moral sense oor Indonesies

moral sense

naamwoord

motivation deriving logically from ethical or moral principles that govern a person's thoughts and actions

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

suara hati

naamwoord

voorbeelde

But it also defines “person” as “a being characterized by conscious apprehension, rationality, and a moral sense.”
Tetapi kamus itu juga mendefinisikan ”pribadi” sebagai ”yang mempunyai ciri-ciri pengertian yang sadar, akal sehat, dan perasaan moral”.

It is a defiled conscience, its possessor being “past all moral sense” and alienated from God.
Pemiliknya ”tidak memiliki perasaan moral” dan terasing dari Allah.

(2 Timothy 3:1-4, New International Version) Many are “past all moral sense.”
(2 Timotius 3: 1-4, New International Version) Banyak orang ”melampaui semua batas perasaan moral”.

(2 Timothy 3:1) The apostle Paul spoke of people “having come to be past all moral sense.”
(2 Timotius 3:1, NW) Rasul Paulus berbicara mengenai orang-orang yang ”melampaui semua [batas] perasaan moral”.

Even among children and youths who are seemingly normal, observers have noticed a blunting of moral senses.
Bahkan di antara anak-anak dan remaja yang kelihatannya normal, para peneliti melihat adanya penumpulan perasaan moral.

Joseph’s moral sense, along with his desire to please Jehovah, made him reject immorality.
Perasaan moral Yusuf, serta hasrat untuk menyenangkan Yehuwa, membuatnya menolak perbuatan amoral.

God has equipped humans with a capacity for moral guidance, an inner moral sense.
Allah telah memperlengkapi manusia dengan kapasitas pembimbing moral, perasaan moral batiniah.

Adultery violated his moral sense.
Perzinaan melanggar perasaan moralnya.

An innate moral sense, or conscience, enabled him to distinguish right from wrong.
Perasaan moral batiniah, atau hati nurani, memungkinkan dia membedakan yang benar dari yang salah.

Those who do not learn such values, as the Bible says, “come to be past all moral sense.”
Orang-orang yang tidak mempelajari nilai-nilai semacam itu, sebagaimana dikatakan Alkitab, ”telah melampaui semua batas perasaan moral”.

Yet, he considered the existence of a Supreme Being to be fundamental to our moral sense.
Namun, ia menganggap keberadaan Pribadi Yang Berdaulat sebagai hal yang fundamental untuk perasaan moral kita.

But imperfection has not stamped out our moral sense.
Tetapi, ketidaksempurnaan belum memadamkan perasaan moral kita.

Their doing that reflects their inner moral sense.
Hal itu adalah cerminan dari perasaan moral dalam batin mereka.

We live in a world where many have “come to be past all moral sense.”
Kita hidup dalam dunia yang banyak penduduknya ”tidak memiliki perasaan moral”.

Unlike the animals, they had a moral sense and were endowed with free will.
Berbeda dengan binatang, mereka memiliki perasaan moral dan secara alamiah dikaruniai dengan kebebasan untuk memilih.

TODAY, Satan’s world has come to be “past all moral sense.”
DEWASA ini, dunia Setan telah ”melampaui semua batas perasaan moral”.

Those who enjoyed such ungodly entertainment truly were “in darkness mentally” and “past all moral sense.”
Orang-orang yang menikmati hiburan yang tidak manusiawi seperti itu benar-benar ”berada dalam kegelapan secara mental” dan ”tidak memiliki perasaan moral”.

Sin makes man unholy, that is, unclean and tarnished in a spiritual and moral sense.
Dosa membuat manusia tidak kudus, yaitu, tidak bersih dan tercemar dalam arti rohani dan moral.

Many are “in darkness mentally” and are “past all moral sense.”
Banyak orang berada ”dalam kegelapan secara mental” dan ”telah melampaui semua batas perasaan moral”.

5 Unlike corrupt individuals who are “past all moral sense,” true Christians are pained by their sinful state.
5 Tidak seperti orang-orang bejat yang sudah ”tidak memiliki perasaan moral”, orang Kristen sejati merasa pedih karena keadaan mereka yang berdosa.

(Jos 3:5) In all cases the term has a religious, spiritual, and moral sense.
(Yos 3:5) Dalam semua kasus itu istilah tersebut mengandung makna religius, rohani, dan moral.

5 Such thinking had a negative impact on their judgment and moral sense, their conscience.
5 Pemikiran seperti itu berdampak buruk atas penilaian dan perasaan moral mereka, yaitu hati nurani mereka.

Try to avoid people and situations that may throw your moral sense off course! —Proverbs 13:20.
Berupayalah menghindari orang dan situasi yang bisa mengacaukan pertimbangan moralmu yang baik! —Amsal 13:20.

God’s compassionate dealing with imperfect mankind, however, does appeal to our moral sense.
Akan tetapi, belas kasihan Allah dalam memperlakukan umat manusia yang tidak sempurna betul2 menggerakkan perasaan moral kita.

Why do these not get settled through the careful use of the moral sense?
Bagaimana kaitan antara cara penggunaannya dengan kaidah-kaidah moral?