self-centeredness oor Indonesies

self-centeredness

naamwoord

concern only for oneself

Vertalings in die woordeboek Engels - Indonesies

egoisme

naamwoord

voorbeelde

A spiritually unhealthy habit, masturbation instills attitudes that foster self-centeredness and corrupt the mind.
Masturbasi, suatu kebiasaan yang tidak sehat secara rohani, menyebabkan seseorang hanya memikirkan kepuasan diri sendiri dan hal-hal yang bejat.

(Mark 12:31; Leviticus 19:18) This does not mean self-adulation or self-centeredness.
(Markus 12:31; Imamat 19:18) Ini tidak berarti memuja diri sendiri atau berpusat pada diri sendiri.

Thus, some of the values that need to change include selfishness, greed, ignorance, shortsightedness, and self-centeredness.
Jadi, beberapa nilai yang perlu diubah mencakup sikap mementingkan diri, ketamakan, ketidaktahuan, kepicikan, dan egosentrisme.

It promotes self- centeredness.
Hal ini memacu semangat mementingkan diri.

Jehovah again lovingly corrected the prophet, who had displayed self-centeredness.
Sekali lagi Yehuwa dengan pengasih mengoreksi sang nabi, yang sempat memperlihatkan sifat mementingkan diri itu.

What can create self-centeredness?
Apa yang dapat menimbulkan sifat egosentris?

(Isaiah 22:17-19) Because of his self-centeredness, Shebna will not have even an ordinary tomb in Jerusalem.
(Yesaya 22:17-19) Karena berfokus pada diri sendiri, Syebna bahkan tidak akan mendapat makam untuk orang kebanyakan di Yerusalem.

Selflessly serving in a marriage relationship requires patience and persistence in a world that relentlessly encourages self-centeredness and selfishness.
Secara tidak egois melayani dalam hubungan pernikahan memerlukan kesabaran dan keuletan dalam sebuah dunia yang tanpa iba mendorong pemusatan pada diri sendiri dan keegoisan.

Furthermore, being entertained by material that features sex can create an improper “sexual appetite” and lead to self-centeredness, making common and crude what should be beautiful.
Selain itu, seseorang yang senang dengan bahan-bahan yang menonjolkan seks dapat membangkitkan ”hawa nafsu” yang tidak patut dan menimbulkan sifat egosentris dan membuat sesuatu yang seharusnya indah menjadi hal yang biasa dan kasar.

And while conditions of depravity are more serious, we also protect children from other detrimental conditions, such as expectations that are too high or too low, overindulgence, over scheduling, and self-centeredness.
Dan sementara kondisi kebejatan moral menjadi semakin serius, kita juga melindungi anak-anak dari kondisi yang merusak lainnya, seperti pengharapan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, pemanjaan yang berlebihan, jadwal yang berlebihan, dan sifat egosentris.

So many of the problems in the world today spring from selfishness and self-centeredness in which too many make harsh demands of life and others in order to meet their demands.5
Begitu banyak masalah di dunia zaman sekarang muncul dari sifat mementingkan diri dan pemusatan pada diri sendiri dimana terlalu banyak orang menuntut banyak dari kehidupan dan sesama untuk memenuhi tuntutan mereka.5

And little wonder when we consider who is the god of this world —Satan the Devil, the greatest exponent of self-centeredness, whose pride and rebellious spirit permeate human society! —John 8:44; 2 Corinthians 4:4; 1 John 5:19.
Dan, hal ini tidak mengherankan apabila kita memperhatikan siapa allah dunia ini —Setan si Iblis, pendukung terbesar semangat mementingkan diri, yang sikap sombong dan memberontaknya menyebar ke seluruh masyarakat manusia! —Yohanes 8:44; 2 Korintus 4:4; 1 Yohanes 5:19.

This is perfect in that it clearly opposes self- centeredness and selfishness to compassion, the concern for others, and, further, it indicates that those caught in the cycle of self- concern suffer helplessly, while the compassionate are more free and, implicitly, more happy.
Hal ini sempurna dalam arti bahwa dia menentang keinginan untuk mementingkan diri sendiri dan perasaan egois dibandingkan dengan rasa belas kasih, dan memperhatikan orang lain, dan juga, hal ini menandakan bahwa mereka yang terjerumus dalam siklus yang hanya memperhatikan diri sendiri akan menderita tidak berdaya, sedangkan rasa belas kasih lebih bebas dan secara implisit lebih bahagia.

This is perfect in that it clearly opposes self-centeredness and selfishness to compassion, the concern for others, and, further, it indicates that those caught in the cycle of self-concern suffer helplessly, while the compassionate are more free and, implicitly, more happy.
Hal ini sempurna dalam arti bahwa dia menentang keinginan untuk mementingkan diri sendiri dan perasaan egois dibandingkan dengan rasa belas kasih, dan memperhatikan orang lain, dan juga, hal ini menandakan bahwa mereka yang terjerumus dalam siklus yang hanya memperhatikan diri sendiri akan menderita tidak berdaya, sedangkan rasa belas kasih lebih bebas dan secara implisit lebih bahagia.

(3) “Pursue the Surpassing Way of Love.” (w92 7/15 27-30) First Corinthians 13:4-8 shows why we patiently put up with the imperfections of others, avoid self-centeredness and competition, do not spread harmful gossip, and remain loyal to God’s organization.
(3) ”Menempuh Jalan Kasih yg Jauh Lebih Unggul”. (w92-IN 15/7 27-30) Satu Korintus 13:4-8 memperlihatkan mengapa kita bertahan dng sabar menghadapi ketidaksempurnaan orang lain, menghindari sikap mementingkan diri dan persaingan, tidak menyebarkan gosip yg berbahaya, dan tetap loyal kpd organisasi Allah.

Those familiar with Bible prophecy are not surprised at this widespread self-centeredness, for Jesus Christ warned his listeners: “Broad and spacious is the road leading off into destruction, and many are the ones going in through it; whereas narrow is the gate and cramped the road leading off into life, and few are the ones finding it.”
Mereka yang mengenal baik nubuat Alkitab tidak merasa heran dengan keadaan mementingkan diri yang meluas ini, karena Yesus Kristus memperingatkan para pendengarnya, ”Lebar dan luaslah jalan yang menuntun ke dalam kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; sedangkan sempitlah gerbang dan sesaklah jalan yang menuntun ke dalam kehidupan, dan sedikit orang yang menemukannya.”